024

205 23 1
                                    

¡Hola!
I'm back!
~Happy Reading!~
•••

Andorra—Spain.

Siapa yang tidak akan kecewa jika orang yang kau suka tidak ingat bahwa ia pernah menciummu?

Aku menjadi orang yang paling kecewa pagi ini karena Austin. Ia bahkan tidak mengingat apa yang kami lakukan semalam. Dengan bodohnya ia justru memastikan dengan bertanya padaku.

Percaya lah, aku sangat kecewa.

Austin berengsek!

Lebih menyebalkan lagi ia justru berbicara dengan bahasa Spanyol yang tidak aku mengerti. Selama di sini aku selalu bicara dengan bahasa Inggris. Masa bodoh dengan apa yang dia katakan. Aku hanya ingin menangis.

Tepat setelah aku menutup pintu kamarnya, air mataku tumpah. Aku menangis sesegukan di sana tanpa ada orang yang melihat. Ciuman pertamaku direnggut tapi ia bahkan tidak mengingatnya. Berengsek!

Harusnya aku pergi semalam. Aku melawannya agar tidak menciumku. Aku begitu bodoh dengan terbuai akan godaan sialannya itu. Andaikan aku bisa mengatakan dengan jujur kalau aku senang kami akhirnya berciuman. Namun, Austin malah tidak mengingatnya.

Ditengah tangisku yang belum berhenti, ada suara langkah kaki yang mendekat. Aku segera mengusap air mataku dengan kasar. Takut kalau ada yang akan melihat ini. Akan parah jika Alexis atau Fredico yang melihatnya. Aku bisa dihujani seribu pertanyaan oleh mereka.

Namun, tidak seperti yang aku pikirkan. Orang yang datang bukan dua nama yang aku sebutkan. Jovanna Terese Corado muncul dengan tatapan sengit padaku. Ia tanpa basa-basi menarik tanganku dan mencengkramnya erat. Aku meringis kesakitan.

"Jovanna, lepaskan! Ini sakit," ucapku dengan terus mengikuti langkah panjang perempuan ini. "Jovanna!"

"Shut up, bitch!"

Jovanna menghempaskan tanganku dengan kasar saat kami sudah sampai di taman belakang villa. Ia menatap mataku dengan tatapan menghunus. Berhadapan dengan Jovanna membuat nyaliku menciut. Dia bukan perempuan lemah sepertiku.

"Apa yang kau pikirkan? Berani sekali kau tidur dengan Austin!" teriaknya di depan mataku.

Aku menatap nyalang perempuan ini. "Tidak, itu salah paham. Kami tidak melakukan apa—"

"Tidak melakukan apa pun?! Kau keluar dari kamarnya! Aku juga melihat kau masuk ke kamarnya tadi malam. Kau pasti menggodanya, 'kan?!" Jovanna kembali berteriak. Aku ketakutan. Giginya bergemelatuk yang bisa aku dengar dengan jelas. "How dare you!" geramnya.

"Kau salah paham, Jovanna." Aku berusaha membela diri.

"Benarkah? Aku salah paham? Lalu apa ini?!" Jovanna menunjuk leherku.

Aku segera merabanya dan mengingat lagi apa yang terjadi setelah kami berciuman. Austin juga mendaratkan bibirnya di leher membuatku mendesah beberapa kali sebelum laki-laki itu menghentikan aktivitasnya. Austin memberiku tanda di sana.

"Itu yang kau maksud tidak melakukan apa pun?" Jovanna tersenyum sinis berikutnya. Kemudian dia mencengkeram lenganku menggunakan jari-jarinya dengan kuku tajam bercat merah.

Close to YOU | MM93 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang