#S.1 - Bab 17

892 84 44
                                    

Mansion Kim pada dini hari nampak sangat ramai oleh hiruk-pikuk para maid maupun para pengawal. Semua karyawan di berikan hari libur sehari untuk menghabiskan waktu bersenang-senang.

Byun Yanru dengan Yoon Junho— ketua dari pengawal bersama-sama membuat keputusan bahwa hari libur akan di isi dengan kegiatan lomba memasak.

Sebagian orang memilih menjadi peserta lomba, sedangkan yang lain memilih menjadi penonton saja. Kelompok terbentuk sebanyak empat regu, di setiap regu terdapat maid dan pengawal sebab para maid bertugas memasak lalu pengawal bertugas membantu.

Para penonton cukup bersorak menyemangati serta menunggu masakan matang untuk mencicipi dan memberikan nilai.

Juara pertama mendapatkan uang hasil dari iuran setiap karyawan rumah. Berhubung bahan makanan di sediakan gratis oleh Chou Tzuyu, para maid dan pengawal yang ikut lomba memasak kian bertambah semangat.

Lomba di adakan di dalam rumah mini, letaknya berada di halaman belakang mansion. Ruangan tersebut belum lama di bangun, kalau bukan karena Nona Tziya terkadang merasa kurang nyaman tinggal di dalam mansion. Maka Kim Taehyung tidak akan pernah berpikir akan memotong kebun bunga milik Chou Tzuyu demi Tziya.

"Satu! Dua! Tiga! Mulai!" Byun Yanru memukul penutup panci sebanyak sepuluh kali memakai sendok sayur yang terbuat dari kayu. Suara nyaring menggema menjadi awal dari pertarungan memasak.

Chou Tziya duduk di kursi dekat pintu, rumah barunya memang terlihat kecil ketika di bandingkan dengan mansion Kim. Tetapi rumah ini termasuk besar baginya, begitu juga menurut pendapat para karyawan di mansion.

Chou Tzuyu menepis runtuhan salju mungil dari surai coklatnya. Melangkah masuk melintasi ambang pintu, di pelukannya terdapat botol soju. "Aku bawa ini, semuanya!"

Mata maid dan pengawal berbinar cerah menatap banyak botol kaca hijau berkilauan.

Yoon Junho berlari mendekati Nona Mudanya, menarik botol-botol itu, "Nona Muda, anda masih di bawah umur! Bagaimana jika Tuan tahu?! Kami bisa di marahi."

"Tzuyu, dia benar. Paman bisa marah besar kalau mengetahui hal ini. Harusnya kamu lebih memahami sifat tempramental milik Paman." Chou Tziya menimpali, tidak lupa mengeluarkan ekspresi sedih di wajah cantiknya.

"Tziya, Paman Junho, dan semuanya, kalian bisa tenang, oke? Aku sudah meminta ijin ke Paman sebelumnya melalui telepon, selagi aku tidak meminum itu, aku boleh membagikannya dengan kalian. Jadi lanjutkan acara memasaknya! Aku tidak sabar mencicipi!"

Semua orang bernafas lega, kembali ke suasana meriah, saling berbincang mendiskusikan masakan siapa yang akan terpilih sebagai makanan paling enak pada lomba saat ini.

Byun Yanru menyisir surai panjang Chou Tzuyu dari belakang, perempuan itu berkata ragu, "Nona, saya merasa Nona Tziya sengaja membuat anda terpojok."

"Madam, kau tahu arti dari kalimatmu?" Tzuyu menjawab tidak senang. Akhir-akhir ini Byun Yanru sering berbicara aneh mengenai saudari kembarnya, mulai dari tingkah laku, tata bicara, atau ekspresi wajahnya.

Memang ada yang salah dengan Tziya? Menurutnya tidak, semua terlihat sama.

Byun Yanru menghela nafas, melirik untuk terakhir kalinya ke arah tempat Tziya duduk. Gadis tersebut memilih pindah dari kursi dekat pintu ke tempat lain begitu Chou Tzuyu datang kemari. Ia tidak tahu mengapa hatinya tak tenang, instingnya berkata jika Nona barunya ini bukan sembarangan orang.

Sebagai Madam di Mansion Kim, Byun Yanru termasuk pegawai profesional, tidak pernah berpikir untuk ikut campur dalam urusan inti dari keluarga Kim. Namun selama bergaul bersama Chou Tzuyu, tanpa di sadari dia mulai menyayangi Nona Muda seperti adiknya sendiri yang ada di kampung halaman sekarang.

Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang