Prólogo

749 44 5
                                    

Hi!
Wellcome to my story<3
Hope you like it!
~Happy Reading!~

Velasco's Mansion, San Fransisco, California—USA| 10:30 PM

Dentuman musik yang selaras dengan tarian indah di bawah sana benar-benar membuat diriku takjub. Pernak-pernik yang sebagian besar terbuat dari berlian telah menghiasi mansion ini nyaris setiap sudutnya. Lampu-lampu bersinar terang, di bawah nya, berpasang-pasang manusia tengah menari dengan indahnya. Dengan topeng yang menutupi sebagian wajah mereka.

Mataku dimanjakan dengan bagaimana mansion yang memang sudah indah bak istana ini berubah. Berubah untuk pesta satu malam.

Di bawah sana, puluhan manusia menikmati jamuan yang telah disediakan. Beberapa dari mereka ada yang mengobrol dengan rekan-rekan yang sekiranya mereka kenal. Mereka—para tamu undangan tampak berbahagia, tertawa lepas—berbagi pengalaman hidup dengan orang-orang yang telah lama tak mereka temui. Kebahagiaan mereka sangat kontras dengan apa yang dirasakan sepasang mempelai yang seharusnya berbahagia pada hari pernikahan mereka.

Meski merasa nyaman dengan semua ini, aku meringis kala melihat Renald dan Meggie yang harus tersenyum paksa dihadapan para tamu. Aku sangat mengerti bagaimana rasanya menjadi mereka. Menikah tanpa cinta. Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Namun hari ini, aku menyaksikan bagaimana Renald menikahi seorang wanita yang tidak ia cinta dan tidak mencintainya. Demi hubungan keluarga.

Untuk menatap mata satu sama lain saja, kurasa mereka tidak akan lama. Canggung, enggan, dan alasan risih yang lain. Aku tidak mengerti apa yang ada di pikiran pria itu yang memaksa putranya untuk menikahi gadis yang baru dikenalnya satu bulan yang lalu. Aku lebih tidak mengerti lagi bagaimana orang tua Meggie membujuknya untuk menerima lamaran Renald disaat mereka tahu kalau Meggie memiliki kekasih yang sangat mencintainya.

Kudengar dari jauh kalau ayah Meggie sedang sakit keras. Namun beberapa hari ini dia lumayan sehat dengan dibuktikan kehadirannya dalam acara ini. Pria paruh baya yang rambutnya telah memutih duduk di kursi roda—menatap putrinya yang cantik bagaikan putri raja. Kuperhatikan dari prosesi pernikahan dilaksanakan siang tadi, ayah Meggie tampak lega melihat putrinya menikah dengan laki-laki pilihannya. Sekali pun tak ada binar kebahagiaan yang terpancar di mata putrinya. Renald dan Meggie dijodohkan oleh orang tua mereka.

Sejak keluar dari kamar, aku tidak memakan apa pun. Itu dikarenakan gaunku yang sangat menganggu. Dengan gaun putih seputih gading yang bertaburan manik-manik berwarna silver serta lengan pendek menjadi busana yang aku kenakan malam ini. Ibuku bilang di acara ini aku harus tampak seperti tuan putri. Benar saja, ibuku yang cantik mendandaniku dengan tangan lembutnya sehingga mengubahku menjadi putri raja. Ibu juga bilang kalau aku bahkan lebih cantik dari sang mempelai. Namun yang tidak aku suka, ibuku memilih gaun super menyebalkan untuk kupakai. Sekarang, untuk berjalan saja rasanya sangat sulit.

Malam kian larut. Tiga puluh menit aku berdiri tanpa tahu harus berbicara dengan siapa. Hanya melihat-lihat dengan segelas jus di tangan. Orang yang sering kuajak bicara bila ada pesta adalah ibu dan Renald. Sementara mereka sedang sibuk kali ini. Ibuku sibuk menjamu tamu—berbicara dengan mereka tentang banyak hal, ibuku memang punya banyak kenalan dari relasi bisnisnya. Jangan tanyakan mengapa aku tidak bicara dengan Renald. Ibu menyuruhku untuk tidak mengganggunya saat ini. Dia harus lebih dekat dengan Meggie agar mereka baik-baik saja kedepannya.

Pesta ini akan berlangsung hingga pukul 12 malam. Sementara masih satu jam lagi pesta dapat dinikmati. Aku mulai bosan karena tidak ada yang mengajakku bicara. Setiap ada pesta memang sering seperti ini. Akhirnya aku memutuskan untuk ke atas setelah meletakkan gelas kosong di meja asal. Mungkin tidur lebih awal akan membuatku merasa lebih baik. Aku akan menjelaskan pada Renald besok mengapa aku tidak ada di pestanya sampai selesai. Ia pasti akan mengerti. Lagi pula Renald juga tampak tidak tertarik dengan pesta ini. Ia tampak bahagia sebagai formalitas.

Aku berjalan menyusuri tangga melingkar menuju lantai tiga. Sangat menyusahkan mengingat bagaimana gaunku ini. Melebar bagain bawah. Aku sengaja tidak menaiki lift karena banyak sekali laki-laki yang berdiri di sekitar sana. Ayahku akan marah jika ia tahu aku datang ke kandang harimau.

Aku baru sampai di lantai dua setelah melewati lima belas anak tangga. Lantai dua terlihat sangat sepi. Hanya ada beberapa tamu yang berlalu-lalang. Mereka kebanyakan yang hanya ingin tahu seperti apa isi mansion bak istana ini.

Karena gaunku lumayan panjang, aku mengangkatnya sedikit agar lebih mudah berjalan. Beruntung topeng yang aku kenakan tidak menganggu pengelihatanku. Mataku menatap sekeliling—menatap was-was sekiranya ada mata-mata jahat yang memperhatikan aku. Hingga tanpa sengaja aku menginjak ujung gaunku. Tubuhku limbung ke depan. Mulutku spontan menjerit karena kaget.

Kupikir saat itu juga wajah cantikku yang berhias riasan natural telah menyentuh dinginnya lantai. Di luar pikiranku, aku seperti melayang dalam keadaan seperti ini. Sebuah tangan kekar menahan pinggangku. Aku menunduk—memperhatikan lantai. Memastikan bahwa aku tidak menciumnya. Sementara ujung kepalaku bersentuhan dengan badan yang terasa keras. Aku yakin itu pasti badan si penolong.

Indra penciumanku tanpa diminta telah mencium wangi tubuhnya. Aroma floral citrus, yang memberi kesan mewah, segar, dan bersemangat menusuk hidungku. Kuperkirakan kalau itu adalah wangi yang berasal dari parfum Dior Eau Sauvage.

Mendongak sedikit, aku dapat melihat bagaimana wajah orang yang menyelamatkan aku. Bibir yang terbentuk sempurna, rahang yang menggantung tegas tepat di sana, hidung mancung, tatapan mata yang menyorot datar ke arahku, minus aku tidak bisa melihat keseluruhan wajahnya karena laki-laki itu memakai topeng seperti tema acara malam ini. Meski begitu, ia tetap terlihat indah. Nyaris sempurna. Dewa pasti sedang bahagia saat menciptakannya.

Laki-laki itu menegakkan tubuhku. Dengan bodohnya aku masih menatap kagum pada wajahnya yang tertutup topeng. Aku tidak pernah merutuki siapa pun, tapi kali ini aku ingin marah pada Renald yang memilih pesta topeng untuk merayakan pernikahan yang bahkan tidak ia inginkan.

"Look at your way, Miss...., " ucapnya. Suara beratnya mampu menghilangkan kesadaranku untuk sementara. Bahkan ketika laki-laki itu telah melanjutkan langkah yang sempat tertunda, aku masih belum berkedip. Benarkah yang aku lihat tadi adalah manusia? Atau malaikat yang tidak sengaja tersesat di tempat ini?

Kutatap punggung tegapnya yang mulai menghilang bersama dengan langkahnya turun ke lantai dasar. Mengurungkan niat awal aku mengikuti kemana perginya laki-laki itu. Dari jarak tujuh langkah, aku bisa melihat dia berhenti. Bergabung bersama para tamu undangan dengan pakaian yang nyaris sama. Kemeja putih, jas hitam serta celana dengan warna senada. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Ia berdiri membelakangiku.

Suara musik yang tadinya standar kini bertambah volume karena telah mencapai klimaks. Apalagi suara beberapa orang yang tertawa dan berbagi cerita membuatku sulit mendengar apa yang segerombol orang yang kuperhatikan itu bicarakan. Samar-samar aku mendengar beberapa orang mengajaknya bicara dengan bahasa yang tidak aku mengerti. Namun, ketika laki-laki itu menjawab dengan suara berat yang hingga kini masih terngiang di telingaku bagaikan alunan musik, aku bisa menyimpulkan dengan sedikit menebak satu hal bahwa ia berasal dari sana.

"El campeonato es parte de mi vida."

***

Bagi yang sudah baca versi Lo Quiero mungkin tidak asing dengan part ini, ya. Ya benar, ini adalah versi revisi dari Lo Quiero. Aku benar-benar mengubah banyak hal di sini.

Terima kasih sudah membaca.
Berikan vote jika kamu menyukai part ini.
Jangan lupa komennya yang bersifat membangun. Satu bintang dan komentar kalian sangat berarti untukkuuntukku. Tandai kalau ada typo ya biar aku mudah revisinya nanti🥺🙏

Coba absen siapa saja yang baca cerita ini👉

Bisa tembusin 15 vote dan 20 komentar, nggak?
Kalau rame, besok update lagi, xixi.

See you soon 👀

Ze✨

Close to YOU | MM93 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang