020

206 22 2
                                    

¡Hola!
I'm back!
~Happy Reading!~
•••
Austin Saverio Marquez
Point of View
•••

Red Bull Ring, Spielberg—Austria.

Seri ke-9 musim ini telah tiba. Tepat hari Rabu kemarin aku dan tim sudah mendarat di Austria. Alessia juga aku inginkan untuk ikut. Rasanya jika harus meninggalkan dia di Spanyol selama beberapa tidak mudah. Aku terus saja memikirkan gadis itu.

Kuputuskan saja untuk tidak jadi memecatnya agar aku punya alasan mengapa ia harus ikut.

Udara pagi masih sangat segar. Waktu ini aku gunakan untuk melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Aku baru saja selesai bersepeda dengan Fredico.

Pakaianku sudah seperti biasa, memakai baju tim, topi, dan jam tangan dari brand ambassador ternama. Kami ganti berjalan-jalan. Menikmati waktu sebelum kegiatan padat pada besok hari. Dunia ini tidak pernah tenang jika pekan balapan telah tiba.

Beberapa kali aku mengambil foto diriku dan kuungah di akun twitter pribadiku sebagai sarana menyapa penggemar yang aku cintai dari seluruh dunia. Mereka dengan cepat mengetikkan komentar yang sebagian besar berisi dukungan semangat untukku bisa menang di Austria. Tenang saja, aku selalu bisa menaklukkan Austria dengan mudah di musim-musim sebelumnya.

Aku tersenyum sembari berjalan saat melihat sebuah komentar lucu dari postingan yang baru kuunggah itu.

@iampiomarquez
why you so handsome? Will you marry me, Austin? Please!

Aku tidak ingat siapa saja yang pernah mengajukan komentar semacam itu. Bahkan sebagian dari mereka menggunakan nama belakangku sebagai nama akun mereka. Sangat lucu. Mereka benar-benar mencintaiku tanpa syarat rupanya.

"Austin, tikungan ini yang sedikit membuatmu kesulitan tahun lalu," Luiz, salah kru di tim balapku menunjuk tikungan yang sedang kami lewati dengan jalan kaki.

Aku mengangguk atas pernyataannya. Memang benar, aku sedikit kesulitan di tikungan kanan ini. Sirkuit banteng ini memiliki lebih dari lima tikungan kanan. Aku lebih suka tikungan ke kiri. Itu lebih mudah ketika dikendalikan.

"Kurasa kita harus membuat strategi baru untuk menghadapi tikungan ini," tambahnya.

"Aku juga sudah menyusunnya. Kemarin aku melihat tayangan ulang balapan tahun lalu. Aku beberapa kali akan jatuh di sini saat latihan."

"Good job! Trust me, you will win!"

Pembicaraanku dan Luiz berhenti begitu saja. Dia berbicara dengan yang lain karena kami pergi bergerombol. Mereka sibuk membicarakan tentang sirkuit ini yang sedikit berubah karena ada perbaikan di lintasannya beberapa waktu lalu.

Namun, ada sesuatu yang mengusik hatiku. Dua orang di belakang yang sedang tertawa keras sembari memegang ponsel mereka. Siapa lagi jika bukan Alessia dan Fredico Carl Andrews.

"Senyum yang lebar, aku akan mengambil fotomu!" Fredico mengatur gaya berfoto Alessia seakan dia adalah fotografer handal saja. Bahkan untuk memotret pemandangan saja ia masih blur.

Alessia kemudian tertawa, mengacungkan dua jari ke atas sebagai pose foto pertamanya. Bibirku secara tidak sengaja ikut tertarik ke atas. Alessia sangat cantik ketika tersenyum. Ditambah rambutnya yang berterbangan karena diterpa angin.

"Sekali lagi?" tanya Fredico.

"Ya, sekali lagi!" Alessia sangat girang dan segera mengambil pose terbaiknya.

Aku menggelengkan kepala melihat tingkahnya itu. Kemudian Mr. Adams mengajakku bicara beberapa hal tentang balapan. Aku menyahut sedikit tanpa benar-benar mengindahkan perkataannya. Fokusku hanya pada Alessia yang sedang tertawa bersama Fredico.

Close to YOU | MM93 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang