Happy reading dan jangan lupa voment♥️
***
Gema tahu bahwa semenjak bertemu dengan Aletta, kehidupannya tidak bisa dibilang baik-baik saja. Jujur saja ia benar-benar merasa terganggu dengan tingkah aneh Aletta. Berdoa setiap waktu semoga ke depannya tidak akan berjalan seperti sinetron-sinetron basi di layar kaca.
Awalnya benci lama-lama jadi suka.
Gema tidak mau. Kalaupun terjadi, ia akan meminta agar Aletta berubah dulu menjadi Angelina Jolie. Setidaknya ia tidak akan terlalu menyesal nantinya.
"Gemaaaaa!"
Tuh kan, baru saja dibicarakan, gadis itu sudah muncul entah sejak kapan. Mungkin dugaan Gema tentang Aletta selama ini itu sebuah kebenaran. Bahwa Aletta adalah alien yang tersesat di bumi kita tersayang.
Kalau begitu, apakah harus ia dilemparkan kembali ke planet Pluto?
"Astagfirullah. Sabar Gema, kalo lo nanti udah sukses sendiri, lo bisa jalan-jalan ke luar negeri, menetap di sana terus nikah sama Angelina Jolie. Gak pa-pa sekalipun dia udah punya laki, lo cuma perlu jadi perebut istri orang." Gema bergumam sendiri saat mengayuh pelan sepedanya ke arah gerbang keluar di komplek perumahannya.
Pak Asep membukakan gerbang dengan cepat, setelahnya, wajah itulah yang ia lihat. Tentu dengan senyum ceria, memperlihatkan lesung pipinya ke arah Gema.
"Nyengir mulu, kering nanti gigi lo!"
Aletta tergelak dan mendorong sepedanya agar berdekatan dengan sepeda Gema yang kini sedang dihentikan.
"Masih pagi kamu udah ngegas aja," kata Aletta. Gadis itu memperbaiki posisi helmnya.
"Lo mau keliling dunia segala pake helm?" tanya Gema.
"Ihh, emang Gema gak tau bahaya di jalan raya? Helm itu penting tau."
"Tapi kemaren lo gak pake helm, Alien!"
"Ciee..." Aletta menggerakkan telunjuknya ke wajah Gema. "Tuh kan kamu diem-diem merhatiin aku juga. Tapi kalo kemarin belum punya. Ini baru dibeliin sama Ayah."
Gema membuang muka, segera memasang earphone di kedua telinganya dan kembali menggerakkan kakinya untuk segera mengayuh. Meninggalkan Aletta yang menyusul tergesa di belakangnya.
"Gema, jangan buru-buru! Ini masih pagi kok, jadi gak bakal telat."
Aletta terus mengayuh sepedanya. Berusaha mensejajarkan posisi namun kayuhan sepeda Gema justru semakin dipercepat saja. Alhasil, ia hanya mengikuti. Menjadi pengawal Gema yang berada di belakang cowok itu. Barangkali ada dinosaurus bertengkar dengan kudanil seperti perkataan Gema dua hari lalu, atau binatang di kebun binatang yang lepas.
Astaga, rupanya Aletta sudah sama gilanya seperti Gema.
Sekitar hampir dua puluh menit kemudian, gerbang sekolah sudah kelihatan. Gema menerobos lebih dulu, Aletta hanya mengikuti saja. Gema parkir di dekat pohon mangga seperti biasa, bedanya, kali ini ada sepeda Aletta di samping sepedanya.
"Gema, kalo gowes sepeda itu jangan buru-buru dong! Nanti kaki kamu keserimpet rantai sepeda."
Gema tidak menyahut, ia terus melangkah menuju kelasnya. Sesekali menyahut saat ada teman cowoknya yang menegur, atau tersenyum saat ada siswi yang menyapa. Hanya sekali lihat saja, siapapun akan langsung mudah mengenali sosok Gema.
Gema itu, bisa dibilang cukup populer di kalangan siswa. Baik teman seangkatannya, atau juga adik kelasnya. Sifatnya yang humoris dan ramah membuat siapapun yang tahu namanya tidak segan untuk menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema & Kurcaci Dari Pluto (COMPLETE)
Ficção AdolescenteKata orang, Gema itu menyenangkan. Dia baik, ramah, humoris dan mudah bergaul. Siapapun akan betah berteman dengan cowok itu. walaupun agak sedikit jahil dan menyebalkan, kepribadian Gema memang terlampau menyenangkan. Tapi kalau kata Aletta, Gema...