SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVAT, JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA.
Tinggalin jejak juga brother, thank you!
Satu pesan buat seseorang tanpa menyebut namanya?
Gimana rasanya lost contact sama orang yang dulunya pernah bikin lo ketawa?
•••
Terimakasih pernah menjadi haluku paling indah.
•••
Babi dan kawan kawannya dilarang masuk!
Masih tetep nekat masuk? Gue bacain ayat kursi lo!Rea terkekeh geli membaca tulisan yang tertera di depan pintu kamar Aksa. Sepertinya tingkat kegilaan Aksa semakin menjadi jadi.
Apakah sebenarnya Aksa sudah mempunyai gangguan mental sejak dini?
Tok! Tok! Tok!
"Masuk aja Bund, pintunya gak Aksa kunci kok." Teriak seseorang dari dalam kamar.
Ceklek!
Terlihat laki laki yang sedang asik bermain Play Station, tanpa menghiraukan keadaan sekitar.
"Serasa dunia milik sendiri yah, sampai gue disini aja diacuhkan." Sindir Rea masuk ke dalam kamar Aksa, lalu duduk di pinggir kasur king size miliknya.
"Gue kira Bunda. Bentar Sya, nanggung banget nih." Balas Aksa tanpa mengalihkan pandangannya ke Play Station kesayangan. "Menang!"
Lisya itu panggilan sayang dari Aksa dan Arvind untuk Rea. Mendengar balasan dari sahabatnya, membuat Rea mendengus kesal.
Bisa bisanya Aksa mengacuhkan dirinya yang cantiknya melebihi Ariana Grande.
Mengpede dikit!
"Ngambek?" Tanya Aksa yang sudah duduk di sebelah Rea.
"Gak."
"Yaudah."
"Dasar gak peka!" Sewot Rea, memalingkan muka.
Lah? Aksa gak peka dari mana anjir?
Memang benar, kalau berhadapan sama manusia berjenis kelamin perempuan harus sabar.
Minimal kesabaran yang harus di punya ekstra, kalau gak? Siap siap kena mental deh.
"Udah ya, jangan ngambek, ntar muka lo jelek."
"Lebih jelek lagi muka Arvind yang kayak pantat ayam." Balas Rea acuh sambil mengotak atik ponsel milik Aksa.
Gadis itu sedang berpose dengan berbagai gaya, selfie. Aksa terkekeh melihat kelakuan sahabat absurdnya.
Terkadang ponsel milik Aksa sampai kehabisan memori, siapa lagi kalo bukan Rea pelakunya. Galeri ponselnya penuh dengan foto Rea, dan berakhir Aksa harus mengganti memori card baru.
Aksa terlalu sayang untuk menghapus foto Rea di galerinya. Katanya gini,
Foto itu sebuah moment langka dan berharga dalam hidup yang harus dijadikan kenang kenangan. Coba deh kalau lo lagi rindu berat sama seseorang, lihat fotonya, mungkin bisa sedikit mengobati rasa rindu yang tak bertepi.
"Gue baru datang loh, udah digibahin aja." Sewot Arvind yang tiba tiba nyelonong masuk ke dalam kamar Aksa.
"Eh sempak kudanil, sejak kapan lo berdiri di situ?" Tanya Rea, menatap Arvind dengan raut menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGORITMA [SELESAI]✓
Teen FictionLepas-Ikhlas-Tuntas. Terimakasih telah membuat cerita singkat bersamaku kemarin. ••• Selamat bertemu di titik terbaik menurut takdir. ••• Ini tentang Ansel Arganta Aldridge, si kepala batu yang belum bisa berdamai dengan masa lalunya. Dan juga tenta...