pemakaman Itha

2 2 0
                                    

08. Pemakaman Itha.

"Satu teman kalian sudah bersama ku dan sekarang tinggal kalian berlima yang tersisa"

===================================

"Itha!!!!!" Teriak Sara histeris bagaimana tidak ia menemukan sahabatnya yang tergelak tak berdaya dengan serpihan kaca yang menancap di setiap inci tubuhnya. Semua barang diruangkan itu berantakan dan percikan darah dimana-mana.

Gladis terdiam memandangi Itha dengan tatapan kosong. Sial pantas saja hatinya sejak tadi merasa tidak enak ternyata benar dugaannya sekarang adalah umur ke-17 Itha dan yah hantu itu tidak main main dengan ucapannya.

"Tolong!!!!" Sara berteriak membuat seluruh undangan yang mendengarnya langsung ricuh dengan bisik bisik. Regar dan yang lainnya yang mendengar teriakkan Sara langsung berlari menuju tempat mereka sekarang.

Begitupun undangan yang lainnya. "Itha" Sara menangis histeris. Kenapa ada apa dengan gadis itu kenapa ada begitu banyak pecahan kaca ditubuhnya siapa yang melakukan ini. Gaun putih Itha sudah dilumuri darah merah pekat.

"I–itha" lirih gladis memanggil Itha.

Regar datang bersama segerombolan tamu begitupun dengan orang tua Itha. Kerin yang melihat kondisi anaknya langsung jatuh pingsan. Dengan cepat Irvan ayah Itha menangkap tubuh istrinya benar benar semuanya dibuat ricuh sekarang.

Gladis masih mematung. "Kalian semua tenang, gue bakal hubungin polisi buat nyelidikin ini" Demian segera menelpon polisi. Gladis dengan perlahan lahan mendekat.

Namun tangannya ditahan oleh seseorang membuat gladis menoleh. "Jangan samperin dulu, bahaya polisi bakal kesini" Regar menahan gladis agar tidak mendekati Itha entahlah apa gadis itu sudah kehilangan nyawanya atau masih hidup.

Namun gladis tidak mendengarkan perkataan Regar gadis itu malah mendekat. Walaupun tubuhnya sudah gemetar ketakutan matanya tak sengaja melihat cermin ruangan itu.

"Bagaimana kejutannya? Sangat indah bukan?"

Nafas gladis tercekat. Apa hantu itu yang melakukannya semua ini. Tulisan itu dibuat dengan darah. Tapi kenapa hati gladis ragu sepertinya ada orang yang melakukan semua ini bukan hantu itu. "Dis" Regar menarik tangan gladis kembali membawanya keluar dari ruangan itu karena polisi sudah datang.

"Gar!" Gladis mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Regar yang begitu kuat. Regar berhenti dan melepaskan tangan gladis.

"Dis Lo tau pasti ini kerjaan hantu itu kan?" Tanya Regar pada gladis. Bukannya menjawab gladis malah terdiam kembali pikirannya sekarang melayang antara percaya hantu itu yang melakukan ini atau bukan.

"Gladis!?" Panggil Regar pada gladis kembali.

"Emm, gu–gue gak tau gar" entah kenapa gladis jadi gelagapan sendiri.

Regar menghela nafasnya. "Dis gue masih inget sama ucapan Lo waktu dirumah sakit dan sekarang itu kejadian sama Itha" gladis mengangguk sembari menunduk. Gadis itu tidak tau lagi harus menjawab apa.

"Dua bulan lagi Demian ulang tahun yang ke-17 dis" gladis yang tadinya menunduk kini mendongak menatap Regar. Matanya sudah berkaca-kaca.

"A–apa?"

"Hantu itu pasti bakal ngincer Demian buat dua bulan kedepan kita harus ngejaga dia sekarang" sambung Regar.

"Tapi gar, Itha aja kita gak mampu buat jaga" gladis khawatir dirinya dan juga yang lainnya tidak dapat menjaga diri masing masing karena seperti halnya kita mengetahui kapan kita akan mati.

Regar memegang bahu gladis. "Percaya sama gue kita bakal bisa jadiin kejadian Itha sebagai pelajaran buat kita lebih kuat buat saling jaga satu sama lain" yakin Regar gladis hanya mampu mengangguk karena dirinya juga tidak begitu yakin.

"Gar, dis hhhhh" Regar dan gladis menoleh saat Eza memanggil mereka berdua dengan nafas yang terengah-engah. Mereka berdua menghampiri Eza.

"Kenapa za?" Tanya Regar.

"Hhhh Itha, Itha gar"

"Itha kenapa Eza!?" Pekik gladis.

"Itha it–tha meninggalkan" keduanya langsung membeku mendengar ucapan Eza. Tubuh gladis hampir jatuh beruntung Regar buru buru menangkapnya.

"Gak, Itha gak mungkin meninggal!!" Gladis mulai histeris kini gadis itu menangis kencang.

"Dis samperin Itha" gladis mengangguk kemudian ketiganya berjalan menuju dimana Itha berada.

Disana sudah ada Sara dan ibunya Itha serta yang lainnya. Gladis melihat tubuh Itha sudah terbalut kantong plastik jenazah berwarna kuning. Seketika gladis terduduk dilantai memandang kosong mayat sahabatnya.

"Tha" lirih gladis.

"Dis Itha dis dia udah gaada" Sara menghampiri gladis dengan Isak tangis.

"Dugaan kuat kalau saudari Itha melakukan bunuh diri atau bisa jadi ada yang mencoba membunuhnya tanpa meninggalkan jejak" ungkap polisi pada Regar, Demian, Eza dan Irvan ayah dari Itha.

"Tolong lakukan penyelidikan dan tangkap siapa pelakunya" Irvan meneteskan air mata. Anak satu satunya telah meninggalkannya untuk selamanya.

"Gak mungkin Itha meninggal, anak saya gak mungkin meninggal!" Ibu dari Itha histeris pasalnya Itha seharusnya sekarang sedang tiup lilin namun semuanya malah diluar ekspektasi mereka.

======================

Itha sudah selesai dimakamkan namun kelima sahabatnya itu masih setia berjaga disana. Gladis terdiam dibalik kaca mata hitamnya mata gadis itu sudah membengkak karena menangis.

Sara mengelus pundak gladis. "Ayo" ajak Sara untuk pulang. Karena kuburan sudah sepi. Gladis menatap makam Itha sejenak sebelum melangkah pergi bersama teman temannya.

"Target selanjutnya Demian" seseorang bersembunyi dibalik pohon beringin yang berada di kuburan itu. Tatapannya tak lepas dari Demian. Setelah dirasa semuanya sudah pergi orang dengan berhoodie hitam serta masker diwajahnya itu berjalan menuju makan Itha.

"Hai tha. Masih inget gue? Mungkin Lo udah lupa" orang itu berjongkok.

"Sekarang Lo bisa jadi temennya Kiara disana" orang itu mengepalkan tangannya mengingat bagaimana Kiara meninggal dan mayatnya ditinggal begitu saja.

"Gue janji bakal bales semua rasa sakit Lo Ra" setelah mengucapkan itu orang tersebut pergi dari kuburan.

–Petaka.17–

TBC.

Hayoo orang itu siapa ada yang bisa nebak?

Kalo bisa nebak aku kasih yupi gratis hihi.

Next? Votmennya jangan lupa👻👻

Petaka.17 •On Going•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang