Pintu abu-abu tua raksasa membuka perlahan, menciptakan celah yang membiarkan orang luar mengetahui kondisi kamar dari balik pintu. Suara rantai berdentang bersamaan dengan pintu yang terbuka sepenuhnya.
Derap langkah kaki bergema saling bersahutan membentuk alunan suara nyaring utama pada ruangan. Pria berkemeja maroon mendekati sakelar, menekan benda tersebut hingga ruangan berubah terang benderang.
Perempuan dengan pakaian baju tidur merah muda terduduk di tengah ranjang mewah dikelilingi permata. Bahkan interior dan gaya ruangan berdesain khas seperti kamar seorang Putri Kerajaan pada budaya barat era lampau. Banyak benda berharga terletak dan tertata rapi merata mengelilingi setiap sudut ruangan.
"Bagaimana kabarmu, sayang?"
Manusia lemah di ranjang mengangkat kepala, mengungkapkan wajah cantik berkulit pucat. Mata lebar bagaikan mata boneka berkedip sesekali, netra caramel memikat yang melebihi kejernihan genangan madu termanis, kini bergetar.
"Lepaskan aku," rintihan keluar dari bibir mungilnya yang berwarna merah muda alami. Iris indahnya berkaca-kaca memohon belas kasihan. Sudah bertahun-tahun lamanya dirinya terkurung ditempat penuh emas ini tanpa bisa bergerak bebas mengingat kedua kakinya terborgol oleh rantai.
"Tidak. Kenapa kau hanya meminta untuk dilepaskan ketika kita bertemu? Bisakah kau meminta sesuatu yang lain? Contohnya memintaku untuk menikahi dirimu?"
"Aku ingin bertemu Paman, aku ingin bertemu saudariku. Aku mohon, keluarkan aku dari sini."
"Dalam mimpimu, Chou kecil."
Pria itu berjalan mendekati jendela, menggenggam kain gorden lalu menyibak ke samping dengan satu sentakan keras. Cahaya silau matahari menerobos tepat ketika diberikan kesempatan merambat masuk memenuhi ruangan oleh hawa hangat lembutnya.
Chou Tzuyu bergerak menuruni ranjang, mengambil langkah tertatih mendekati jendela yang meneruskan paparan cahaya matahari. Entah mulai sejak kapan, baginya, kini cahaya matahari lebih penting daripada kemewahan yang berlimpah padanya setiap saat.
Semenjak hidup di mansion terpencil yang terdapat pada daerah pegunungan ini, Chou Tzuyu hanya menghabiskan waktu membaca buku, makan, tidur, lalu berulang lagi. Dia tidak diperbolehkan melakukan aktivitas selain hal tersebut.
Dia mempunyai mimpi kecil, yaitu bisa lepas dari tempat mengerikan ini lalu menemui Pamannya dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan Paman tidak perlu khawatir atau merasa bersedih. Akan tetapi kemungkinan Chou Tzuyu mampu keluar dari mansion hampir tidak ada, alias nol persen. Penjagaan ketat dari kediaman saja sudah cukup sulit untuk ditembus.
Dulu, ada salah satu maid penjaga yang berusaha membantu Chou Tzuyu keluar dari mansion karena kasihan melihat gadis itu menjalani hidup menyerupai seekor burung cantik terkurung yang disayangi oleh Tuan super posesif.
Chou Tzuyu mengulurkan jemari lentiknya untuk menyentuh ujung jemari panjang dan kokoh pria di depannya saat ini, suara lembut lirihnya terdengar lebih jelas dari dekat, "Kakak ... aku ingin bertemu Paman, aku ingin bertemu dia."
Pria tersebut menarik dagu Chou Tzuyu, mendorongnya ke atas agar mereka bisa saling menatap secara leluasa, "Bukankah aku sudah cukup untukmu, apalagi yang ingin kau sampaikan pada bajingan kejam egois sepertinya? Kau sudah lama terlupakan, jadi buang masa lalumu kemudian jadikan aku masa depanmu."
Bibir Chou Tzuyu bergetar. Kedua matanya bergetar ketakutan oleh aura obsesif kuat pihak lain. Tamat, tak ada jalan pulang.
🦋🦋🦋
.
.
.
.
.
.
.
.
.- Seasons 2 Start ! 🔥 -
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Jangan Terobsesi Padaku! [ END ]
Fanfic[Mature🚧] [Taetzu] [Psycho - fanfiction] Dulu, dia sangat senang hidup bersama Paman ketika orang tuanya masih hidup di dunia ini, sehat, dan memberikan banyak kasih sayang untuknya. Namun setelah orang tuanya meninggal, Kim Taehyung mendadak beru...