kebenaran terungkap

0 0 0
                                    

31. Kebenaran terungkap.

"Desta!" Rani memekik ketakutan saat melihat raut wajah Desta terlihat murka. Mahesa yang menutupi wajahnya dengan topeng jelas tidak bisa berbuat apa-apa selain diam.

Ia berniat melarikan diri dari sana ketika Desta mendekat, "Rani! Apa yang lo lakuin sama Gladis!" Langkah Desta semakin cepat menghampiri Rani yang kini kebingungan dan menangis histeris.

Mahesa yang melihat itu dengan cepat lari dari sana. "Sialan!" Desta mengumpat saat melihat Mahesa berhasil melarikan diri.

Lalu kembali menatap Rani yang semakin menangis. "A–aku bisa jelasin sayang" Desta yang melihat itu sangat muak, marah, kecewa dan sedih secara bersamaan saat melihat jasad adiknya terduduk lemah dan di ikat. Dengan cepat lelaki itu menghubungi polisi dan menahan Rani.

Gadis itu terus memberontak. "Lepasin gue bangsat!" Desta tersenyum getir ternyata selama ini Rani mendekatinya hanya untuk mengincar adiknya dan membunuh Gladis, Desta benar-benar merasa bodoh sekarang.

"Setelah ini gue pastiin lo penjara seumur hidup" ujar Desta semakin membuat Rani memberontak. Tidak ini bukan rencananya dan sialnya lagi Mahesa malah meninggalkannya pergi.

"Gak! Gue gak mau!"

"Percuma, hewan kayak lo harus di kurung!" Tangisan Rani pecah saat ucapan menyakitkan itu keluar dari mulut Desta. Walaupun niatnya dari awal mendekati Desta hanya untuk membunuh Gladis tapi agaknya rasa itu mulai tumbuh seiring berjalannya waktu.

Awalnya Rani sempat ragu untuk membunuh adik dari kekasihnya itu namun rasa bencinya berhasil menguasai pikiran dan hati Rani membuatnya harus merelakan kisah cintanya kandas demi membalaskan dendam sang adik.

"Maafin aku Desta, aku di hasut sama Mahesa" Rani terus menangis dan memohon pada Desta agar dirinya tidak di jebloskan ke penjara.

Mahesa yang mendengar itu hanya tersenyum miring lantas mendekat ke arah dua manusia yang sangat ia benci itu. "Bilang apa lo tadi?" Nada Mahesa terdengar mengejek membuat Rani menatapnya dengan marah.

"Lo yang ngehasut gue brengsek.... Arkhh" satu goresan panjang berhasil tertancap di punggung Rani membuat gadis itu memekik. Bertepatan dengan itu polisi datang sekitar lima orang.

Desta memegang Rani yang kesakitan, ia bimbang melihat adiknya juga tidak sadarkan diri dengan berbagai luka di tubuhnya. "Desta.... Ma–maafin aku" suara Rani terputus-putus ia sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit.

Sedangkan Mahesa sudah ditahan oleh polisi, "gue gak bakal bisa maafin lo" jawab Desta ketus lantas menepis tangan Rani untuk di bawa polisi.

Saat itu juga mata Rani tertutup dan tertidur selamanya.

Desta menghampiri tubuh Gladis. Matanya memerah, dadanya terasa sesak, "maafin gue Dis gak becus ngejagain lo" ujar Desta melepas tali ikatan di tubuh adiknya.

Sebelum tim SAR membawa jasad gadis itu keluar dari gudang. Desta terdiam memandang kepergian adiknya, "bodoh! Mama maafin Desta Ma, Desta gak bisa jagain Gladis" ucapnya dengan tangisan yang paling menyedihkan setelah itu ia berjalan gontai menyusul sang adik.

==============

Pemakaman Gladis sudah berakhir setengah jam yang lalu namun Desta enggan meninggalkan makam adiknya. Cowok itu mengusap nisan sang adik, matanya sudah merah di balik kacamata hitam.

"Yang tenang di sana, jangan bikin onar lagi gue marah sama lo gara-gara pergi ninggalin gue secepet ini" tutur Desta ia di temani oleh Clarissa sepupunya.

"Des, udah pulang sekarang bentar lagi kayaknya bakal hujan" ajak Clarissa membuat Desta akhirnya berdiri dan meninggalkan makam Gladis.

Hujan seakan ikut sedih dengan kematian Gladis, sampai gadis itu duduk dengan keadaan mengenaskan dan menangis sendirian di atas liang kubur.

Matanya melirik kepergian Desta, kini dia sendirian di sini. Rambutnya yang panjang menutup wajahnya. "Aku udah meninggal ya?" Gumamnya membuat siapa saja yang berhasil melihat itu akan menjadi mimpi buruk baginya.

Wajah Gladis sangat menyeramkan dan membuat bulu kuduk merinding.

•selesai•

Akhirnya bisa tamat juga ini cerita😣

Maaf walaupun gak jelas dan alurnya masih berantakan tapi makasih udah mau baca.

Yahh cerita ini gak ada serem-seremnya sih soalnya otak aku lemah banget kalo mau bikin chapter serem takut gak ngefeel mwehehe tapi kocaknya aku nekat buat cerita genre horor🙂

Mau bonus chapter gak?

Oke nanti aku buat ya dadahhh

Petaka.17 •On Going•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang