Nangong Lie terus berjalan menelusuri jalanan hutan yang gelap gulita. Sejumlah bawahan beserta penduduk sekitar mengikutinya dari belakang sembari membawa obor dan lampu senter. Pria itu putus asa, kakinya sedikit terluka karena terpeleset yang mana menimbulkan rasa nyeri lumayan kuat setiap kali dia berjalan.
Hari sudah sangat larut, tetapi belum ada tanda kehidupan disekitar sini.
Nangong Yifei tidak mungkin berbohong, dia memberikan beberapa benda miliknya untuk negoisasi agar Yifei mau memberikan tempatnya menyembunyikan Chou Tzuyu. Begitu dia mendapatkan informasi lokasinya, Nangong Lie bergegas pergi tanpa mengulur waktu sama sekali.
"Tuan Muda, kondisi kaki anda bisa memburuk. Mari turun dulu untuk istirahat dan memanggil Dokter, saya akan mencari ke area lebih dalam bersama orang-orang, anda tidak perlu bekerja sekeras ini, tubuh anda terlalu berharga, kenapa anda bersikeras dan keras kepala hanya karena—"
Nangong Lie mendesis dingin, "Tutup mulutmu. Tetap lanjutkan pencarian, aku harus menemukannya secepat mungkin."
Pria paruh baya tersebut sontak diam. Selama hidup sebagai pengawal pribadi Nangong Lie sedari usianya belia, tentu saja pria tersebut tahu seberapa keras kepala tuan mudanya ketika memiliki keinginan atau obsesi terhadap sesuatu. Tapi tindakannya sekarang ini terlalu impulsif, jelas-jelas Yifei menjebaknya untuk merampas dua hingga tiga benda miliknya, sayangnya Nangong Lie memberikan semuanya sesuai keinginan Yifei meski tahu bahwa ini hanyalah jebakan untuk meminta imbalan.
Nangong Lie sendiri bukannya tutup mata akan sifat bodohnya sendiri. Namun apalah daya, cintanya tumbuh semakin kuat hari demi hari. Di masa lalu, dia sering waspada pada Little Chou hingga membuat gadis itu hampir pergi dari hidupnya.
Jikalau demikian, lalu untuk apa dia hidup? Untuk apa di bertahan hidup ketika cahaya kehidupannya memutuskan untuk pergi menyinari kehidupan orang lain?
Bagaimana dia rela? Mana mungkin bisa dia melepaskan cahaya yang datang ke hidupnya setelah sekian lama?
Lengan kiri Nangong Lie terkepal kuat, meninju batang pohon berkulit kasar. Sudut tajam dari kulit pohon menggores kulitnya dan berakhir terluka, tetapi rasa sakit dari luka tersebut tidak lebih baik dari rasa penyelasan yang dia rasakan saat ini.
Kelalaiannya membuat Little Chou menderita dan terlibat dalam urusan internalnya.
"Tuan Muda! Saya menemukan tanda ukiran di beberapa pohon, mungkin Nona Bungsu mencari jalan keluar dan menandai sejumlah pohon yang sudah beliau lewati!" Salah seorang pengawal berteriak senang dari arah barat.
Semua orang menghela nafas lega serentak. Begitu pula Nangong Lie yang sesegera mungkin berlari kencang, tak lagi perduli tentang rasa sakit dikaki dan tangannya. "Berpencar! Ikuti jalur dengan pohon yang memiliki tanda!"
"Baik, Tuan Muda!"
Semua orang semakin bergegas. Hampir setengah jam pencarian berlangsung dan usahanya mereka membuahkan hasil.
Nangong Lie menemukan rumah kecil di kedalaman hutan. "Bagaimana kamu bisa hidup dirumah sekecil ini?" Tuturnya seraya berjalan tergopoh-gopoh menuju teras rumah. Lingkungannya sangat buruk, tubuh Little Chou rentan mudah sakit, apa yang akan terjadi jika dia terlambat sedetik saja?
Dia mengetuk pintu, gerakannya terburu-buru dan tidak sopan karena kecemasan. Nangong Lie berteriak gelisah, "Little Chou! Little Chou! Ini aku!"
"Little Chou!"
Pintu rumah terbuka, namun bukan sosok Chou Tzuyu yang muncul. Melainkan sosok tinggi Kim Taehyung yang terlihat lesu.
Nangong Lie merasakan rasa asam dan pahit dihatinya. Ia bertanya tegas, "Dimana gadisku? Kenapa kamu yang membuka pintu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]
Fiksi Penggemar[Mature🚧] [Taetzu] [Psycho - fanfiction] Dulu, dia sangat senang hidup bersama Paman ketika orang tuanya masih hidup di dunia ini, sehat, dan memberikan banyak kasih sayang untuknya. Namun setelah orang tuanya meninggal, Kim Taehyung mendadak beru...