PART 20

2.5K 232 6
                                    

“Hai, Guys! Attention please

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Hai, Guys! Attention please..., “ seru Via.

Semua kepala menoleh ke arahnya. Via dengan wajah ceria tersenyum lebar. Gadis berponi itu lantas berdehem pelan sebelum melanjutkan orasinya. Semua kompak memandangnya menghentikan aktivitas pekerjaan sejenak.

“Jadi gini, Gaes. Hari ini gue ultah. Kalian nggak ada yang ingin kasih ucapan ke gue gitu?”

Aku geleng-geleng kepala. Tapi, sedetik kemudian semua pada berebut memberi ucapan selamat pada Via. Gaduh seketika.

“Jadi? kue ulang tahunnya mana?” tanya Farhan.

“Yee, harusnya tuh kalian dong yang kasih gue kue ulang tahun.” Via bersungut sebal. Semua tergelak.

“Sori, Via, kita lupa.”

“Jahat kalian tuh emang.”

“Udah gede ini ngapain juga pake acara potong kue segala. Kayak bocah aja.”

Farhan memang kadang ucapannya kebangetan. Yang lain herannya pada ikut mengamini. Via terlihat makin kesal.

“Padahal tadinya gue mau traktir kalian makan malam, tapi berhubung kalian nggak ingat ya sudah gue batalin.” Via pasang muka cemberut.

“Wah, syukuran itu perlu loh.”

Aku memutar bola mata. Kalau sudah dengar kata traktir aja langsung deh berubah opini.

“Bodo amat ah! Kalian semua jahat.” Via kembali duduk di tempatnya diikuti suara cekikikan mereka.

Beberapa saat kemudian, pintu terbuka, OB mendorong sebuah troli makanan berisi cake coklat lengkap dengan lilin di atasnya. Dan, seketika nyanyian selamat ulang tahun menggema di kantor divisi keuangan.

Via terlihat langung sumringah kembali. Semua orang yang ada di ruangan ini merapat. Suasana gaduh pun tak bisa terelakkan. Tepuk tangan terdengar riuh ketika Via meniup lilin dengan angka 25 di atas cake.

“Terima kasih ya, Gaes, gue pikir kalian lupa. Hehe. By the way, siapa yang pesan kue ini?” tanya Via.

Semua mata tertuju padaku. Aku nyengir saat Via lalu memelukku dari samping.

“Terima kasih, Lil. Lo emang daebak.”

“Kelihatannya kuenya enak. Potong dong, Vi!” celutuk Agus. Pria paling ceking di kantor ini.

“Oke, sebentar.”

Potongan pertama Via kasih ke aku sebelum semua dibagi rata.

“Nah, Gaes. Ntar malam datang yah ke resto sunda yang dekat gedung Rajawali. Di sana ada perayaan kecil-kecilan.”

Semua bersorak gembira akhirnya Via melanjutkan acara traktir mentraktirnya. Via itu anak dari Pak Burhan Direktur Produksi di sini. Dan, perayaan seperti ini sudah biasa dia lakukan setiap tahunnya.

In Between 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang