Teruntuk, Makhluk Bumi

528 70 20
                                    

Teruntuk, Makhluk Bumi.

Sebuah pesan dititipkan dari planet lain bernama Pluto.
Seseorang telah kembali dengan perasaan bahagia.
Katanya, terima kasih atas banyaknya hari yang telah terlewati.
Terima kasih atas pengalaman yang teramat berarti.
Juga perasaan yang menetap jauh di lubuk hati.

Kamu, baik-baik di Bumi, katanya.
Tidak akan ada lagi yang namanya pertemuan di antara kita.
Sebuah gerbang tinggi, besar nan lebar membuat jarak antara Bumi dan Pluto kian terasa jauh.
Gerbang itu memaksaku untuk tetap di sana, dan tidak bisa berkunjung lagi ke Bumi.

Kamu, tetaplah jadi matahari yang selalu cerah, di Bumi-mu. 
Akan selalu ada hari baik yang menunggu untuk kamu sapa.
Akan ada banyak manusia lain yang menunggu kamu kembali ceria.
Tersenyumlah lagi, karena yang sudah pergi dilarang untuk kembali.

Jangan coba-coba untuk berkunjung ke tempatku. Itu yang kupinta.
Bumi akan sangat merindukanmu jika kamu pergi, bahkan jika itu hanya untuk sementara.
Berhentilah terpaku pada sesuatu yang tidak akan kembali, kamu hanya akan tersiksa.
Hari murungmu, sudahi saja, hari baru menangis karena kamu tak datang jua.

Si Makhluk Pluto bilang, ada sesuatu yang katanya ingin diungkapkan.
Di sisimu terasa menyenangkan.
Ada banyak emosi yang kau perkenalkan.
Ada banyak pelajaran yang kau berikan.
Kamu mungkin tidak menduga, tapi Bumi dengan kamu di dalamnya, terasa menakjubkan.

Kamu tidak menghadirkan penyesalan.
Justru darimu, aku mengerti bahwa harapan membuatku berani melawan hari yang akan datang.
Aku senang, meski waktu yang kita habiskan tidak banyak, mengenalmu adalah hal berharga.
Aku ingin mengerti dirimu lebih jauh lagi, tapi sepertinya orang lain yang akan memastikan hal itu, nantikan lah.

Pertemuan pertama kita, serta pertemuan terakhir kita.
Masih teringat jelas. Seolah baru terjadi kemarin, dan itu menjadi lembar berharga untukku.
Lembar penuh yang berisikan kisahku dan kisahmu yang terjadi di Bumi.
Bumi tempatmu tinggal, dan aku pernah mampir ke sana.
Sebentar, tapi aku yakin meninggalkan kesan mendalam.
Bukan hanya untukku, kuharap juga untukmu.

Aku tidak ingin berandai-andai.
Karena itu akan menamparku dengan satu permintaan paling mustahil.
Yaitu tetap berada di dekatmu dan terus memperhatikanmu.
Kebiasaan yang selama ini diam-diam kunikmati, dan tidak lagi bisa kulakukan.
Tidak apa, kamu perlu tahu.
Bahwa darimu, sekali lagi aku menemukan sesuatu yang pantas kusebut bahagia.

Ah, ya, sesuatu terlupakan.
Tolong pastikan Bumi akan selalu aman.
Berjanjilah kamu akan hidup nyaman tanpa sebuah rasa yang menjadi beban.
Aku akan selalu mengawasimu dari tempat lain.
Tempat jauh, tak terjangkau, dan tak beralamat.

Yang ini pesan terakhir, katanya.
Maaf karena pergi tiba-tiba.
Kamu mungkin terluka, dan aku yang mengukirnya.
Kamu mungkin menderita, dan akulah penyebabnya.
Untuk kepergianku, dari lubuk hati terdalam, aku ingin meminta agar kamu tetap baik saja.
Tidak untukku, tapi untukmu, untuk Bumi-ku yang senantiasa istimewa.


~~~

Salam hangat,
Ade Puspita Sari.

Terima kasih atas antusias kalian.

Dan,
Sampai bertemu lagi di cerita lainnya.

Gema & Kurcaci Dari Pluto (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang