05. Kejutan
"Hanya satu yang akan tersisa diantara kalian dan orang yang tersisa akan merasakan apa yang aku rasakan juga"
====================================
"Gar gue takut gar!" Pekik Sara yang gelisah bersama gladis dibangku mobil belakang. Tidak jauh berbeda Regar juga sangat ketakutan apalagi ia berada paling depan.
Sebuah kepala menyeramkan berada dikaca depan mobil mereka. Sial pintu mobilnya terkunci padahal Regar sama sekali tidak menguncinya dari dalam.
"Lo berdua tenang, jangan panik tetep berdoa!" Gladis dan Sara menurut mereka memejamkan matanya dan berdoa dalam hati.
"Mereka kenapa lama za?" Demian dan Eza sudah berada dirumah sakit Itha dirawat. Mereka menunggu Regar, gladis, dan Sara yang belum juga kunjung datang.
"Mereka tadi duluan kan berangkatnya gimana bisa belom nyampe" Eza menjawab. Dirinya juga menjadi khawatir takut terjadi apa apa pada ketiganya.
"Tunggu didalem aja za bentar lagi mungkin mereka Dateng"
Eza mengangguk. Mereka berdua memutuskan untuk menunggu didalam rumah sakit saja sembari melihat keadaan Itha.
Ceklek!
"Loh kalian?" Demian dan Eza membulatkan matanya saat melihat Itha sudah sadar.
"Itha Lo udah sadar?" Tanya Eza.
Plak!
"An sakit woy!" Eza mengelus kepalanya karena dipukul cukup keras oleh Demian.
"Udah sadar Lo pakek nanya greget gue" Eza yang tadinya kesal kini malah menyengir. Mereka berdua menghampiri Itha.
"Gimana keadaan Lo tha?" Itha tersenyum. Melihat mamanya sejenak.
"Tante keluar dulu ya kalian lanjut ngobrolnya jagain Itha ya" Demian dan Eza mengangguk sembari tersenyum kearah ibunya Itha.
Setelah ibunya Itha keluar. "Kalian cuma berdua kesini ya?" Tanya Itha pada Demian dan Eza karena sedari tadi ia tidak melihat keberadaan Regar, gladis dan Sara apa mungkin mereka sibuk makanya tidak ikut menjenguknya.
"Itu dia tadi mereka berangkatnya duluan kesini. Tapi aneh banget ya gak kenapa belum nyampe, tadi alasan kita kesini malem malem gara gara si gladis yang bilang Lo dalam bahaya" jelas Demian membuat Itha terdiam.
"Tha" panggil Eza melihat Itha diam. Itha melihat sekitar ruang inapnya takut ibunya melihat atau mendengar. "Sini gue bisikin" suruh Itha mereka berdua menurut.
Itha membisikan sesuatu pada mereka. Keduanya sontak terkejut apa yang baru saja Itha ceritakan. "Jadi hantu itu ganggu Lo tha?" Itha mengangguk.
"Gue takut" lirih Itha. Demian dan Eza saling pandang. Eza mengelus punggung Itha agar gadis itu tenang.
"Lo tenang aja kita bakal jagain Lo" ucap Eza meyakinkan Itha. Demian tersenyum kearah Itha membuat gadis itu juga ikut tersenyum dan lebih tenang.
Sedangkan dilain tempat. Sara dan gladis mereka masih panik kepala hantu itu tidak juga kunjung menghilang. "Woy pergi gak Lo!" Teriak Regar yang sudah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petaka.17 •On Going•
HorrorIni bukan cerita tentang perjodohan seorang remaja yang baru berumur 17 tahun, ini juga bukan cerita kisah cinta para remaja yang berumur 17 tahun. Tapi ini cerita tentang teror, bunuh diri, sisi gelap, pembunuhan berantai sekumpulan remaja yang bar...