54-Laki-Laki Pms?

148 35 8
                                    

"Anak-anak, hari ini kalian latihan Olimpiade berdua ya, soalnya Bapak ada urusan dan Ansel tadi juga izin katanya ada acara keluarga." Setelah mengatakan itu Pak Toni keluar dari ruangannya dengan tangan yang memegang ponsel.

Meninggalkan dua siswa-siswi yang saling diam. Rea melirik manusia tampan di sebelahnya yang sedang sibuk membolak-balikkan lembaran materi.

Dirinya masih bingung, sudah sekitar satu minggu lebih ia latihan Olimpiade bersama, tapi sampai sekarang dirinya masih tidak tahu nama si lelaki itu.

Bukannya gak usaha buat nanya, bahkan udah beribu-ribu kali tanya, tapi jawabannya cuma "besok lo juga tahu kok." Iya, besoknya tuh kapan? Kadang nyebelin banget tuh orang. Eh, enggak kadang, tapi setiap hari.

"Ngapain lo natap gue kayak gitu?" Tanya laki-laki di sampingnya dengan satu alis terangkat.

"Sebenarnya nama lo siapa, sih?" Mungkin ini pertanyaan yang 1.999 kali atau bahkan lebih yang terlontar dari mulut Rea.

"Besok lo juga tahu kok." Balasnya tanpa mengalihkan tatapannya kepada lembaran materi yang dipegangnya.

"Iya, besoknya tuh kapan? Setiap ditanya jawabannya cuma besok besok besok, gitu aja terus sampe ayam ngelahirin kucing."

Laki-laki itu mengendikkan bahunya acuh. "Kok Pak Toni suka manggil lo dengan sebutan Al? Jangan jangan nama lo Aladdin ya?" Tudingnya yang langsung mendapat hadiah jitakan.

"Alister Alfarezi." Kata laki-laki itu cepat.

"Hah?"

Manusia di sampingnya itu berdecak sebal. "Ck! Nama gue."

Rea mengangguk-angguk sambil ber-oh ria. Lalu, kembali membaca materi yang sempat ia catat saat Pak Toni menerangkan.

"Ada yang lo gak ngerti?" Tanyanya menatap Rea yang mengerutkan keningnya berkali-kali.

Dirinya menoleh menatap makhluk di sampingnya. Beberapa detik ia terpana dengan pahatan wajah yang sangat diatas rata-rata.

Buset, ganteng banget!

Eh? Astagfirullah!

Apaan sih gue?

Sadar, Re, sadar!

"Heii? Lo kok bengong, sih?" Tanya Alister Alfarezi dengan raut kesal.

"Eh? Lo ngomong apa barusan, Lis?" Saut Rea setelah tersadar dari lamunannya.

"Lis?" Alis Alister terangkat satu.

"Kan nama lo Alister Alfarezi, yaudah daripada ribet, gue panggil lo dengan sebutan Lis aja." Jelas Rea dengan polosnya.

Alister mengembuskan nafas pasrah. "Terserah!"

•••

"Lis, berhenti!" Teriak Rea seraya menepuk pundak Alister. Mau tak mau laki-laki itu mengerem mendadak sangking terkejutnya.

Untungnya jalanan sedang sepi, kalo pas rame bisa bisa dirinya disalahkan oleh pengendara lain karena mengerem mendadak.

"Kenapa?" Tanya Alister setelah menepikan motor sport merahnya.

"Udah masuk waktu ashar, sholat bentar yuk!" Ajak Rea dengan semangat. Lalu, turun dari motor, diikuti dengan Alister.

Tanpa sadar gadis itu menggandeng pergelangan tangan Alister sampai di anak tangga paling awal menuju masjid.

ALGORITMA [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang