Lampu mungil berkelap-kelip dari dalam ruangan yang berhiaskan dengan warna-warni yang mencolok. Seorang anak gadis duduk sendirian pada kursi yang terletak di balkon kamar pribadinya. Jemari ramping kurusnya menggenggam erat secangkir coklat panas di kedua tangannya yang putih pucat.
Wajah oval cantiknya merileks kala menghirup aroma hangat berbau harum dari minuman kesukaannya. Sepasang mata kucingnya mendongak menatap langit malam luas yang sepi tanpa ada bintang, hanya ada sang bulan seorang diri.
Menggantung sendirian, terlihat kesepian.
Seperti dirinya.
Chou Tzuyu merasakan panas di kulit lehernya, keseluruhan jemari yang memegangi cangkir sedikit bergetar. Setelah itu deruan nafas berbau mint menyerang indra penciuman sensitifnya.
"Pegang cangkirmu dengan benar, gadis kecil."
Suara lembutnya mengalun membawa kehangatan yang panas.
"Paman, kapan Paman pulang? Kenapa aku tidak mendapat kabar atau melihat mobil yang datang memasuki rumah?" Gadis itu bertanya mengalihkan topik. Beringsut ke samping menghindari wajah pria menawan di belakang yang hendak menenggelamkan wajah di lekukan leher putihnya.
Kim Taehyung mengerutkan kening. Mata tajamnya berkilat dingin, dia bisa melihat gadis kecilnya berusaha menghindar dari sentuhannya. Dan dia tidak menyukai itu. "Mendekat kemari."
Chou Tzuyu meletakan cangkir berisi coklat panas ke atas meja besi di samping tempat duduk. Menggigit bibir bawahnya sebelum berdiri kemudian berjalan mendekati Kim Taehyung. Mengulurkan kedua lengan kurus yang terasa sangat lembut ketika di sentuh.
Kim Taehyung menarik sudut bibirnya bahagia, menarik uluran tangan gadis kecilnya. Lalu menggendong Chou Tzuyu dengan mudah, "Aku baru pergi selama dua minggu tapi tubuhmu menjadi sekurus ini, pelayan di rumah ini sepertinya tidak memperlakukan dirimu dengan baik selama aku tidak ada. Menurutmu, apa yang seharusnya aku lakukan untuk mendisiplinkan mereka semua, sayang?"
Chou Tzuyu bergetar di dalam pelukan Kim Taehyung. Rambut halusnya yang beraroma manis terlihat basah seolah dia kepanasan, menarik nafas dingin perlahan, dia mendongak memandang langsung pada wajah tampan Pamannya. "Itu bukan salah mereka, aku tidak berselera makan terlalu banyak Paman. Jangan hukum mereka."
Memegang erat pinggang kecil Tzuyu, Kim Taehyung menjepit tubuh langsing gadis tersebut di bawah tubuhnya yang tinggi dan kuat seperti tembok. "Benarkah?" Wajahnya menurun, mendekat ke telinga kecil yang memerah, sengaja memberikan satu gigitan kecil. "Baik, kalau begitu, kau harus menerima hukuman atas nama mereka."
Mata Tzuyu berkaca-kaca, "Paman ... " Nada panggilannya mengandung ratusan keluhan menyedihkan.
Semenjak orang tuanya meninggal, mendiang Ibunya meminta Kim Taehyung agar merawat Tzuyu dengan baik dan memastikan untuk mencarikan pasangan hidup yang baik pula teruntuk putrinya kelak setelah tumbuh dewasa.
Namun semuanya tidak sesuai dengan permintaan terakhir Ibunya. Kim Taehyung bertindak tidak bermoral bahkan di umurnya yang masih kecil pada waktu, di usia muda, dia harus duduk di pangkuan Pamannya sembari menonton aksi pembunuhan di ruangan bawah tanah rumah besar ini.
Chou Tzuyu masih ingat jelas perasaan takut waktu itu. Dia menggigil, tubuh mungilnya yang halus dan putih ternoda darah para korban. Gaun merah muda indahnya kusut karena terlalu sering teremat oleh telapak tangan mungilnya. Wajah bayinya yang montok seperti boneka menatap horor pada sepotong manusia tanpa tubuh lengkap.
Dia masih ingat secara jelas, apa yang telah dilakukan Pamannya saat itu.
Hanya memangku dirinya dan memainkan rambutnya, tidak perduli pada ketakutan yang tercetak jelas di wajah sang keponakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]
Fanfic[Mature🚧] [Taetzu] [Psycho - fanfiction] Dulu, dia sangat senang hidup bersama Paman ketika orang tuanya masih hidup di dunia ini, sehat, dan memberikan banyak kasih sayang untuknya. Namun setelah orang tuanya meninggal, Kim Taehyung mendadak beru...