¡Hola!
I'm back!
~Happy Reading!~
•••
Austin Saverio Marquez
Point of View
•••Barcelona—Spain.
Karena Alessia penyebab aku tidak bisa mencetak rekor terbaik tahun ini, aku mendiamkannya selama dua hari. Seharusnya aku merasa baik-baik saja ketika tidak bicara padanya dan tidak melihatnya. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
Aku terus uring-uringan karena tidak melihat dia yang membantu Sylvia di dapur seperti biasa. Aku lebih kesal lagi karena pada saat aku melihat Alessia ia justru membawa nampan saat masuk ke kamarku. Dia belum sembuh dan sudah melakukan pekerjaan rumah seperti ini.
Jelas saja aku marah dan mengusirnya bahkan tidak memberikan kesempatan bicara di saat aku tahu dia ingin mengatakan sesuatu.
Entah kenapa orang-orang di dunia ini sepertinya sangat suka membuatku kesal. Pertama Alessia, sekarang Alexis yang turut menaikkan tensi darahku.
Adik brengsekku itu datang. Dengan bodohnya ia ingin mengajak Alessia keluar. Alessia masih sakit. Wajahnya terlihat pucat meski tidak seperti dua hari lalu. Tentu saja aku marah dan mencegah mereka.
Namun, sekali lagi ia justru menyulut emosiku. Jika kemarin aku melihat Fredico seperti memperhatikan Alessia, Alexis sepertinya tidak ingin kalah.
Apakah Alessia sebegitu menariknya di mata mereka hingga dua orang itu berbondong-bondong mencuri perhatiannya?! Ini membuatku kesal.
Cara Alessia tertawa dan menikmati setiap suapan yang Alexis berikan benar-benar membuatku muak. Bagaimana bisa mereka berdua sangat akrab?! Alessia tinggal bersamaku tapi dia akrab dengan Alexis.
"Siapa yang menyuruh kalian bermesraan di tempatku?!" Aku menegur mereka agar berhenti terlihat mesra seperti itu. Mataku benar-benar perih melihatnya.
Dua orang yang sebelumnya bercanda itu menoleh padaku yang berdiri di ambang pintu kamar Alessia.
"Kenapa? Kau ingin ikut juga?" Alexis menaikkan sebelah alis dan meremehkanku. "Atau kau cemburu melihat kedekatan kami? Ck! Katamu kau tidak menyukai Alessia." Look! Kata-katanya sungguh menjengkelkan di telingaku.
Aku ingin membalas Alexis tapi notifikasi di ponsel lebih dulu mencegah keinginanku. Sebuah pesan dari Fredico. Aku menjauh untuk melihat ada gerangan pesan yang asistenku itu kirimkan.
Awalnya kupikir ini adalah masalah pekerjaan, tapi tidak. Pesan pertama yang Fredico kirim adalah ia menanyakan kabar Alessia dan kondisi terkininya. Ingin sekali aku melempar ponsel ini tanpa membalasnya, akan tetapi pesan kedua yang baru selesai diketik lebih membuatku tertarik dan sedikit kehilangan kekesalan.
Fredico Andrews:
Aku lupa mengatakan kalau dokter bilang Alessia kelelahan jadi dia pingsan. Kau ingat kan dia ikut kita ke negara lain dua pekan berturut-turut. Dia juga tidak bisa berdiri di bawah terik matahari terlalu lama. Jaga dia, Austin. Jangan sampai kejadian itu terulang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Close to YOU | MM93 Fanfiction ✔
Lãng mạnFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!! ••• Semua orang mengira dengan keberuntungan dan bakat yang luar biasa mampu membuat Austin Saverio Márquez menjadi orang paling bahagia. Hidup di lingkungan orang-orang berkasta. Ter...