PART 56

1.7K 233 43
                                    

Maaf ya teman-teman kemarin aku kerjaan banyak. Mo up belum selesei edit dan nyiapin bab. Jadi, aku up sesuai hari saja.

Dahlah, ya langsung cuss aja. Eits, jangan lupa tap bintang 🌟 dan follow AUTHOR-nya hihi.

Happy Reading

❤️❤️❤️

Menjadi pusat perhatian itu sangat tidak menyenangkan bagi sebagian orang termasuk aku. Tapi, untuk hal ini, aku tidak memikirkannya. Sudah sejak awal aku berusaha menahan kaki agar tidak berlari menghambur ke pelukan lelaki yang tengah berdiri di atas stage itu.

Ucapan demi ucapan yang keluar dari bibir Rafael membuatku tidak merasa sia-sia telah menantinya selama ini. Cintanya masih utuh seperti saat dia meninggalkan aku. Tidak bergeser atau bahkan menjauh. Mengetahui perasaannya masih sama dengan perasaan yang aku punya, membuatku tidak bisa lagi menahan buncahan di dada.

"Kalila, will you marry me?"

Tepat setelah pertanyaan itu meluncur dan didengarkan oleh semua yang menghadiri acara ini, air mataku jatuh menetes. Bukan hanya setetes dua tetes, melainkan mulai mengalir bak anak sungai tanpa aku minta.

Tepuk sorai menggema diiringi bebunyian yang terus meneriaki kata-kata penyemangat.

"Terima! Terima! Terima!"

Gaduh sudah. Aku pun tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanku. Apa lagi saat Rafael turun dari stage dan berjalan perlahan ke arahku disaksikan berpuluh-puluh pasang mata.

"Ayo! Nona Kalila! Terima lamaran Tuan Rafael. Buat semua jomlowati di sini gigit jari." MC acara tidak ketinggalan ikut mengompori.

Maka, ketika Rafael tiba di hadapanku, lalu bersimpuh dan meraih kedua tanganku, jawaban yang seharusnya aku keluarkan malah tersangkut di pangkal tenggorokan.

"Kalila, please ... jangan buat aku kecewa lagi. Kamu mau kan menikah denganku?"

Aku melepas genggaman tangannya, dan itu cukup membuat Rafael tersentak. Aku mengusap kasar air mata, lantas berdiri. Suasana mendadak hening ketika aku belum juga memberikan jawaban.

"Berdirilah, Rafael," pintaku parau. Aku bisa melihat ketegangan di wajah lelaki itu.

"Sebenarnya aku kecewa, karena kamu sudah membiarkan aku menunggu terlalu lama. Aku pikir kamu sudah melupakan aku. Aku pikir kamu—"

"Aku minta maaf, karena baru datang menemuimu. Tapi sungguh, sedetik pun aku tidak pernah berhenti memikirkan kamu, aku—"

Bruggh!!!

Cukup! Aku tidak mau memainkan drama di depan banyak orang. Aku langsung saja menubruk dada Rafael dan mendekapnya erat.

"Aku mau menikah denganmu," bisikku pelan. Rafael membalas pelukanku tak kalah erat. Hanya dengan begini saja, mereka pasti tahu jawaban apa yang sudah aku beri, 'kan?

"Wah, akhirnya mereka official Guys!"

Tepuk tangan serta teriakan heboh kembali terdengar memenuhi gedung ini. Rafael melepas pelukannya dan merangkul pundakku. Mengacungkan ibu jarinya kepada semua yang hadir di acara ini. Kali ini, aku benar-benar malu. Kesadaranku kembali menguasai.

"Selamat buat Rafael yang akhirnya official dengan Kalila. Nggak sia-sia lo ngadain acara reuni ini. Perlu kita ketahui, Guys. Acara kali ini disponsori penuh oleh Bos Rafael demi melamar Kalila."

Apa? Mataku melebar memandang mahluk ganteng yang terus merangkulku. Dia tersenyum sembari mengerlingkan matanya.

"Selain Rafael-Kalila, apa ada lagi yang ketemu jodohnya pada acara ini? Siapa tau, 'kan ...?"

In Between 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang