3.MENTARI ARRABEL LIZORA

117 19 8
                                    

Simpan perasaanmu pada posisi yang tepat. Agar ketika semua yang akan terjadi tidak sesuai dengan harapan, kamu tidak akan merasakan sakit yang tak berunjung.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

3. Mentari Arrabel Lizora  ❁ཻུ۪۪⸙ ͎.

❝ HAPPY READING ❞

"WOI, BERHENTI LO!" ucap Langit pada salah satu motor yang telah menggunakan motor trailnya secara ugal-ugalan di hadapannya

Langit langsung mengikuti laju motor trail yang di hadapannya dengan kecepatan tinggi. Hingga akhirnya Langit terus mengikuti laju motor hingga menuju sekitaran permukiman hutan.

Langit mengendarai motornya dengan pelan dan cukup hati-hati. Karena jalanan yang sudah memasuki area hutan. Pemandangan pohon-pohon besar di setiap jalan di sebelah kanan dan kirinya. Serta tanah yang di rambati dengan akar-akar pohon membuat jalanan tersebut berbahaya jika mengendarai motornya secara kebut-kebutan.

Langit terus mengikuti laju motor didepannya itu. Hingga pada akhirnya, Langit langsung menarik rem belakang motornya dengan cepat dan langsung membenarkan motornya yang hampir terjatuh karena mengerem secara tiba-tiba.

Sedangkan motor trail di depannya, terjatuh ke dalam jurang. Pengendara motor tersebut, langsung terguling cukup keras hingga akhirnya tangannya berhasil meraih akar pohon yang merambat. Membuat tubuhnya, terbantu agar tidak terjatuh ke dalam jurang tersebut bersama motor kesayangannya.

Tangan kirinya langsung membuka kaca pada helmnya tersebut. Lalu tangannya langsung kembali untuk memegang erat akar pohon yang cukup kuat untuk menahan dirinya. Kedua kakinya berusaha naik pada tanah yang cukup terjal.

"Tolong"

"Tolongin gue"

Mata Langit tersontak kaget ketika mendengar suara cewe yang meminta tolong. Langit langsung melepaskan helm yang sedari tadi melekat di kepalanya. Dan berlari menuju asal suara tersebut.

Langit langsung turun, dan langsung perpegangan dengan erat pada tangan gadis tersebut. Tangan kirinya juga perpegangan dengan pohon yang berada di sampingnya, agar membantu menarik tubuh gadis tersebut.

Tak lama kemudian, Langit berhasil membantu gadis tersebut. Lalu, Langit langsung melepaskan pegangan tangannya.

Dia adalah Mentari Arrabel Lizora. Kemudian Mentari langsung melepaskan helm yang sedari tadi melekat dikepalanya. Langit tersontak kaget ketika melihat gadis tersebut, ia justru tak menyangka bahwa yang sedari tadi ia mengikutinya bukanlah seorang cowo, melainkan cewe.

Mentari langsung melepaskan kuncir rambutnya, dan menata rambut panjangnya. Membuat Langit justru menatap wajah Mentari lekat sembari menaikkan kedua alisnya. Kemudian Mentari langsung berjalan hendak meninggalkan Langit di tempat, membuat Langit justru memegang cepat tangan Mentari.

"Lo tuh, apaan sih. Udah gue tolongin, juga" ucap Langit pada Mentari

"Terus? gue harus bilang makasih ke lo?" tanya Mentari dengan nada juteknya

"Enggak, seenggak'nya lo harus peduli sama motor lo" ucap Langit menoleh ke arah motor trail yang tergeletak di bawah

"Terus kenapa? Lo mau gue teriak-teriak lebay gitu? Sambil bilang, aduh motor gue, motor kesayangan gue, gitu? tanya Mentari jutek sembari mencontohkan suara lebaynya

"So kaya, lo" ucap Langit cepat

"Terus kalau gue kaya, masalah buat lo?" tanya Mentari yang mulai kesal dengan Langit

"Ya iya lah, masalah buat gue. Udah kaya, belagu lagi" gumam Langit

"Gini ya. Lo jangan ngebenci orang kaya, cuma karena lo nggak kaya" ucap Mentari terus menatap Langit malas

"Enggak ada kerjaan banget, gue benci sama lo" sindir Langit pada Mentari

"Enggak ada kerjaan banget juga, gue harus ngomong sama lo. Nggak penting" ucap Mentari langsung berjalan dan meninggalkan Langit

Langit menatap kepergian Mentari yang perlahan mulai menjauh. Lalu langit langsung berjalan dan menghampiri motornya. Langit mengenakan helmnya dan langsung menyalakan motornya lalu pergi dari tempat tersebut.

Langit menyusul Mentari yang tengah berjalan sendiri. Kemudian Langit menghentikan motornya tepat di hadapannya Mentari.

"Lo mau gue anterin lo pulang, nggak?" tanya Langit pada Mentari

"Nggak. Gue bisa telfon supir" jawab Mentari dengan nada juteknya

"Ya udah, lo telfon sekarang. Siapa tau ada sinyal" sindir Langit membuat Mentari langsung membuka ponselnya

Mentari tersontak kaget ketika melihat ponselnya tidak memunculkan sinyalnya. Karena di sini adalah jauh dari jangkauan.

Sialan. Bener! Nggak ada sinyal disini

"Yuk pulang" ujar Langit sembari menyuruh agar Mentari di antarkan pulang olehnya

"Yaudah, lo tinggal pulang aja. Ngapain lo ngajak-ngajak gue?" tanya Mentari

"Udah. Mendingan gue anterin lo pulang aja. Di sini bahaya, lo mau ketemu sama teman lo?" kekeh Langit di barengi dengan tawaan kecil

"Teman apaan?" tanya Mentari

"Harimau lah. Dia teman lo kan? Secara kan sama-sama serem" ledek Langit

Bukannya mirip sama lo?

"Ish. Ngaco lo, udah lah. Gue bisa pulang sendiri" ucap Mentari

"Yaudah kalau lo nggak mau" ucap Langit menyalakan motornya dan hendak meninggalkan Mentari

Kalau bener disini nggak ada sinyal, terus gue gimana? Masa iya gue disini sendirian, mana tempatnya serem.

"Eh, tunggu!" ucap Mentari menghentikan motor Langit

Langit hanya menoleh ke belakang, lalu membuka kaca helmnya. Dan Mentari langsung berjalan mendekati motor Langit.

"Gue ikut" ucap Mentari kikuk

"Katanya nggak mau" ledek Langit. "Yaudah, cepet naik" ujarnya kembali

Langit langsung mengendarai motornya untuk mengantarkan Mentari pulang ke rumahnya.

"Rumah lo dimana?" tanya Langit sembari menoleh ke belakang

"Di perumahan Gardenia Residence. Rumah nomor B-04" jawab Mentari dan di angguki oleh Langit

Setelah 15 menit. Mereka sampai di depan rumah, di kawasan perumahan elit tersebut. Motor langit berhenti dan langsung mematikan motornya, lalu melepaskan helm-nya tersebut.

"Makasih, lo udah anterin gue pulang" ucap Mentari dengan nada juteknya

Langit menganggukan kepalanya. "Kenalin, gue Langit" ucap Langit menyodorkan tangannya

"Gue Mentari" ucapnya sembari memegang tangan Langit

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

❝ TO BE CONTINUE ❞

Langit Artharendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang