15.55 PM.
Rea mengerjap polos menatap jam weker yang berada di nakas. Ia masih mengumpulkan nyawa untuk bangun dari hibernasinya.
Gadis itu berniat mandi agar tubuhnya menjadi lebih segar dan setelahnya ingin mengisi perut yang dimana cacing-cacing sudah pada demo.
Selesai mandi, ia melihat penampilannya dari pantulan kaca yang berada di kamarnya. Setelah merasa perfect, dirinya bergegas menuruni anak tangga menuju ruang makan.
Rea mengambil bahan-bahan masakan dari kulkas untuk membuat nasi goreng spesial yang pernah Mamanya ajarkan itu.
Tangan cekatannya mulai memotong bahan-bahan dan memasukkannya ke wajan. Beberapa menit, menu masakan nasi goreng spesialnya telah jadi.
"Wih ternyata gue jago masak juga." Katanya bangga.
Dengan lahap dirinya memakan nasi goreng itu tanpa ada yang tersisa, karena sangking enaknya. Tak lupa dirinya mencuci semua bekas alat dapur yang kotor.
"Akhirnya selesai juga." Kata Rea bernafas lega. Lalu, mendudukkan tubuhnya ke salah satu sofa dan membuka ponsel yang semalam tidak tersentuh.
23 panggilan tak terjawab dari Mom.
35 panggilan tak terjawab dari Aksayang.
20 panggilan tak terjawab dari Arpindi.
15 panggilan tak terjawab dari Dira.
18 panggilan tak terjawab dari Rissa.
25 panggilan tak terjawab dari Zelina.
2 panggilan tak terjawab dari My Bunny.
Dirinya membelalakkan matanya menatap layar ponsel yang banyak menampilkan panggilan tak terjawab itu.
Ternyata masih ada orang-orang baik disekelilingnya yang masih peduli, ya walaupun terkadang mereka ngilang saat ia butuhkan.
Buset! Ngilangnya udah kayak setan ghaib dong!
Bentar, dari banyaknya panggilan tak terjawab, kenapa Ansel hanya menghubunginya 2 kali?
My Bunny
By, hari ini lo di rumah kan?
Gue mau ajak lo jalan-jalan.
Gue otw sekarang!Itu tandanya tadi Ansel ke rumah dong?
"Ya ampun, lo bodoh banget sih, Rea." Kata gadis itu merutuki kesalahannya yang meminum obat tidur semalam.
Kalau saja dirinya tidak menelan obat sialan itu, mungkin sekarang ia sedang jalan-jalan bersama pujaan hatinya.
"Wait, Papa, Nenek Sihir, sama Kuda Lumping pada kemana coba?" Tanyanya baru sadar sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru arah.
Apa mungkin mereka sudah kembali ke kandang semula, ya?
Semoga saja iya, biar nih rumah tentram. Soalnya kalo ada mereka di sini, berasa gue tinggal di neraka.
Jangan tanya gue pernah ke neraka atau belum? Ya jelas belum!
Tok! Tok! Tok!
Pikirannya terhenti, ketika mendengar ada ketukan yang berasal dari pintu utama.
"Iya, sebentar." Teriak Rea seraya membukakan pintu.
Ia celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. "Gak ada siapa-siapa." Gumam gadis itu berniat menutup kembali pintu, tapi ada sesuatu yang mampu menarik perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGORITMA [SELESAI]✓
Novela JuvenilLepas-Ikhlas-Tuntas. Terimakasih telah membuat cerita singkat bersamaku kemarin. ••• Selamat bertemu di titik terbaik menurut takdir. ••• Ini tentang Ansel Arganta Aldridge, si kepala batu yang belum bisa berdamai dengan masa lalunya. Dan juga tenta...