Part 32. CATCH HIS LOVE

6.6K 861 99
                                    

"Kamu tidak perlu tahu,
Betapa kini aku berjuang,
Membawamu kembali.

Aku hanya ingin kamu,
Selalu mengingatku,
Sebagai cinta sejatimu."

***

Layar televisi menunjukkan berita kepada publik, mengenai perusahaan yang terlibat dalam bencana banjir di kota Pandan Asri. Akibat area hutan yang seharusnya masuk kawasan penghijauan, kini berubah jadi perumahan mewah.

Beberapa malam sebelumnya hujan turun deras dan banjir kembali melanda beberapa desa di kota Pandan Wangi. Di layar terlihat tinggi banjir mencapai dada manusia dewasa. Banjir yang menggenang sampai ke rumah sakit Pandan Asri, mengakibatkan RS tersebut kolaps.

Dokter Sultan telah menarik semua dokter yang dikirim kesana. Fiyya sedih ketika melihat berita itu, tapi dia juga bersyukur karena Allah masih melindungi dia dan suaminya dari musibah banjir kedua.

Hari ini sudah terhitung hari keenam sejak Zufar pindah dari HCU ke ruang perawatan biasa. Sebelumnya sudah lebih dari dua pekan Zufar dirawat di Ruang Intensif.

Sejak kemarin, Zufar sudah ribut ingin minta pulang. Dr Sulaiman akhirnya mengizinkan pulang hari ini setelah Zufar selesai fisioterapi. Tidak banyak yang berubah sejak kecelakaan itu, karena Zufar masih sering mendiamkan Fiyya.

Fiyya menduga karena dipicu kejadian waktu dia tidak jadi datang menemani suaminya. Meskipun Fiyya sudah meminta maaf, Zufar masih saja mengacuhkannya. Tapi Fiyya tidak terlampau sakit hati, karena dia tengah menyembunyikan rasa bahagia.

Sudah lewat dua pekan dari saat terakhir Fiyya melakukan test pack. Pagi tadi dia hanya ingin menuntaskan rasa penasaran, karena bulan ini dia belum juga menstruasi.

Kedua manik Fiyya menangkap dua garis merah yang semakin terlihat nyata di alat tes kehamilan yang dia pakai. Dia sempat terpaku beberapa menit dan kemudian setelah mandi dia kembali memandang test pack itu.

Allah SWT menyelamatkan Fiyya dan suaminya dari musibah yang lebih besar, yaitu bencana banjir. Allah juga memberikan anugerah terindah dalam hidup Fiyya. Ada kehidupan baru yang bersemayam di rahim Fiyya dan rasanya luar biasa bahagia.

Fiyya sengaja mendaftar ke poli kandungan di RS dekat dengan rumah. Sebelum menjenguk suaminya, dia ingin memastikan apakah benar-benar hamil.

Dia bersabar menunggu dr Arini SpOG yang baru mulai praktek jam sembilan pagi. Pandangan Fiyya beralih ke beberapa pasien yang mulai datang ditemani suaminya. Berbeda dengan dirinya yang datang sendirian, karena keadaan.

Fiyya berusaha tidak sentimentil. Musibah yang dia alami, menjadikan dirinya sosok yang tangguh. Bukan lagi Fiyya yang cengeng dan mudah patah. Allah seperti 'memaksa' dia keluar dari zona nyaman, namun di saat yang sama Allah juga memberikan pertolongan.

"Dokter Fiyya Zahrana, silahkan masuk."

Fiyya masuk ke kamar praktek, dengan nomor urut tiga. Dokter Arini menyapa ramah dan mempersilahkan Fiyya duduk. Beliau kemudian menanyakan adakah keluhan yang dirasakan dan hari pertama haid terakhir Fiyya. Hanya di dua pekan awal Fiyya mual muntah.

Namun beberapa setelahnya, keluhan mual muntah sudah berkurang. Tidak hanya nafsu makannya yang pulih, tapi Fiyya makan jauh lebih banyak dari biasa. Tidak heran dua minggu ini badannya terlihat lebih berisi dan pipinya semakin tembam.

Fiyya diminta oleh dr Arini berbaring di tempat tidur untuk dilakukan pemeriksaan USG. Sungguh dia berdebar, memastikan ada kehidupan baru tumbuh dalam rahimnya.

"Alhamdulillah, sudah ada kantong kehamilan dan janinnya Dok. Ini masih kehamilan awal dan cukup rentan. dr Fiyya jangan capek-capek dulu ya. Saya akan memberikan resep vitamin dan obat penguat kandungan, karena dr Fiyya beberapa hari lalu sempat flek."

DEBARAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang