"Ngapain ke sini?" Rea mengerutkan keningnya bingung.
"Ck! Ngeliat mas pacar lo main basket yang damagenya gak ngotak!"
"Gue mau ke kelas aja." Ucapnya hendak melangkahkan kakinya, namun pergelangan tangannya dicekal. "Lo harus tetap di sini!"
"Rame banget, Zel." Keluhnya tak nyaman.
Rea tuh tipikal orang yang suka menyendiri. Eits, jangan salah, dia juga orang yang suka keramaian, tapi hanya dengan orang orang tertentu.
Menyendiri bukan artinya mengasingkan diri. Dengan menyendiri kita bisa memikir kedua kali untuk mengambil keputusan. Terlebih buat suatu hubungan dan bisa menurunkan ego diri sendiri.
Apalagi bagi para manusia yang introvert, kayak gue misalnya. Sendiri itu layaknya teman paling akrab gitu.
Motto? Tidak ada hari tanpa menyendiri. Asupan paling wajib, sih.
Kamar adalah tempat ternyaman buat menyendiri. Sendiri emang ngerasa hampa, tapi menurut gue lebih baik menyendiri berteman sepi.
Orang rumah mikirnya gue di kamar pasti rebahan kalo nggak tidur. Emang, tapi itu kan dipandang secara fisik, kalo secara batin, pikiran gue capek.
Overthingking dan insecure.
Keduanya selalu berkelana dalam otak kecil ini. Berusaha untuk mengenyahkannya dari kepala, nyatanya gak segampang itu.
Overthingking soal masa depan. Kalau urusan jodoh udah gue serahin sama yang di atas aja. "Belum tentu setiap manusia punya pasangan, tapi setiap manusia pasti punya jodoh." Jangan pernah nyepelein masa depan, belum tentu masa depanmu secerah matahari!
Kedepannya gue bakalan gimana, ya?
Pasti setelah lulus sekolah, di kerja persaingannya bakal lebih ketat. Gue bisa ngelewatin gak ya?
Kalo gue sukses nanti, orang tua masih bisa ngerasain gak ya?
Pernah gak sih kalian mikir sampe segitunya?
Gue pernah, bahkan tiap hari gue ngerasain. Waktu malam yang seharusnya digunakan untuk tidur, justru membuat rasa overthingking gue menjadi jadi.
Menangis. Kegiatan itu yang cuma bisa gue lakuin buat melampiaskan emosi yang membludak.
"YES! SEKOLAH KITA YANG MENANG!"
Teriakan Rissa membuat siswa-siswi di sekolah lain meliriknya sinis. Mungkin karena suara Rissa yang terlalu mengganggu, layaknya kaleng rombeng.
Pertandingan basket terakhir dimenangkan oleh SMA Antariksa yang berlawan SMA Angkasa. Skor dari kedua sekolah itu hanya selisih beberapa saja.
Iya, yang menjadi kapten basket SMA Angkasa adalah Aksa, sahabatnya itu. Ternyata ketampanannya bertambah berkali-kali lipat ketika bermain seperti ini.
"Serius lo malu-maluin, Ris!" Bisik Zelina menyenggol lengan Rissa.
"Refleks ih!" Balasnya tak terima sambil mengerucutkan bibir.
"Rea, lo gak mau nyamperin mas pacar?" Tanya Zelina menunjuk Ansel yang sedang duduk di bawah pohon.
"Males."
"Udah gih sana samperin, sekalian kasih nih minum, kasihan haus. Liat tuh, Ansel celingak-celinguk cari lo, sesekali nolak pemberian minum dari para fens betina." Ucap Zelina sambil memberikan botol air mineral ke tangan Rea.
Rea menghembuskan nafas pasrah. Lalu, melangkahkan kakinya menuju kearah Ansel dengan mulut berkomat kamit.
Sebenarnya dirinya tidak males, cuma mager. Selain itu, ia tak nyaman ditatap sinis oleh para fens betina yang tergila-gila dengan Ansel.
Buset tatapannya itu loh tajam, setajam omongan doi bilang putus dengan alasan udah punya crush baru!
Duh damagenya tuh kerasa banget, ngejleb-nya sampe relung!
Kalo udah gini mah sadar diri sadar posisi aja. Asli, gue saranin mending kalian mundur, daripada ntar kena mental lagi.
Kalian boleh nangis buat ngelampiasin rasa sakit yang mungkin sulit diterima, tapi janji setelah ini kalian harus berhenti menangis, lebih tepatnya menangisi kepergian manusia brengsek seperti dia.
Logikanya, kita cuma kehilangan seseorang yang tidak bisa mencintai dan menghargai keberadaan kita. Sedangkan dia kehilangan manusia baik yang mencintainya setulus hati tanpa kata tetapi.
Jangan pernah sia-siakan dia yang sekarang selalu ada disampingmu, mengganggumu dengan segala tingkah konyolnya, membuatmu marah, serta yang memberikan petunjuk yang benar ketika kalian salah arah.
Pegang kata-kata gue, mungkin hal-hal begituan yang sekarang kalian sepelekan, tapi suatu saat kalian pasti akan berada di fase merindukan semua itu.
Yang kalian sepelekan dan dianggap biasa, pada akhirnya akan dianggap berharga pada waktu yang tepat.
Semuanya memang tentang waktu, bagaimana caramu mempergunakan waktu sebaik mungkin. Waktu tak pernah salah, coba sesekali introspeksi diri sendiri.
Jangan egois, jangan menyalahkan tentang masa lalu. Dengan merenungi diri kalian sendiri, bukan berarti kalian harus menyalahkan diri kalian di masa lalu. Seharusnya masa lalu yang buruk digunakan sebagai acuan untuk masa depan yang lebih baik.
Pemandangan di depan membuat refleks langkahnya terhenti. Ia terkejut ketika Ansel menerima pemberian botol air mineral dari Diva dengan senang hati.
Yang membuatnya bertanya-tanya, dari sekian banyak kaum betina, kenapa pemberian botol air mineral dari Diva yang laki-laki itu harus terima?
Sedikit cemburu sih, tapi kalo dipikir pake logika rada aneh. Yaudah lah, gak usah diambil pusing, mungkin karena mereka dulunya sahabat, jadi udah tau pribadi dari masing-masing pihak.
"Ck! Ngapain juga gue susah-susah kesini kalo dia-nya sekarang udah dapat minum? Mending gue buang." Gerutu Rea memutar balik badannya sambil menatap nanar botol air mineral ditangannya itu.
"Daripada buang mubazir, mending buat gue aja." Serobot laki-laki yang ntah sejak kapan sudah berada disampingnya. Lalu, meneguknya hingga tandas tak tersisa.
"Thanks minumannya." Lanjutnya tapi hanya dibalas anggukan singkat.
Laki-laki itu heran, kenapa sahabatnya bisa berubah jadi pendiam begini? Apa mungkin tadi pagi salah makan? Gak beres nih! Setelah mengedarkan pandangannya kesana-kemari, dirinya menjadi tau penyebabnya.
"Mending samperin, daripada kelamaan kebakar api cemburu."
"Males ah. Gue gak cemburu tapi cuma badmood ngeliat mereka." Elak Rea mencebikkan bibir kesal.
"Sama aja, Sya." Ucap Aksa kelewat sabar. "Gue punya solusi biar badmood lo bisa kembali menjadi goodmood. Ikut gue!" Ajaknya berjalan meninggalkan sepasang laki-laki dan perempuan di tempat itu.
Gak usah ditanya nyesek apa enggak, pasti udah ketebak jawabannya. Sedikit nyesek sih, sisanya nyesek banget.
Cemburu itu layaknya cinta yang datang tanpa diminta dan keduanya saling berdampingan dalam sebuah hubungan. Terkadang cemburu juga bisa mengakibatkan permasalahan, ntah itu kecil atau besar, tergantung diri kalian yang menyikapinya.
Cuma ada hal yang membedakan, kalo rasa cemburu itu datang karena alasan yang tak masuk akal terhadap seseorang. Sedangkan, cinta datang tanpa alasan. Jika cintamu beralasan, maka cintamu palsu.
Cintailah dia dengan ketulusan hati, bukan karena fisik maupun materi. Apalagi mencintai seseorang dengan alasan agar bisa melupakan masa lalunya. Gue saranin mending jangan deh.
Itu sama aja kalian menjadikan seseorang sebagai alat pelampiasan semata. Iya, kalo kalian bisa melupakan masa lalu, nah kalau malah jadi gamon gimana? Berabe ntar!
•••
Follow ig❤️
@sasaindah.p
@calaverous
@anselarganta
@andreashanette
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGORITMA [SELESAI]✓
Teen FictionLepas-Ikhlas-Tuntas. Terimakasih telah membuat cerita singkat bersamaku kemarin. ••• Selamat bertemu di titik terbaik menurut takdir. ••• Ini tentang Ansel Arganta Aldridge, si kepala batu yang belum bisa berdamai dengan masa lalunya. Dan juga tenta...