04. Teror ketiga
"Kaluargaku saja tidak perduli kalau aku sudah mati, maka dari itu aku akan bermain terlebih dahulu bersama kalian untuk mengisi kekosongan ku yang kalian buat"
=================================
Gladis baru saja selesai mandi. Gadis itu mengeringkan rambutnya dengan handuk ia duduk didepan meja riasnya. Setelah dirasa sedikit kering gladis menaruh handuk kecil itu di kursi.
Mengambil lipbalm untuk dioleskan dibibirnya agar tidak kering. Aktivitasnya terhenti karena melihat bayangan yang lewat dibelakangnya. Gladis menelan salivanya mencoba menenangkan dirinya.
Gadis itu menutup lipbalmnya dan menaruhnya lagi. Gladis tampak ragu ragu saat ingin namun ia mencoba untuk berpositif thinking.
Syurrrr!
Desiran angin masuk kedalam kamar gladis.
Brak!
Gladis tergelonjak kaget saat jendela kamarnya terbuka tiba tiba. Gadis itu sudah merapalkan doa dalam hati semoga ini hanya angin bukan......
"Hai gladis hihihi"
Tubuh gladis membeku saat ada yang memanggilnya tadi. Gladis sudah duga itu apalagi dirinya hanya seorang diri dirumahnya karena Desta sedang lembur. Hantu itu akan menargetkan dirinya sekarang. Dengan keberanian yang gladis punya gadis itu berbalik menatap hantu yang kini tersenyum kearahnya.
"Target Lo gue ya?" Hantu itu melayang kearahnya. Gladis mundur beberapa langkah.
Gladis melebarkan matanya. Gadis itu benar benar syok dengan apa yang ia lihat didepannya. Dia Kiara. Hantu itu berubah menjadi Kiara namun wajahnya sangat pucat.
"Dis Lo tau kan kesalahan Lo sama gue" gladis masih syok bahkan untuk bernafas normal saja ia susah apalagi menjawab Kiara yang meninggal didepan matanya sekarang tengah berdiri didepannya. Memang benar hantu itu adalah Kiara.
"Gladis, Lo tau hidup gue udah menderita" Kiara mulai terisak membuat gladis meneteskan air matanya juga.
Kiara yang tadinya menunduk kini mendongak menatap gladis. "Keluarga gue benci sama gue dan sekarang sahabat sahabat gue yang buat gue mutusin bunuh diri. Terutama Lo dis Lo yang ngedesak gue buat lakuin itu"
Tubuh gladis masih terpaku. "Ma–maaf" hanya itu yang mampu gladis ucapkan.
"Gaakan" Kiara kini berubah lagi menjadi hantu menyeramkan.
"Kiara jangan ganggu temen temen kita gue mohon" gladis bersimpuh dihadapan hantu Kiara.
"Hihihi aku hanya ingin bermain main dengan kalian, selama ini aku kesepian kalian akan menjadi teman ku selamanya"
Setelah mengucapkan itu tubuh gladis terhempas sampai menabrak pembatas balkon kamar gadis itu. "Uhukk Ra" lirih gladis memegang kepalanya dan perutnya yang terasa sakit karena hantaman yang begitu keras.
"Ayo ikut aku gladis hihihi"
Hantu Kiara mendekat mengangkat tubuh gladis dengan matanya. Namun leher gladis terasa tercekik. "Pembunuh harus ikut aku" mata hantu itu memerah rambutnya berterbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petaka.17 •On Going•
HorrorIni bukan cerita tentang perjodohan seorang remaja yang baru berumur 17 tahun, ini juga bukan cerita kisah cinta para remaja yang berumur 17 tahun. Tapi ini cerita tentang teror, bunuh diri, sisi gelap, pembunuhan berantai sekumpulan remaja yang bar...