Bab 16 *Rumah Mertua*

622 77 16
                                    

Setelah seminggu Honeymoon di hotel dengan istrinya Dinda. Sekarang Mikey tinggal dirumah Papa Dinda selama sementara, karena kamar Mikey sedang di renovasi. Mikey membawa koper - koper itu ke lantai 2 dan masuk ke kamar Dinda.

"Kamarnya terlalu feminim untukku" kata Mikey protes melihat kamar Dinda.

"Yang penting bisa tidur nyamankan?" Jawab Dinda.

Mikey masih melihat sekelilingnya, ia penasaran pada sesuatu yang menggantung di jendela itu. Boneka Teru Teru Bozu boneka kecil untuk penangkal hujan.

"Boneka Teru Teru Bozu ini.." batin Mikey.

"Boneka penangkal hujan itu kubuat saat masih kecil" kata Dinda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boneka penangkal hujan itu kubuat saat masih kecil" kata Dinda.

"Kenapa bonekanya bentuk kucing laki - laki?" Tanya Mikey masih memeperhatikan dengan cermat boneka itu.

"Semua orang buat boneka penangkal hujan tanpa gender, tapi aku suka membuatnya berpasangan. Yang kucing perempuan diberikan pada anak lelaki yang menangis di kuil sendirian" kata Dinda dengan mengingat - ingat semuanya.

"Apa anak itu menangis karena dia sedih ditinggal ibunya?" Kata Mikey.

"Ya, eh? Kenapa kau tau?" Kata Dinda bingung.

"Aku lah yang mempunyai boneka pasangannya. Achan" kata Mikey menatap Dinda dengan sparkling cinta dimatanya.

"Benarkah itu kau?" kata Dinda.

"Aku masih menggantungnya dijendela kamarku sampai sekarang" kata Mikey.

"Kenapa? Shibuya kan jarang hujan? Aku menggantungnya karena bonekanya lucu. Kalau kau?" Kata Dinda.

"Karena Achan, gadis yang memberinya adalah cinta pertamaku" jawab Mikey.

"Mikey.." kata Dinda spechless.

"Waktu itu aku sedih dan menangis, sudah sebulan ibuku menitipkanku dirumah kakek. Dia bilang untuk sementara waktu aku tinggal disana, tapi.... Dia tak pernah kembali menjemputku. Hari itu aku paham, kalau ibu membuangku" kata Mikey.

"Achan datang menjulurkan tangannya padaku, kau bertanya kenapa aku menangis. Saat itu aku tak punya banyak teman, Achan.... Adalah orang pertama yang menjulurkan tangan dan memberiku semangat. Kau bilang "Ma-kun! Ma-kun jangan sedih, Ma-kun harus berani dan kuat" kata - kata itu merasuki jauh kedalam jiwaku. Itu sebabnya aku tak pernah merasa takut lagi" kata Mikey menjelaskan.

"Kau salah paham soal ibumu Mikey. Memangsih dulu guru dan temanku memanggilku Achan, tapi Anak laki - laki itu berambut pirang. Aku ingat waktu kamu PAUD rambutmu warna hitam. Jadi kupikir anak laki - laki berambut blonde itu cuma mirip kamu tapi bukan kamu" kata Dinda.

"PAUD? Kita udah kenal sejak dulu?" Kata Mikey.

"Iya aku punya album fotonya" kata Dinda beranjak dari duduknya.

Sano ManjirouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang