012

216 23 0
                                    

¡Hola!
I'm back!
~Happy reading!~
•••

Madrid—Spain.

Aku mengikuti ke manapun Austin menginginkan aku ikut. Bahkan pagi ini saat matahari belum sepenuhnya naik permukaan, laki-laki itu memintaku untuk ikut ke Madrid. Aku menuruti perintahnya karena Bibi Roseline yang sebenarnya ingin aku datang ke tempatnya.

Dengan menaiki helicopter kami tiba di Madrid satu jam kemudian. Austin meninggalkan aku di mansion milik ayahnya. Sementara laki-laki itu memiliki beberapa urusan untuk dituntaskan. Ia meninggalkanku seharian di sini. Entah kapan laki-laki itu akan kembali dan menjemputku.

Aku banyak bercerita dengan Bibi Roseline. Ia wanita yang sangat ramah. Kami bahkan membuat cemilan bersama. Beberapa jus yang turut kami habiskan. Ketika kutanya mengapa kita tidak menyisihkan untuk Austin atau ayahnya, jawabannya adalah mereka suka makanan baru. Berbeda dengan Alexis yang apa adanya. Austin dan ayahnya sama-sama pemilih.


Ketika aku memasukkan beberapa kacang ke dalam mulut, mataku tak lepas dari layar televisi yang menempel tepat di dinding bercat putih gading. Tayangan di dalam sana membuatku terkejut sekaligus merinding.

Salah satu stasiun berita menayangkan kabar kecelakaan Carlos Demin yang mana mobil yang dikendarai korban masuk ke jurang karena ada masalah pada mesin mobilnya. Aku lebih terkejut lagi karena orang yang terpampang di layar televisi adalah laki-laki yang menggangguku ketika aku ikut Austin ke Italia.

Ya. Laki-laki berengsek yang hampir melecehkanku jika Austin tidak ada. Bagaimana sekarang ia tidak ada di dunia lagi? Ini sungguh mengejutkan.

Tepukan di pundak membuatku menoleh. Bibi Roseline tersenyum dan memasang wajah heran melihat keterkejutanku. "What happened to you, girl?"

Aku menggeleng pelan kemudian menepuk tempat di sampingku. Mengarahkan agar wanita cantik itu duduk. "Aku baik-baik saka, Bibi. Hanya terkejut melihat kecelakaan itu," jawabku.

Pandangan Bibi Roseline terlempar ke arah televisi. Ia tampak memperhatikan isi berita dengan saksama.

"Aunty, kemarin dia menggangguku saat aku ikut Austin ke Italia."

"Mengganggumu?"

Aku mengangguk atas pertanyaan baliknya.

"Apa Austin tahu soal itu?"

"Austin datang menyelamatkan aku dan membawaku pergi dari sana. Itu kesalahanku karena tidak menurut perkataannya untuk tetap diam. Bahkan kami jadi pusat perhatian karena kecerobohanku."

Bibi Roseline diam cukup lama. Matanya sibuk menerawang isi televisi tepat di depan kami. Aku bertanya-tanya apa yang ada di pikirannya. Apa ia akan memarahi Austin karena tidak menjagaku dengan baik?

"Austin tidak bersalah, Aunty. Ini karena kesalahanku."

Bibi Roseline akhirnya memberiku perhatian. "Aku tidak akan memarahi Austin untuk itu, Alessia. Kau tenang saja." Wanita itu tersenyum lantas bangkit dari duduknya. "Lanjutkan makanmu, aku akan menelepon ayah Alexis sebentar."

Kutatap punggung Bibi Roseline yang sudah menghilang di balik pintu. Wanita itu pergi ke taman belakang untuk menghubungi Paman Julian. Entah hanya firasatku saja, Bibi Roseline terlihat aneh saat aku mengatakan apa yang terjadi di Italia.

Close to YOU | MM93 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang