58-Cantiknya Aksa

211 32 23
                                    

Jangan berlebihan dalam mencintai sesuatu, karena semua yang berlebihan itu tidak baik. Berlebihan mencintai dia, contohnya.

•••

Rea sedang berjalan-jalan di sebuah taman dengan perasaan takjub. Banyak berbagai macam bunga yang sangat indah disekelilingnya.

Saat ia ingin memetik salah satu bunga yang berada di sana, seketika pandangannya teralihkan dengan adanya seorang laki-laki yang sepertinya sangat familiar.

Laki-laki itu memakai pakaian senada dengan gaun yang dipakainya, yaitu berwarna putih. Hanya ada mereka berdua di taman, ntah keadaan kala itu sangat sepi, bahkan jauh dari hiruk-pikuk para manusia lainnya.

Laki-laki tampan berwajah bak Dewa Yunani itu pun perlahan mulai melangkahkan kakinya mendekat. Nafas Rea tercekat mengetahui siapa yang berada didepannya saat ini.

"Sya?" Panggil laki-laki itu lembut.

"Aksa di sini juga?" 

"Ini tempat Aksa sekarang, Sya." Balas Aksa tersenyum.

Rea mengerutkan dahi. "Hah? Maksud Aksa apa?"

"Lisya gak seharusnya berada di tempat ini. Lisya pulang ya?"

"Yaudah ayo kita pulang sama-sama, Sa!" Ajak Rea seraya menggenggam tangan sahabatnya itu.

"Aksa gak bisa, Lisya." Katanya melepaskan secara paksa genggaman dari tangan Rea.

"Yaudah kalau begitu Lisya mau di sini aja sama Aksa."

"Gak bisa, Lisya harus pulang. Masa depan Lisya masih panjang, katanya Lisya mau mewujudkan impian kan? Makanya sekarang harus pulang."

"Aksa juga mau mewujudkan impian kan? Ayo kita pulang, terus mewujudkan impian kita
sama-sama, Sa."

"Aksa pengen, tapi Aksa gak bisa." Pernyataan yang keluar dari mulut sahabatnya mampu membuat hatinya ngilu.

"Aksa boleh minta sesuatu gak?" Tanya laki-laki itu dengan tatapan mata teduhnya.

Ntah mengapa hatinya berkata bahwa Aksanya akan pergi jauh meninggalkan untuk selama-lamanya.

Ia tak rela dan ingin menahan, tapi nyatanya tak bisa.

"Jangan nangis lagi ya princess-nya Aksa? Lisya harus bahagia gak boleh sedih mulu. Janji?"  Tanya Aksa menunjukkan jari kelingkingnya.

"Janji." Balas Rea sambil menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik Aksa.

"Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya, Sya. Aksa akan setia menunggu di sini, selalu."

"See you and love you Andrea Allisya Shannete."

Rea terbangun dengan keringat yang mengucur deras dari pelipisnya tak lupa nafasnya yang kian memburu.

Ia masih tak menyangka kejadian yang baru saja dialaminya ternyata hanya mimpi, padahal rasanya seperti nyata.

"Nak, kamu kenapa, Sayang?" Tanya wanita paruh baya panik.

"Mama?" Panggil Rea yang dibalas anggukan oleh wanita paruh baya tersebut.

"Mah, Aksa, Mah---" Belum sempat melanjutkan ucapannya, dirinya menangis sejadi-jadinya, seraya memeluk Mama tercintanya.

Rena membalas pelukan tak kalah erat. Bahu anaknya bergetar hebat dalam dekapannya. Ia tahu anaknya pasti terpukul dengan kejadian beberapa waktu lalu.

Sebenarnya dirinya juga tak kalah terkejut mendengar kabar tentang kematian Aksa dari Aldo lewat telepon tadi.

ALGORITMA [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang