Chapter 31 [Conversation]

2.6K 317 146
                                    

Third Person POV.

(Name) memasuki Apartemennya, pemandangan ruang tamu dengan berkas yang berantakan dan berserakan menyambutnya.

Namun (name) memilih mengabaikannya, mengunci pintu Apartemen lalu masuk ke kamar mandi untuk menghangatkan tubuhnya dengan berendam di dalam air hangat.

Tetapi sebelum itu, (name) membuka keran untuk mengisi bathup dengan air hangat. Saat selesai membuka keran, perlahan (name) merasa lengan kiri-nya terasa nyeri. Sejenak (name) kembali ingat luka di lengannya yang masih terbuka.

(Name) menghela napasnya dengan berat, lalu ia mengganti pakaiannya yang basah dengan handuk kimono. Kemudian (name) menggulung lengan handuk itu sambil berjalan ke wastafel.

(Name) membuka keran wastafel dan membiarkan lengan kiri-nya yang terluka teraliri oleh air, untuk menghilangkan debu dan pasir yang kemungkinan menempel di lukanya. Setelah itu ia membasuh wajahnya dan mematikan kerannya.

Untuk beberapa saat (name) terdiam berdiri sambil menatap bayangannya di depan cermin wastafel, kemudian ia membuka penyimpanan dibalik kaca. Ia mengeluarkan botol pembersih luka, kapas dan sebuah toples obat.

(Name) membuka botol pembersih luka itu dan menuang nya ke kapas hingga setengah basah, lalu menggunakannya untuk mensterilkan lukanya.

Saat sudah selesai, kini (name) beralih pada toples obat. (Name) membuka toples obat itu dan mengambil satu obat kapsul untuk ia minum. Lalu (name) merapikan kembali barang-barang yang sudah ia gunakan ke dalam penyimpanan di balik kaca.

Sambil membawa obat, (name) pun menuju ke dapur dan mengambil segelas air minum lalu meminum obatnya.

Saat ingin kembali ke kamar mandi, ia terhenti ketika melihat kulkas. Tubuhnya yang kekurangan energi membuatnya membuka kulkas untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan. Akhirnya ia mengambil sebuah plastik berisi roti dan memakannya.

Setelah itu (name) kembali ke kamar mandi dan mematikan keran bathtub yang telah penuh, ia pun melepas handuknya lalu memasuki bathub dan merendam tubuhnya di dalam air hangat.

Aku sudah lama tidak mengalaminya, aku bahkan lupa kalau aku memiliki serangan panik. Batin (name) sambil memeluk kakinya dan membiarkan setengah dari wajahnya terendam air.

~Time Skip~

Langit telah menggelap dan matahari sudah seluruhnya tenggelam, dan perlahan (name) terbangun dari tidurnya.

(Name) terduduk dan meregangkan tubuhnya. Lalu ia tampak berpikir apa yang akan dilakukannya.

"Oiya, ruang tamu masih berantakan tadi." Gumam (name) mengingat masih banyak berkas yang berserakan di ruang tamunya.

(Name) turun dari tempat tidur dan menuju ke ruang tamu, lalu mulai merapikan berkas yang berserakan di ruang tamu Apartemennya.

Tidak butuh waktu lama untuk menyusun berkas-berkas itu. Setelah selesai, (name) hanya menaruh semua berkas itu di sebuah map dan menyimpannya di laci meja kerjanya.

Lalu (name) duduk di sofa, termenung.

Sekarang Noel sudah tau. Dan mungkin sepertinya dia sudah menanyakan tentangku pada Ojii-san. Setidaknya sepertinya Noel akan tutup mulut tentang identitasku. Batin (name) menerka.

Kemudian suara ponsel yang berdering menyadarkan (name) yang tenggelam dalam pikirannya. Ia pun segera bangkit dan mengambil ponselnya, melihat panggilan masuk tidak bernama tertampil di layar.

Tetapi (name) mengenali nomor panggilan yang menelponnya, lalu ia mengangkatnya dan mulai menaruh ponsel di telinganya.

["Konnichiwa, Maroon-Kun."] Sapa seseorang dari panggilan itu yang suaranya sudah dikenal (name).

My Purpose [ Lupinranger vs PatrangerxReader/Female(Lupin Maroon) ] [Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang