Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Chou Tzuyu diam sembari menyandarkan kepalanya pada kaca mobil. Pandangan matanya linglung dan tidak terfokus, tenggelam dalam kegundahan perasaan keragu-raguan akibat kata-kata dari Cha Eunwoo ketika di sekolah.
Lampu lalu lintas berubah ke warna merah. Mobil sport hitam itu berhenti di garis terdepan barisan, Kim Taehyung menyentuh airpods di telinga kirinya ketika panggilan berakhir, "Siapa pemuda yang menyentuhmu di sekolah?"
Tzuyu tidak terkejut sama sekali, jadi dia memilih menjawab jujur, "Dia Cha Eunwoo, aku tidak kenal dengannya, hari ini adalah hari pertama kami berbicara. Dia tiba-tiba mencekal tanganku ketika aku ingin kembali ke kelas, Paman jangan salah paham."
"Bagus," timpal Taehyung, senang. Tangan kirinya mengusak rambut halus yang selalu membuat dia merasa nyaman. "Jauhi dia sebisa mungkin, aku tidak ingin tangan kotornya menyentuhmu."
Mobil melaju kembali setelah lampu berubah warna menjadi hijau, tangan Kim Taehyung menggenggam erat telapak tangan yang lebih mungil. Tidak ingin melepaskan barang sedetikpun. Wajah tampannya menunjukkan senyum tanpa henti menandakan suasana hatinya cukup bagus hari ini.
Sesampainya di rumah, dia bisa bermain dengan gadis kecilnya sebentar.
Satpam berlari tergopoh-gopoh dari pos, membuka pintu gerbang secepat mungkin, takut kalau-kalau suasana hati Tuan berubah-ubah tak menentu seperti biasanya.
Pintu masuk utama terbuka lebar, pelayan berseragam resmi berjejer di kedua sisi pintu. Menundukkan kepala mereka hormat, salah satu dari jajaran pelayan maju memandu Tzuyu ke meja makan.
"Nona ingin mandi dengan air hangat bunga mawar atau air hangat di campur ekstra wewangian kayu cendana?" Pelayan yang berdiri sambil membawa tas sekolah Tzuyu bertanya lembut.
"Wewangian cendana saja."
"Baik, saya akan menyiapkan."
Kim Taehyung bersuara begitu seluruh pelayan pergi meninggalkan meja makan. "Jika kau ada masalah, ceritakan padaku. Jangan memendamnya sendirian."
Tzuyu juga berpikir demikian, sayangnya topik yang sedang dia pikirkan ini tidak masuk akal. Jelas-jelas dia anak tunggal, bukan anak kembar, Ibunya mempunyai satu bayi, bukan dua. Lantas siapa gerangan perempuan berwajah mirip dengannya yang di bicarakan oleh Cha Eunwoo?
Tidak, dia tidak boleh bertanya kepada Paman.
Dia harus mencari tahu sendiri, dia perlu pergi ke rumah sakit jiwa Hongso.
"Bukan apa-apa, aku sedikit terganggu dengan surat-surat cinta di loker. Banyak sekali yang menjarah lokerku dan aku merasa kurang nyaman. Aku tahu Paman tidak akan menyukai hal itu, jadi aku takut ingin berkata jujur."
Menghela nafasnya lega, Kim Taehyung berpindah duduk di samping Tzuyu. Membelai puncak kepala gadis tersebut, sorot matanya tersirat kasih sayang yang memanjakan, "Aku akan mengurus mereka, asalkan selalu ingat untuk tidak berdekatan dengan laki-laki lain," bibirnya mengecup pipi kiri Tzuyu. "Lain kali jangan sungkan bercerita."
"En. Paman, makanlah yang banyak." Ucap Tzuyu mengalihkan topik pembicaraan. Kedua tangannya sibuk mengambil beberapa lauk yang di sukai Kim Taehyung kemudian meletakkannya ke atas piring pria tersebut.
Sekarang gadis kecilnya terlihat seperti istri kecil yang sedang berusaha melayani suaminya di meja makan.
Kim Taehyung bahagia, tanpa menunggu lagi, tubuh tingginya beranjak dari kursi. Meraih tubuh langsing Chou Tzuyu dengan gesit.
Sepasang mata kucing jernih menatap Kim Taehyung memohon penjelasan.
Kim Taehyung menarik sudut bibirnya, menyeringai menggoda, "Bukankah kita perlu bermain? Air mandimu belum di selesaikan pelayan, setelah bermain, aku akan memandikanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]
Fiksi Penggemar[Mature🚧] [Taetzu] [Psycho - fanfiction] Dulu, dia sangat senang hidup bersama Paman ketika orang tuanya masih hidup di dunia ini, sehat, dan memberikan banyak kasih sayang untuknya. Namun setelah orang tuanya meninggal, Kim Taehyung mendadak beru...