#S.3 - Bab 43

68 2 3
                                    

Mansion megah dihadapannya kembali terlihat setelah sekian lama tidak pulang kemari. Sekitar hampir tiga minggu, mungkin? Selama itu, Kim Tzuyu terus tinggal bersama Kim Dahyun karena Kim Taehyung sibuk bepergian ke berbagai kota. Sekalipun dirumah, kemungkinan pulang juga sangat jarang karena lebih suka beristirahat di kantor.

Jadi, jika seseorang bertanya apakah dia bahagia tinggal dirumah semewah ini, Kim Tzuyu akan menjawab tidak dengan sangat tegas. Mansion selebar ini selalu saja terasa sepi sunyi tanpa suara-suara kehidupan selain para maid yang sibuk mengerjakan tugas mereka masing-masing.

"Tuan, Nyonya, saya senang anda pulang dengan baik dan sehat," sapa kepala pelayan. Lelaki paruh baya tersebut mempersilahkan keduanya untuk masuk, "Masakan untuk makan malam sudah hampir selesai dan air mandi juga telah selesai dipersiapkan. Tuan dan Nyonya bisa membersihkan diri terlebih dahulu."

"Ya, bereskan semua barang-barang bawaanku." Kim Taehyung hanya membalas singkat sebelum akhirnya naik pergi ke lantai atas dan mandi.

Kim Tzuyu tidak perduli lagi mengenai sikap acuh tak acuh sang suami. Perempuan itu menyerahkan bawaannya juga, lalu berjalan memasuki kawasan dapur. Sudah ada dua orang koki handal yang dipekerjakan Kim Taehyung secara ekslusif. Selain sangat rewel dan gila kerja, lidah suaminya sulit untuk dimanjakkan. Beruntung Kim Taehyung bisa menerima hasil masakannya yang tak seberapa.

"Nyonya, di sini kotor, anda bisa kembali dan beristirahat, ini adalah tugas kami!"

"Benar, Nyonya!"

"Tidak masalah," Kim Tzuyu tersenyum ramah, mengambil pisau dan talenan untuk memotong kubis besar seukuran kepala anak-anak. Ia mengirisnya dalam irisan tipis, "Kalian bisa bekerja lagi, aku hanya ingin memasak satu menu favorit suamiku."

"Baik!"

Ruangan dapur yang luas dan lebar membuat Kim Tzuyu lebih leluasa memasak makanan. Ia menumis potongan kubis dengan beberapa potongan daging sapi dicampur telur orak-arik. Meski bukan masakan bintang lima, Kim Taehyung terkadang sering memintanya untuk memasakkan masakan ini.

Begitu selesai dari urusan dapur, Kim Tzuyu bergantian membersihkan diri.

Kim Taehyung yang sudah selesai mandi terlihat santai dengan pakaian rumahan, surai hitam pekatnya masih basah dan tidak dikeringkan sama sekali.

Tzuyu yang selesai mandi melihat suaminya berkutat dengan laptop disofa kamar. Jelmaan manusia gila kerja yang sejati. Tuturnya dalam hati. Terkadang dia bertanya-tanya, tidakkah Kim Taehyung lelah? Sepertinya tidak, karena mungkin jika laptop kerjanya berubah menjadi seorang gadis, maka suaminya akan menikah lagi dengan laptop tersebut dan terus saling menempel selama 24 jam.

"Ada apa?" Kim Taehyung refleks memundurkan kepala ke belakang karena gerakan tiba-tiba orang lain yang mendekat padanya.

Kim Tzuyu mengangkat handuk putih dikedua tangannya, "Lihat rambut anda, masih basah dan airnya menetes kemana-mana. Kalau begini, anda bisa sakit dan terpaksa libur kerja."

Kata libur kerja termasuk kata keramat bagi Kim Taehyung. Sesuatu yang sebenarnya sangat pantang untuk dikatakan karena bagi Kim Taehyung sebagai penggila kerja, tidak pernah ada kata hari libur dijadwal kesehariannya.

"Oke. Sampai kapan kamu akan terus bersikap formal padaku? Aku sudah bilang, tidak apa-apa untuk memanggil nama meski memang agak canggung karena aku terlalu tua bagimu."

"Anda tidak tua, anda adalah pria berusia matang."

"Kamu satu-satunya perempuan yang bilang seperti itu padaku."

"Karena saya adalah istri anda, jika saya tidak memuji dan membanggakan suami saya sendiri, haruskah saya melakukannya pada suami orang?"

Sudut bibir Kim Taehyung menipis menjadi senyuman, "Katakan padaku kalau kamu butuh sesuatu. Bagaimana bisnis toko kue dan toko bungamu?" Ia merelakan berhenti menatap laptopnya untuk berbicara sebentar dengan istrinya yang sebenarnya lebih cocok dikatakan sebagai seorang teman.

Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang