Bab 26

12.2K 1.9K 157
                                    

Akhirnya Kinan Yudis aku lanjutin di lapak ini aja, gaes. Masa bodoh dengan mirror web. Soalnya, di sini jumlah view dan vote-nya udah tinggi. Sayang, klo di-unpub. Maklum, aku adalah author pecinta vote dan view yang punya impian suatu saat ceritaku bisa meraih 1M view. Hahaha, ngayal tinggi boleh kan?

happy reading ya...


"Tante, nanti siang aku mau diajak Papa beli kacamata." Nola memberitahu Kinan di pagi hari. Anak itu duduk di sebelah Kinan, di tepi ranjang, wajahnya merunduk.

Kinan baru selesai mandi dan sedang mengoleskan krim pagi pada wajah sambil menyimak omongan Nola. Dilihat dari roman mukanya, Nola sepertinya tidak menyambut gembira rencana Yudistira.

"Nola nggak suka dibeliin kacamata?" selidik Kinan.

Nola menggeleng dengan wajah muram.

"Kenapa begitu? Padahal Papa udah repot-repot izin nggak kerja setengah hari, lho." Kinan ingin agar Nola tahu bahwa agenda membeli kacamata ini penting, hingga Yudis harus izin meninggalkan pekerjaan.

"Kalau Nola pakai kacamata, nanti jadi jelek."

Astaga. Dari mana Nola dapat pemikiran itu? Kekhawatiran Nola sudah seperti anak remaja yang takut kehilangan gebetan karena terpaksa memakai kacamata atau kawat gigi.

"Ah, nggak juga. Nola tetap cantik dan imut. Banyak kok bentuk kacamata yang bagus. Warnanya juga cantik-cantik, cocok untuk anak kecil."

"Tapi princess kan nggak ada yang pakai kacamata, Tante."

Ah, jadi dari situlah sumber keresahan Nola. Sepertinya seluruh wanita berkacamata perlu mengirim surat terbuka pada Disney. Tidak baik jika anak-anak sudah teracuni stereotip putri cantik ala Disney yang selalu memiliki rambut panjang, tubuh tinggi dan langsing. Kinan menutup wadah krim pagi dan menyerongkan posisi duduk agar fokus menghadap Nola. Tangan kecil Nola diraih ke dalam genggaman.

"Nola, cantik itu nggak harus kayak Princess Ana atau Elsa,  Cinderella atau Rapunzel."

"Tapi Tante Kinan cantik kayak princess."

Kinan menyelipkan rambut Nola ke belakang telinga. "Suatu saat, mungkin aja Tante akan jadi gendut dan keriput, tapi Tante akan tetap merasa cantik selama badan Tante bersih, harum. Jadi, yang harus kita lakukan supaya terlihat cantik itu menjaga kebersihan badan."

"Kalau Nola pakai kacamata dan rajin mandi, cuci rambut, Nola tetep cantik?"

"Iya, dong. Dan jangan lupa, rajin tersenyum. Karena saat kita tersenyum, kita jadi semakin cantik."

Kinan tidak mau membual tentang inner beauty karena kata cantik memang berhubungan dengan sesuatu yang bisa dilihat mata. Ia membuka ponsel dan mengetik di google. Mesin pencarian lalu menampilkan gambar-gambar anak kecil perempuan yang memakai kacamata. "Nih, lihat. Cantik-cantik kan? Nggak ada yang jelek."

Nola menggeser gambar satu ke gambar lainnya "Wah, ada yang warna pink kacamatanya. Bagus ya, Tante?" Air mukanya sudah kembali cerah, senyumnya pun sudah terbit.

"Tante bilang juga apa. Kacamata dipakai untuk membantu Nola melihat lebih jelas. Kan sebentar lagi masuk SD. Lagian, pakai kacamata itu keren kok. Kelihatan pinter." Kinan berusaha membesarkan hati Nola.

"Tante nggak kepengin pakai kacamata juga?"

"Mata Tante kan baik-baik aja."

"Kenapa mata Nola nggak baik-baik saja, Tante?"

"Mungkin karena Nola terlalu sering lihat hape dan TV dari jarak dekat. Nola juga nggak suka makan sayuran. Padahal di dalam sayuran ada kandungan vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata."

Cinta Tak TergantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang