Part 9. KAFKA'S SECRET

8.4K 1.1K 164
                                    

"Kaf."

Seorang perempuan dengan surai berwarna hitam kecoklatan sebahu, menghampiri Kafka dari arah belakang. Tidak ada yang tahu kalau keduanya memiliki hubungan saudara sepupu. Mama dari Laras adalah kakak tertua dari papanya Kafka.

Kisah kelam pernikahan Liana, Mama Laras yang tidak disetujui Opa dan Oma, membuat Laras terpaksa tinggal jauh dari Jakarta. Baru saat SMA, Laras kembali ke ibu kota. Namun kedua orangtuanya pulang membawa status baru bernama perpisahan.

Liana akhirnya kembali tinggal di rumah orangtuanya. Sementara Laras, tadinya sempat terombang-ambing antara tinggal dengan mama atau papanya. Dia putri tunggal. Setahun kemudian, papanya menikah lagi dan kini Laras memiliki dua adik tiri.

Akhirnya saat kelas dua SMA, Laras memilih tinggal di rumah berdua dengan Bi Santi, pengasuhnya sejak kecil. Rumah itu dibelikan oleh papa Kafka. Kedua orangtua Kafka rutin mengunjungi Laras setiap bulan dan menanggung biaya hidupnya.

Sejak itulah, Kafka mulai dekat dengan kakak sepupunya. Ia baru menyadari kalau Zufar adalah teman dekat Laras, sejak ia mendapati foto-foto Zufar di galeri ponsel perempuan itu. Larasati Amira, adalah sosok kakak perempuan yang tidak pernah dimiliki Kafka.

Kedua kakak kandung Kafka adalah laki-laki, bernama Kenzo dan Kenzi. Kenzo adalah dokter gigi Spesialis Bedah Mulut. Sementara Kenzi adalah dokter umum yang menjadi direktur di RS Permata Raya, tempat Kafka bekerja.

Pertemanan Kafka dengan Zufar, bukan tanpa sebab. Selain takdir yang mempertemukan mereka saat sedang menempuh pendidikan, Zufar banyak membantu tugas-tugas kuliahnya.

Awalnya Kafka tidak begitu cocok dengan kepribadian Zufar yang datar dan cenderung lurus. Zufar tipikal pria yang mematuhi segala aturan. Kadang Zufar bisa keras kepala mempertahankan pendapat, membuat keduanya kerap kali bertengkar.

Kafka sampai heran, mengapa Laras bisa tahan menjadi teman Zufar selama bertahun-tahun. Laras sengaja mencari kekasih dan putus sambung, hanya untuk menarik perhatian Zufar.

Satu hal yang kemudian menjadi fokus Kafka akhir-akhir ini. Ketika ia melihat gelagat tak biasa dari Zufar. Apalagi kalau bukan temannya itu menaruh hati pada asistennya yang baru.

Siapa lagi kalau bukan Fiyya Zahrana. Kafka tidak berbohong ketika mengatakan ia juga mengagumi kepribadian Fiyya. Gadis itu memang baik hati dan tulus kepada siapa pun yang dia temui.

Jauh di dasar hati Kafka, ia menyimpan rahasia dari siapa pun. Ada niatan lain dalam dirinya. Ia sengaja mendekati Fiyya untuk menjauhkan gadis itu dari Zufar. Ia harus menjaga agar hati Zufar tidak berpaling dari Laras.

Kafe "Senja Kita".

Kafka sengaja memilih lantai dua dan pemandangan outdoor kota Jakarta menghiasi langit malam.

"Kaf, kalau aku menanyakan langsung perasaan Zufar, bagaimana menurut kamu? Aku nggak bisa lebih lama lagi menunggu. Usiaku sudah cukup tua untuk menikah, sementara ia nggak juga peka sama perasaanku."

Kafka memanggil pramusaji untuk mencatat pesanan makanan dan minuman Laras.

"Aku butuh waktu sedikit lagi, Kak. Sabar ya, aku akan minta Zufar buka perasaannya untuk Kakak."

Laras mendesah perlahan. Sejujurnya dia tidak siap untuk terluka. Terlebih satu bulan terakhir ini, komunikasinya dengan Zufar jauh berkurang dari biasa.

Tidak ada lagi Zufar yang antusias mendengarkan ceritanya. Pertemanan mereka selama lebih dari delapan tahun, terkoyak begitu saja karena Kafka memberitahu sebuah fakta baru.

"Apa benar Zufarku jatuh cinta dengan perempuan lain?"

Laras tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya.

DEBARAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang