Chapter 41 [Pendekatan yang 'berlebihan']

1.3K 175 33
                                    

Third Person POV.

"Jadi, kau berencana untuk berkemah keiichiro-san?" Tanya (name) akhirnya.

"Yah, semacam itu." Jawab Keiichiro.

Naruhodo, jadi itu ide Keiichiro. Sepertinya itu berarti ia akan bertarung sambil membawa tenda itu. Batin (name) menyimpulkan.

Tapi, bukankah tempat perkemahan di dalam taman? Tapi kenapa ia malah di luar sini? Batin (name) bertanya-tanya.

"Lalu di mana kau akan berkemah Keiichiro-san? Oh? Dulu aku pernah melihat tempat perkemahan di dalam taman, apa kau berencana berkemah di sana?" Tanya (name).

"Tadinya."

"Tadinya? Maksud mu kau tidak jadi berkemah di sana." Terka (name).

"Iya, awalnya aku berencana untuk berkemah di sana. Dan aku bertemu dengan Touma-kun dan Umika-chan yang kebetulan juga sedang berkemah di tempat itu."

Ah jadi yang lain juga punya ide yang sama. Batin (name) saat mendengarnya.

"Hee... Mereka berkemah juga." Respon (name).

"Saat aku bertanya di mana Kairi-kun, Umika-chan menjawab kalau sedang ada pertengkaran diantara mereka berdua dengan Kairi-kun."

Umika-chan benar-benar parah dalam membuat alasan. Dan sepertinya polisi ini berencana untuk menghampiri Kairi. Kurasa aku tidak akan kaget kalau dia akan memasang tenda di Jurer nanti. Batin (name).

"Kutebak kau berencana menghampiri Kairi-san ya?" Ucap (name) menebak.

"Soudane. Eh, bagaimana kau bisa tau?"

"Kau itu tukang ikut campur Keiichiro-san. Jadi mudah sekali membaca niatan mu yang mencoba membantu Kairi-san dan menggunakan kesempatan ini untuk bisa dekat dengannya." Jawab (name) blak-blakan.

"Tukang ikut campur? Aku bukan orang seperti itu, kan aku hanya berniat untuk membantu."

Hilih, bukan tukang ikut campur apanya. Batin (name) tidak setuju.

"Jika ada orang yang masuk dalam urusan pribadi orang lain itu ikut campur namanya. Tapi terserah mau mu, aku hanya mengatakannya dari sudut pandang orang normal." Balas (name).

"Dan sebagai orang normal, apa yang kau lakukan ini agak berlebihan Keiichiro-san." Ucap (name).

Keiichiro seketika merenungkan kalimat yang diucapkan (name), "Namun, tetap saja aku harus mencobanya." Ucapnya.

(Name) merasa jengkel karena Keiichiro tidak mendengarkan atau mencoba mempertimbangkan pendapatnya, "aku tidak akan berkomentar apa-apa lagi Keiichiro-san, membahas suatu hal yang tidak akan di dengarkan oleh lawan bicaramu adalah hal yang sia-sia." Ucap (name) sarkas, ia kesal dengan Keiichiro yang sangat keras kepala.

Shimatta, aku kelepasan. Ya ampun saat ini karakter ku adalah (name) yang baik dan ceria, bukan Maroon yang dingin dan sarkas. Batin (name) saat menyadari ia mengeluarkan sisi dingin yang biasa ia keluarkan saat menjadi Maroon.

Tapi beruntung, sepertinya Keiichiro tidak terlalu memikirkan ucapan (name). Dan mereka akhirnya sampai di minimarket, (name) pun segera berpamitan agar dapat segera berpisah dengan Keiichiro.

"Tokorode terima kasih sudah mengantarku Keiichiro-san." Ucap (name).

"Ha'i! Doitashimashite. Jaa matane." (Sampai ketemu nanti) Balas Keiichiro yang kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Jurer.

My Purpose [ Lupinranger vs PatrangerxReader/Female(Lupin Maroon) ] [Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang