My Purpose [ Lupinranger vs PatrangerxReader/Female(Lupin Maroon) ] [Fanfiction]

Chapter 38 [Bom Emosi]

Third Person POV.

Ketiga pencuri kini tengah berdiri di atas gedung sambil melihat ke arah bawah, dimana terdapat taman yang berada di pusat perbelanjaan dan banyak orang berlalu-lalang di tempat itu.

"Menurut intel kita dia seharusnya muncul disini." Ucap Red.

Saat melihat sekeliling, Blue merasa ada yang janggal. Ia memperhatikan orang-orang di tempat itu memakai sebuah kalung, "itu kalung apa? Tren terbaru?" Terka Blue yang masih bertanya-tanya dan Red pun tertarik saat mendengar ucapan rekannya.

Lalu Yellow terlihat menemukan targetnya, seketika ia menarik perhatian rekannya.

"Hei lihat!" Ucap Yellow seraya menunjuk ke arah orang-orang yang sedang berkumpul di taman yang kemudian di ikuti oleh kedua rekannya.

"Entah kau marah atau seseorang marah padamu, kemarahan bisa menyebabkan stress! Dengan kalung ini, kalian dapat menyingkirkan semua tekanan itu!" Seru seorang Pria yang menawarkan barang dagangannya pada orang-orang yang berkumpul dan tertarik untuk membeli barang dagangannya.

Tidak lain, Pria itu adalah wujud penyamaran Gangler yang berada di foto target yang diberikan Kogure pada ketiga Lupinranger tadi.

"Bingo!" Ucap Red seraya mengeluarkan sebuah kartu dan melemparnya ke Pria itu, kartu itu pun membongkar penyamaran Gangler itu.

Warga seketika panik dan berlarian untuk menghindari Gangler tersebut, sementara ketiga Lupinranger turun ke tempat itu untuk menghadapinya.

Dan gangler itu mengenali mereka, "Kalian bertiga.."

"Pencuri yang dibicarakan semua orang." Ucap Red,

"Kaitou Change"

★★★

Red

0-1-0

(Zero one zero)

Masquarase

Kaitou Change

Lupinranger

★★★

"Kaito Sentai Lupinranger"

"Ini peringatan untukmu, karena kami akan mengambil harta karunmu!" Peringat Red dan mereka pun bertarung.

***

Di kantor Kepolisian Global terlihat Noel dan JIm yang sedang berdiskusi tentang bom dengan sumber energi emosi marah tersebut. Keiichiro tampak sedang duduk bermeditasi untuk menenangkan pikiran dan mencoba menjauhkan dirinya dari emosi marah.

Sedangkan Sakuya terlihat sedang duduk canggung di meja tengah ruangan, tidak melakukan apapun menambah perasaan bersalahnya setelah membawa semua kekacauan itu.

Kuharap ada sesuatu yang bisa kulakukan. Batin Sakuya.

Sakuya tampak tidak tenang dan terus melihat ke sekitarnya, hingga akhirnya matanya terhenti pada gelas teh yang terletak di meja pojok ruangan. Lalu dia pun bangkit dan membuat teh.

Sakuya pun membawa nampan berisi gelas teh, "mau minum teh—" ucap Sakuya terpotong karena tersandung kursi dan gelas teh di nampan terlempar mengenai Keiichiro yang sedang bermeditasi.