#S.3 - 37

84 3 6
                                    

"Aku ... Tidak, kami bukan kerabat asli?" Kim Taehyung bertanya setengah senang. Bila memang mereka berdua bukanlah kerabat asli, maka dugaan-dugaan dari Ha Fen bisa dibenarkan sekarang ini. Wajah tampannya kembali memerah tatkala memikirkan hubungan keduanya yang mungkin terjalin di masa lalu.

Sampai-sampai Nangong Yifei dan Nangong Lie sangat tegas untuk memperjauh jarak antara dia dengan Chou Tzuyu.

"Kurang lebih, saat ini aku memiliki rencanaku sendiri. Keluarga Paman juga hancur, orang tuaku mengadopsi Paman sebagai adik dari Ibuku, lalu berakhir menjadi Pamanku. Tak lama setelah Paman masuk ke keluarga Chou, orang tuaku terjebak dalam kecelakaan yang direkayasa oleh pasangan Cha, musuh keluarga kami. Setelah itu hanya ada Paman dan aku saja, jadi aku tumbuh dibawah asuhanmu. Ceritanya sangat panjang, apalagi untuk bagian Sallyana. Mungkin lambat laun, ingatan asli Paman akan kembali dengan sendirinya."

Angguk-angguk kepala, Kim Taehyung menatap lurus pada setiap ekspresi yang muncul dari wajah setengah pucat Chou Tzuyu. Perasaan pria itu kini terjawab sudah, semua teka-teki yang membuatnya bingung mulai terselesaikan satu-persatu.

Iris obsidiannya menegang cemas saat melihat Chou Tzuyu hampir ambruk ketika berusaha beranjak dari kursi, pria itu berjalan mendekati posisinya dan memapah lengan kecilnya yang terasa bisa hancur kapan saja.

Kim Taehyung kesal tanpa alasan, berkata lebih santai karena gadis itu sudah jujur, "Lenganmu terlalu kurus, bagaimana kamu mengatur pola makanmu? Apakah Lie tidak memberikan makan yang cukup untukmu?"

Chou Tzuyu membiarkan lengannya dipapah, tubuhnya tiba-tiba terasa lemas dan panas. Apalagi tubuh bagian bawahnya, itu sangat sakit. Ia berusaha berjalan seolah itu normal, padahal miliknya terasa sangat perih hingga membuatnya menangis tanpa sadar saat ke kamar mandi.

"Paman, di masa depan, tolong jaga jarak denganku. Rencanaku bisa terpengaruh, aku tidak tahu bagaimana respon Kakak Lie setelah dia menemukan kita berdua. Yang bisa aku prediksi, Kakak Lie kemungkinan agak sedikit enggan padaku dan rencanaku akan menemui jalan buntu untuk sementara waktu, selama periode tersebut, aku harap Paman bisa bekerja sama seolah aku tidak pernah mengatakan semua kebenaran itu padamu."

Walau sedih karena kemungkinan besar mereka berdua akan menjauh lagi sekembalinya ke Mansion Nangong, namun Kim Taehyung tidak boleh egois, suaranya terdengar sayup-sayup tak bertenaga, "Baiklah, aku mengerti. Untuk saat ini, biarkan aku merawatmu. Bagian bawahmu pasti sangat sakit? Aku ... kemarin aku sangat kasar padamu, pasti ada banyak memar juga di belakang punggungmu. Biarkan aku mengompresnya dengan air hangat."

"Tid—"

"Tolong jangan menolak," sanggah Kim Taehyung secepat mungkin. Kedua lengan kuatnya bergerak meraih leher dan lutut Chou Tzuyu, menggendong tubuh ramping gadis tersebut dengan mudah. Selama perjalanan ke kamar, Kim Taehyung menyalurkan lebih banyak tenaga ketika merengkuh tubuh Chou Tzuyu.

Seakan takut suasana harmonis ini akan lenyap bagaiakan debu tersapu angin.

Mereka berdua hidup saling menjaga dan merawat satu sama lain. Selama beberapa hari, Kim Taehyung keluar rumah untuk mencari pemukiman terdekat, tetapi seperti lokasi yang di isolasi. Hutan yang menjebak mereka terlalu sunyi sepi tanpa tanda kehidupan lain.

Bahkan hewan sekalipun, jika keadaan terus seperti ini. Bukannya tidak mungkin bagi mereka berdua untuk mati setelah semua persediaan untuk konsumsi sudah habis.

Saat kembali ke rumah, langit telah gelap gulita, Kim Taehyung membuka pintu rumah. Aroma masakan bisa tercium harum dari ambang pintu masuk. Mungkin karena rumah yang mereka tempati cukup kecil, tetapi lebih dari cukup untuk ditinggali berdua.

Rasanya seperti pasangan sungguhan.

Sayang sekali Chou Tzuyu tidur di ruang kamar lain, Kim Taehyung jelas berharap mereka berdua bisa berbagi tempat tidur bersama. Ia tidak memiliki pikiran kotor, hanya ingin tidur bersama, sungguh.

Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang