2.MENIKAH

787 323 235
                                    

"Apa kamu ingat awal pertemuan kita? Terkadang semesta selucu itu mempertemukan tanpa sengaja dan memberikan kisah
yang tidak bisa dilupakan"

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

2. Menikah ❁ཻུ۪۪⸙ ͎. 

HAPPY READING

Kebahagiaan yang meluap di segala penjuru rumah ini tidak mampu menyelinap dalam sanubari. Langit menghembuskan nafas panjang, berusaha untuk meredam segala gejolak di dalam dada.

Melihat mereka berada di sebuah pelaminan, Langit merasakan sakit yang mendalam pada ulu hatinya.

"Harusnya sekarang gue yang bersanding dengan Navya. Bukan dia," Batin Langit.

Perlahan, perasaan aneh mulai merajai pikiran Langit. Setiap debar kecewa telah di leburkan kedalam titik pasrah. Meskipun Langit mencoba untuk melupakan. Namun, banyangan perempuan itu enggan berlalu dari kalbu. Bayangannya terus menyusup ke relung jiwa. Mengingatkan beragam memori indah yang pernah dilewati bersama. Kemarin, bulan lalu, hingga satu tahun berlalu.

Hancur tanpa harap untuk kembali bersatu.

Lamunan kembali teringat pada kejadian malam kemarin, yaitu awal dari sebuah kehancuran. Seorang perempuan memberi kabar sebuah perjodohannya dengan lelaki lain, serta mengantarkan sebuah undangan bersampul merah jambu ke rumah Langit.

Langit mencoba memperhatikan dengan saksama. Netranya membulat sempurna ketika mengamati sepasang nama yang tertampang jelas di sebuah undangan. Mendadak, seluruh tulang belulang terasa kaku tak mampu untuk sekedar menopang tubuh.

Langit tersungkur di depan pintu seraya meremas kertas dalam genggaman. Lemas. Tangan gemetar, jantung berdetak tak karuan. Air mata seakan mengalir tanpa izin.

"Lang, lo baik-baik aja kan?" Ucap Angkasa sembari menepuk bahu Langit.

Langit menoleh, "Gue baik." Ucapnya dengan cepat lalu menampilkan senyuman.

"Gue tau gimana keadaan lo sekarang Lang, gue tau sekarang lo pasti kecewa, marah, sedih, rasanya seakan kumpul menjadi satu. Dan sekarang, melihat seseorang yang telah menjadi pelangi dalam kehidupan lo, mulai sekarang nggak akan pernah lagi menerangi hari-hari lo seperti biasanya, Lang. Semuanya bakalan berubah mulai hari ini, disini." Ucap Angkasa.

"Sekarang tugas lo buat bahagia Navya sudah selesai. Dan sekarang, adalah waktunya buat lo bahagiain diri lo sendiri. Ikhlaskan dan lupakan hal-hal yang membuat hati lo sakit." Ucapnya kembali.

"Tapi naif. Gue bukan malaikat, Sa. Harusnya gue yang berada di pelaminan itu, bukan perjodohannya"

"Lo boleh merindukannya, lo juga boleh meminta pada Tuhan mu untuk bisa bersama kembali, tapi jika takdir berkata lain maka lo juga harus bisa menerima takdir lo, Lang"

"Dan jangan pernah lo rebut dia dengan kebahagiaannya, jika bahagianya bukan bersama lo, maka lo tidak harus memaksanya agar dia bisa bersama. Lo harus ingat bahwa yang indah itu tak harus menjadi milik kita. Meskipun bukan rumah bagi dia setidaknya dia pernah singgah dan menjalin kisah indah bersama lo walau hanya sesaat. Ingat itu, Lang." Ucap Angkasa sambil menepuk pelan bahu Langit yang berada di sebelahnya.

Langit Artharendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang