Cepet ya kemarin vote sampe 100, So aku up lagi hari ini. Buat kalian yang nggak jadi silent reader, big thanks and I love you pul!
Jangan lupa follow AUTHOR-nya ya, Gaes. Tak kenal maka tak sayang. Hihi.
Happy reading!
❤️❤️❤️Akhirnya langkahku semakin dekat dengan orang yang pernah mengisi hariku selama dua tahun. Orang yang sempat mencurahkan perhatiannya padaku. Orang yang dengan sabar menghadapi egoku. Wishnu. Aku bisa melihat binar matanya memancarkan kebahagiaan. Sama sekali tidak ia tutupi. Hanya saja, begitu aku sampai di hadapannya, binar itu perlahan surut. Kami bersitatap sesaat sebelum aku melempar senyum dan memberi selamat padanya.
"Selamat ya, Mas. Atas pernikahanmu." Hanya itu yang sanggup aku katakan. Doa-doanya biar aku ucapkan dalam hati saja.
"Terima kasih ya, Lila. Kamu udah mau datang ke sini."
Tentu saja, aku akan datang. Menyaksikan dan memastikan orang yang aku sakiti bahagia dengan pasangan sejatinya.
Aku hanya mengangguk lantas bergeser ke mempelai wanita yang terlihat sangat anggun itu. Wishnu masih saja memandangku. Bahkan aku bisa merasakan dia terus memperhatikanku. Hingga saat sesi pemotretan dia memintaku agar berdiri di sebelahnya. Sebenarnya aku agak kaget dengan permintaannya. Tidak enak dengan pengantin wanita. Tapi kemudian, aku menurut. Toh ini mungkin hal terakhir yang bisa aku lakukan.
Sampai kemudian turun panggung, masih bisa aku rasakan Wishnu terus memandangku. Aku dan Ersa langsung menuju stand-stand yang penuh dengan menu istimewa. Tante berbaur dengan teman sesama dokternya. Aku bisa mengantisipasi ini makanya aku mengajak Ersa ikut.
"Wah, Lil. Makanannya enak-enak. Dari yang modern sampe tradisional pun ada. Ayolah, kita makan. Gue udah laper. Tadi nggak sempet makan."
Ketika aku sudah selesai mengambil makanan, Tante Vira terlihat akan menghampiriku. Dia membawa seseorang. Ersa di sampingku langsung menjawil lenganku.
"Tante lo bawa kandidat calon mantu lagi tuh," katanya menggerakkan dagu.
"Duh, males bener kalau iya," sahutku jengah.
"Keren cowok itu, Lil. Pasti dokter. Buat gue aja gimana?"
Aku meringis, melihat Ersa yang sudah merapikan dandanannya. Piring makanannya dia letakkan di meja kembali. Bersiap menyambut kedatangan Tante dan laki-laki entah siapa.
"Nah, dokter. Ini dia keponakan saya sama temannya," ucap Tante Vira begitu sampai di hadapanku dan Ersa.
"Lila, Ersa. Ini dokter Ananta, spesialis anak."
Dokter Ananta mengulurkan tangan lengkap dengan senyum menawan. Dokter Ananta ini posturnya mirip dengan Rafael. Memiliki kulit putih dan ada kacamata bertengger pas di hidung bangirnya. Tapi, tetap saja dia terlihat biasa saja di mataku.
"Ananta." Suaranya mantap dan tegas. Seolah benar-benar menunjukkan masa depannya yang jelas.
"Ersa." Ersa yang lebih dulu menyambut tangannya. Kurasa dia sedang membuat senyuman termanis. Tapi itu justru membuatku mual melihatnya.
"Kalila." Aku baru menyahut kemudian. Sedikit kurang antusias.
"Dokter bekerja di rumah sakit yang sama kayak Tante Vira, ya?" tanya Ersa memulai percakapan.
"Benar, belum lama sih baru sekitar tiga bulanan," jawab dokter itu ramah. Ciri khas dokter anak banget.
"Memang sebelumnya di mana?" tanya Ersa lagi. Dia tampak antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Between 1 (END)
ChickLit°°FOLLOW AUTHORNYA DULU SEBELUM BACA YA GAES 😉 Bertemu dengan cinta masa lalu kadang terasa menyenangkan. Apalagi jika cinta itu sampai sekarang belum move on. Aku senang melihatnya kembali. Di sini dia begitu jelas terlihat. Bersamanya setiap wak...