28.TANTANGAN=JADIAN?

159 50 11
                                    

“Esok, lusa dan hari-hari selanjutnyanya ialah kita berdua.”

Langit Aksara Artharendra

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

28. Tantangan = jadian? ❁ཻུ۪۪⸙ ͎. 

HAPPY READING

Tak terasa malam pun tiba, usai makan malam akan ada pesta api unggun kecil-kecilan. Akan menghabiskan malam yang panjang dengan begadang. Saat ini, semuanya tengah mempersiapkan diri untuk acara api unggun yang akan segera di nyalakan.

Disana tumpukan kayu bakar sedang di susun oleh beberapa siswa. Sebelum makan malam, siswa tersebut mencari dan mengumpulkan kayu yang tak jauh dari tenda.

Tak butuh waktu lama, guru pelaksana camping tersebut langsung menyalakan apinya. Seketika kayu kering itu terbakar sempurna sampai ke puncak tumpukan. Menciptakan nyala api yang indah dan mampu membunuh hawa dinginnya malam. Malam ini tidak benar-benar gelap, selain nyala api unggun yang mampu membantu penerangan.

Langit rupanya cukup bersahabat. Bulan bersinar terang, bintang-bintang bertaburan membentuk radiasi yang luar biasa memukau.

Saat ini mereka semua sedang berkumpul mengelilingi api unggun. Malam ini sangat terasa bagitu dingin, tapi menyenangkan karena mereka semua sangat bahagia bisa berkumpul bersama dan saling bercanda tawa.

Langit, Angkasa dan juga Rey mengambil jagung bakar yang telah di bakar di api unggun tersebut. Langit mengambil dua jagung bakar, matanya seolah langsung tersorot pada seseorang yang tengah asik mengobrol dengan sahabat-sahabatnya di bawah pohon yang sedikit rimbun, yang berada di sebelah tenda miliknya.

Langit berjalan menuju Mentari, di ikuti oleh Angkasa dan juga Rey di belakangnya.

“Mentari, Langit tuh” ucap Carissa sambil melirik Langit membuat Mentari mengikuti arah mata Carissa.

Langit langsung memberikan jagung bakarnya pada Mentari sebelum dirinya duduk di sebelahnya.

Mentari langsung menerima jagung tersebut. “Thanks ya” ucap Mentari membuat Langit menganggukan kepalanya.

“Kenapa pada kumpul di sini, bukannya kalian yang menanti-nanti acara api unggun ini ya” ucap Langit.

“Di sana rame banget. Mending di sini aja yang sepi” balas Carissa.

“Kalau siang di sini masih sejuk, malamnya jadi dingin banget gini. Jadi pengin pindah rumah ke daerah sini” celetuk Rey di tengah-tengah keheningan yang melanda semuanya.

“Carissa, kalau kita udah nikah pindah kesini aja mau nggak?” tanya Rey terkekeh.

“Mau banget,” ucap Carissa membuat semua orang tertawa kekeh.

“Mumpung kita kumpul, gimana kalau kita main Truth or Dare?” usul Viona melirik ke arah semua Mentari, Langit, Angkasa dan lainnya seakan meminta persetujuan.

Meski sempat ragu, tapi akhirnya semua mengangguk setuju.

“Ayo. Kalau kita nggak main ginian, kalian semua gak akan langsung jujur ke kita-kita.” ucap Rey terkekeh.

“Kali aja di antara kalian ada yang punya dendam pribadi sama gue” ucap Rey kembali membuat semua tertawa kekeh.

“Gue, Rey” jawab Angkasa terkekeh.

“Udah gue tebak. Pasti lo, Sa orangnya” ucap Rey.

Mentari yang sedari tadi memakan jagung bakar tiba-tiba harus menelan ludah kasar mendengar perkataan Rey.

Langit Artharendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang