Kim Taehyung berjalan menyusuri lorong gelap di salah satu bangunan tua terbengkalai yang tertutupi oleh gedung-gedung raksasa di Seoul.
Bau pengap dari lumut basah yang berada di dinding menguarkan aroma tidak sedap.
"Tuan." Pria kekar tinggi berbaju gelap mendekat menyambut kedatangan Kim Taehyung.
"Hm. Sudah mendapatkan hasil?" Kim Taehyung bertanya langsung ke inti tanpa basa-basi. Malam sudah sangat larut, dia berjanji malam ini akan makan malam bersama dengan gadis kecilnya. Sehingga dia harus cepat-cepat pulang ke rumah setelah ini.
"Tidak, Tuan. Sistemnya sangat sulit untuk di retas, Nona Yifei juga mengeluh tidak bisa meretas akun orang ini. Ketika kami ingin meretas, sistem kami justru mendapatkan serangan virus yang tidak di ketahui. Jika terus seperti ini, maka kita tidak bisa menyentuh akun tersebut atau sistem kita bisa terkena imbas."
"Baiklah," helaan lelah keluar dari celah bibirnya yang terbuka. Kim Taehyung menyisir poni hitamnya ke samping, "Akun ini apakah sama dengan akun yang berusaha menjebol sistem perusahaan tahun lalu?"
"Seratus persen tidak. Akun keduanya berbeda, yang pertama terlihat belum terlalu handal mengenai peretasan, sedangkan orang kali ini mempunyai kemampuan lebih tinggi. Kami bahkan tidak bisa meretas akunnya."
"Kalau begitu kirimkan data yang kalian dapatkan akhir-akhir ini. Aku akan mencobanya sendiri di rumah," ujarnya kemudian meraih sesuatu dari saku celana.
Pengawal kekar itu menerima sodoran berupa kunci hitam kecil. Dia bertanya di sela keterkejutan, "Tuan, ini?"
"Itu kunci dari ruangan senjata. Perkembangan pasar gelap semakin meningkat, aku tidak bisa mengawasi secara langsung. Keluargamu telah berjasa turun-temurun di bawah keluargaku. Mulai sekarang, tanggung jawab ini aku embankan padamu. Aku harus segera kembali."
"Terima kasih, Tuan. Anda dapat yakin pada kesetiaan saya." Pengawal tersebut berjalan di belakang Kim Taehyung, mengantarkan Tuannya sampai di depan gerbang tua karatan.
Lingkungan di sekitar bangunan sangat sepi di malam hari. Rumput-rumput liar panjang tumbuh dimana-mana memenuhi tanah luas halaman depan.
Tempat ini dulunya adalah kediaman dari kelurga Kim Taehyung. Rumah berlantai dua dengan gaya minimalis indah di masa lalu telah berubah menjadi bangunan tua tidak terurus.
Pengawal tadi berhenti di tengah halaman, kedua tangannya terjalin di belakang punggung. Usianya sekarang menginjak empat puluh tahun, ketika dia datang pertama kalinya ke rumah ini bersama sang Ayah. Suasana keluarga Tuannya masih damai dan sejahtera.
Tuan Muda sering berlarian dengan kedua tangan membawa mainan robot dan pesawat, waktu itu Tuan Muda berumur sepuluh tahun. Masa dimana anak-anak sering bermain dan tidak ingin belajar.
Tahun-tahun berlalu sangat cepat tanpa dia sadari. Semua kenangan buruk maupun baik teringat jelas seolah peristiwa-peristiwa itu belum lama terjadi.
***
Chou Tzuyu memotong lobak putih besar di dapur. Rambut coklat tua panjangnya tergelung ke atas. Celemek merah muda terpasang di tubuhnya pada bagian depan.
Salah satu maid berkata dari sudut samping, "Nona Muda! Kue buatan anda baru saja matang!"
"Tolong keluarkan kuenya! Aku harus memotong lobak!" Sahut Tzuyu tanpa menoleh. Tangannya tetap sibuk memotongi lobak menjadi bulatan tidak terlalu tebal.
Byun Yanru kembali ke dapur dengan nafas terengah-engah, wajah putihnya merah padam kehabisan nafas setelah berlari kencang dari lantai atas. "Nona Muda, Nona Tziya! Beliau mimisan sangat banyak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]
Fanfiction[Mature🚧] [Taetzu] [Psycho - fanfiction] Dulu, dia sangat senang hidup bersama Paman ketika orang tuanya masih hidup di dunia ini, sehat, dan memberikan banyak kasih sayang untuknya. Namun setelah orang tuanya meninggal, Kim Taehyung mendadak beru...