Kim Taehyung berjalan menaiki undakan anak tangga menuju lantai dua. Tubuh tegapnya masih di balut setelan formal, dia baru saja kembali dari kantor dan belum sempat berganti pakaian karena ingin melepas rindu setelah dua hari tidak bertemu dengan gadis kecilnya.
Tangan kanannya memutar kenop pintu, mendorong benda mati berwarna merah muda itu ke depan. "Chou Tzuyu."
Perempuan di atas ranjang membuka matanya perlahan, memutar posisi tidur menghadap ke arah pintu. "Paman? Kau sudah pulang," nada suaranya serak khas orang bangun tidur. Ia mendongak menatap jam di dinding, jarum jam menunjuk pada angka dua belas.
Ketika Tzuyu menoleh, wajah Kim Taehyung telah berada tepat di depannya.
"Wajahmu sangat pucat." Kim Taehyung mendorong bahu gadis kecilnya lembut, membuatnya kembali terbaring di atas ranjang dengan nyaman. Pria itu melepas sepatunya kemudian ikut bergabung di dalam selimut.
"Aku baik-baik saja, Paman." Tzuyu berkata menenangkan. Mengubah posisi tidur menjadi menyamping memudahkan dia menatap wajah rupawan yang menampilkan ekspresi lembut memanjakan. Kedua lengan kurusnya melingkari pinggang lebar Kim Taehyung erat, "Paman tidak lelah?"
"Tidak, sangat jarang melihat gadis kecilku berubah menjadi pengertian, apa yang terjadi, hm?"
Suara Tzuyu teredam karena wajahnya bersembunyi di dalam pelukan hangat, "Aku ingin mengadakan pesta ulang tahun untuk Paman."
"Pesta? Untuk apa? Aku tidak ingin pesta. Aku hanya ingin mendapatkan hadiah darimu."
"Yuyu tidak akan memberikan hadiah kalau Paman tidak mau di buatkan pesta."
"Baiklah, terserah padamu. Asalkan jangan lupa berikan hadiah padaku. Sekarang tidur, besok sore kita pergi ke taman kota."
"Taman kota?" Chou Tzuyu sontak bersemangat. Sudah lama dia tidak berkunjung ke taman kota di musim salju, biasanya dia sering pergi ke taman kota saat di musim semi saja. "Paman janji, kan?"
"Janji."
Kim Taehyung menyelipkan beberapa helai rambut yang menjuntai ke belakang telinga gadis kecilnya. Merundukan kepala ke bawah, berhenti tepat di depan sisi wajah yang putih pucat. Bibirnya mencium pipi gembil milik Chou Tzuyu. "Mimpi indah, sayang."
***
Madam Byun menarik telapak tangan Chou Tzuyu untuk di genggam erat. Kedua perempuan tersebut berjalan bersama di jalan setapak yang mengarah langsung ke taman bagian dalam. Banyak pohon bunga tertutupi salju, dahan-dahan yang biasanya berbunga kini mulai menunduk terbebani tumpukan salju.
Bunga-bunga sama sekali tidak terlihat.
"Madam, ayo pergi ke sana lalu berfoto bersama!" Chou Tzuyu menunjuk tempat ramai berisi anak-anak remaja yang asik berfoto bersama kekasih masing-masing.
Byun Yanru menangis di dalam batin mendapati pemandangan mesra dari kejauhan. Anak muda di sana setidaknya satu pantaran dengan Chou Tzuyu.
Namun lihat Nona Mudanya, tidak punya kekasih sama sekali, boro-boro mempunyai kekasih, punya banyak teman saja mungkin sudah termasuk berkah terbesar dalam hidup.
"Baik Nona, ayo!"
Nangong Lie mengambil gigitan besar pada sosis bakar jumbo di tangannya, kulit putih bersihnya bersinar di antara rintikan hujan salju. Menjadikan pemuda itu pemandangan menarik perhatian bagi kaum perempuan.
Kim Taehyung memilih setelan serba hitam, belum lagi wajahnya yang dingin dan keras, memberikan peringatan langsung kepada perempuan yang berusaha mendekat padanya.
Yifei berlari dari arah gerbang masuk taman, kedua tangannya memeluk kertas makanan besar. "Hey! Lie kecil! Ambilkan kopi yang sudah aku pesan! Tanganku tidak muat membawa semuanya sekaligus!" Pekiknya keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]
Fiksi Penggemar[Mature🚧] [Taetzu] [Psycho - fanfiction] Dulu, dia sangat senang hidup bersama Paman ketika orang tuanya masih hidup di dunia ini, sehat, dan memberikan banyak kasih sayang untuknya. Namun setelah orang tuanya meninggal, Kim Taehyung mendadak beru...