018

183 21 0
                                    

¡Hola!
I'm back!
~Happy Reading!~
•••
Austin Saverio Marquez
Point of View
•••

Valencia—Spain.

Netra coklatku sibuk memilih senjata api di tempat penyimpanan. Ruangan temaram ini tak menjadikanku bingung ada senjata macam apa saja yang aku punya. Aku mengambil salah satu pistol jenis Tokarev TT-33 yang bahkan tentara Rusia tidak memilikinya.

Aku beranjak dari gudang, menuju ruang pembantaian yang sama gelapnya dengan tempat penyimpanan senjata. Hanya aku yang memiliki hak untuk mengakses tempat ini.

Seorang pria dengan rambut coklat sebagai hiasan kepala tengah meringkuk dengan kedua tangan dalam cengkraman tali. Ia terus memberontak ketika aku berjalan mendekatinya.

Wajahnya tak menyisakan sedikit cela untuk darah mengalir. Beberapa saat yang lalu Aeolus melakukan pertemuan darurat. Tikus kecil ini datang sebagai penyusup. Tepat ketika ia memasuki ruang rapat, salah satu bodyguard kepercayaanku menembak kakinya. Menghabisi wajahnya tapi memberi kesempatan untuknya bernapas hingga detik ini. Aku benci pengkhianat. Aku benci mata-mata dan segala hal yang masuk ke dalamnya.

Mottoku dalam dunia gelap ini adalah; siapa pun yang berkhianat harus mati. Siapa pun yang telah mengetahui identitasku juga harus mati.

Aku merendahkan badan di hadapannya. Ia tidak bisa melihat wajahku secara lengkap karena sejauh ini aku selalu memakai topeng untuk menutupi wajahku dan menyembunyikan identitas. Mereka hanya tahu namaku. Mr. S. Sebutanku di dunia gelap.

"Siapa yang menyuruhmu datang?" tanyaku. Tanganku bahkan jijik untuk menyentuh wajahnya yang penuh darah. Pria ini terus memberontak sementara tanganku gatal ingin segera mendaratkan peluru di kepalanya. "Tidak ingin bicara?"

"Siapa kau?" tanyanya.

Aku memainkan senjata ini di tanganku. Memutar-mutarnya berulang kali di udara. Berjalan mengelilingi pria yang meringkuk di lantai yang dingin. "Kau ingin tahu siapa aku? Bagaimana kalau kita bernegosiasi?" Aku mencoba memberinya keuntungan. Siapa tahu keinginanku untuk membunuhnya bisa sedikit berkurang jika dia memberitahu orang yang menyuruhnya datang ke tempatku.

Bajingan itu tidak menjawab justru berusaha melepaskan diri dari jeratan tali yang melilit tangannya.

"Kenapa? Tidak mau? Kau mencariku bukan?"

"Hentikan omong kosongmu, bajingan! Kau telah menghancurkan kami!" teriaknya yang mana membuatku risih. Mulutnya mengeluarkan darah segar.

"Jadi, kau yang memimpin?" Aku bertanya lagi dengan seringaian di bibir. Jika ada orang lain yang melihatku hari ini maka mereka tidak akan percaya kalau aku adalah Austin Saverio Márquez sang pembalap MotoGP yang selalu tersenyum di sirkuit. Aku adalah monster di dunia mafia. Orang yang diburu para pemimpin organisasi gelap dari seluruh dunia. Aku mengendalikan dunia ini. Orang ingin menghancurkanku dan merebut posisiku. Aku tidak pernah memiliki belas kasihan pada siapapun yang berusaha merebut kekuasaan ini. Atau mengusik hidupku.

"Kau sangat berani rupanya. Aku memang menghancurkan semua orang di kelompokmu. Yang aku buru adalah kau. Baguslah kau sudah datang sendiri. Aku tidak perlu repot-repot menyeretmu kemari."

"Mr. S. Who are you?" Pria ini adalah pemimpin mafia asal Belgia yang beberapa waktu lalu aku hancurkan semua yang ia punya. Dia datang berniat balas dendam. Entah bagaimana ia tahu keberadaan markasku.

Close to YOU | MM93 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang