Hari ke 3 Liburan, Nami Island.
Pagi-pagi hari sekali, Kim Tzuyu bersiap-siap pergi untuk datang ke acara festival seni yang ada dipusat kota, dia bersama Kim Taehyung berangkat jam 9 pagi dan baru sampai dilokasi setelah jam 12 siang. Suasana festival sangat ramai oleh hiruk-pikuk orang-orang berlalu lalang.
"Hati-hati, jangan sampai hilang," tegas Kim Taehyung, menarik lebih erat jemari kecil dalam genggaman tangannya. "Kamu ingin pergi mencari seni lukisan canvas atau seni pahatan patung?"
Melirik kanan-kiri jalanan yang mereka berdua lalui, tatapan gadis tersebut belum tertarik ke tempat khusus. "Belum tahu, ternyata tidak semenarik yang aku bayangkan. Bagaimana kalau kita beli makanan dulu? Perutku lapar."
"Lapar?" Salah satu alis tebal Kim Taehyung terangkat. Pria itu tidak pura-pura terkejut. Ia sungguh terkejut dengan daya tahan lambung istrinya. "Bukankah tadi sudah makan banyak camilan? Aku bahkan membelikanmu satu kantung penuh es krim. Dan masih merasa lapar? Apa kamu hamster?"
Tzuyu menggigit tangan pria tersebut hingga meninggalkan bekas. Jika Taehyung suka menggigit pipinya, maka dia akan menggigit lengannya. "Ya! Aku adalah hamster gendut karenamu!"
Bukannya kesakitan setelah digigit, Kim Taehyung tersenyum kecil saat mendapati bekas gigi Kim Tzuyu terpatri bagaikan tato di tangannya, "Oke, oke. Mari kita cari makanan dulu, setelah itu kita bisa kembali lagi kemari. Sekarang suasananya masih terlalu ramai dan padat."
"Benar, ada banyak aroma parfume berbaur menjadi satu dengan keringat banyak orang. Baunya sangat tidak enak, rasanya mau mual." Selesai mengeluh, Tzuyu berpindah ke dalam pelukan Taehyung karena kepadatan pengunjung festival kian meningkat. Begitu dipeluk, Tzuyu segera bersembunyi pada dada bidang di depannya. Menghirup aroma tubuh suaminya yang ternyata memiliki wangi yang sangat segar dengan sentuhan maskulinitas.
Kenapa dia baru sadar sekarang? Mungkin karena mereka tidak sedekat itu untuk saling memperhatikan aroma tubuh satu sama lain.
"Tzu," suara Kim Taehyung tiba-tiba berubah serak seolah menahan sesuatu, "Bisakah kamu mundur sedikit? Jangan terlalu menempel di sana."
Kim Tzuyu menengadah, ekspresi cantiknya tampak kebingungan. Biasanya Kim Taehyung selalu suka saat mereka bisa lebih dekat, tapi mengapa hari ini berbeda?
"Kenapa? Aku suka baumu, wangi."
Kim Taehyung buru-buru menutup wajah mungil istrinya, telapak tangannya yang besar dan lebar berhasil memblokir ekspresi dan tatapan mata sayu tersebut. Ia terus menahan diri selama bersama Kim Tzuyu, tapi kalau suasana terus menyudutkannya ke tepi, dia tidak berjanji bisa menahan diri lebih banyak dari ini.
Seluruh paras tampannya diwarnai semburat pekat kemerah-merahan. Nafas kecil Kim Tzuyu terlalu panas dan rasanya seakan membakar kulit dadanya, menembus hingga ke jantung dan hatinya. Membuat seluruh tubuhnya kepanasan.
"Hei, kenapa mataku ditutup!"
"Jangan, jangan dibuka dulu. Pegang leherku erat-erat, aku akan menggendongmu."
"Ha? Kenapa? Apa yang— ah! Hei!" Tzuyu refleks meraih ujung kerah dari jaket yang dikenakan oleh Kim Taehyung. Walau pria itu menggendongnya dengan satu tangan, tubuhnya berhasil terangkat secara stabil. Matanya masih ditutup oleh tangan lain Kim Taehyung. "Aku bukan anak kecil, aku malu, bagaimana jika dilihat orang?" Berbisik pelan seperti seekor anak kucing, bibirnya mengerucut kesal.
Kim Taehyung terkekeh dengan suara seraknya yang mana membuat Kim Tzuyu memerah tanpa alasan jelas.
"Biarkan mereka melihat. Kamu adalah istriku, jadi aku punya hak untuk merawat dan menjagamu. Pegang leherku lebih erat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]
Fanfic[Mature🚧] [Taetzu] [Psycho - fanfiction] Dulu, dia sangat senang hidup bersama Paman ketika orang tuanya masih hidup di dunia ini, sehat, dan memberikan banyak kasih sayang untuknya. Namun setelah orang tuanya meninggal, Kim Taehyung mendadak beru...