Bab 29 *Kuat*

568 65 12
                                    

Pemakaman Emma sedang dilakukan dirumah duka, tapi hebatnya Mikey tak menundukkan kepala sedikit pun. Tak tampak sedih dan terlihat kuat menjalani segala cobaan ini. Bahkan Draken yang terlihat gagah dan berani saja di hari kematian Emma dia menangis dihadapan Kakek dan Mikey.

Draken merasa bersalah karena tak dapat menjaga Emma dengan baik, ia juga mengakui perasaan sukanya didepan Kakek dan Mikey juga tamu - tamu yang lain disana.

"Aku mencintai Emma" kata Draken sembari duduk bersujud untuk memberikan salam pada Kakek.

"Aku sangat minta maaf" kata Draken.

"Aku tak bisa melindunginya" lanjutnya.

"Begitu.... Kau menyukainya...." Kata Kakek sambil tersenyum.

"Aku yakin sekarang dia sedang beristirahat dengan tenang" ujar Kakek.

Draken dan anak Touman yang datang menangis mendengarnya. Banyak yang tak menyangka jika Emma akan pergi secepat ini, apalagi ini semua karena kasus pembunuhan yang dilakukan Kisaki.

Di sorw hari ketika upacara pemakaman sudah selesai, Mikey dan Kakek pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Dinda disana. Mikey berjalan melewati lorong mencari kamar bangsal tempat Dinda di rawat.

"Ruang Lily VIP 8... mana ya??" Guman Mikey membaca setiap plang bangsal di rumah sakit.

Setelah bertanya pada suster yang lewat dia akhirnya menemukannya. Mikey mengetuk pintu dan dia masuk bersama Kakeknya. Mikey kaget dengan apa yang ia lihat.

"Okasan?" Kata Mikey sambil melotot kaget begitu melihat ibu kandungnya.

"Manjiro" kata ibunya langsung memeluk Mikey.

"Untuk apa kau disini?" Kata Mikey dengan wajah datar tanpa membalas pelukan itu.

"Untuk apa? Ya karena aku ibu mertuanya apa salah aku menengok menantuku sendiri" kata ibu.

"Hallo...Lama tak berjumpa" kata Kakek.

"Ayah! Ya sudah lama sekali. Apa kabarmu?" Kata ibu.

"Aku baik - baik saja" kata Kakek sambil tersenyum.

Mikey hanya mendengus dan memutarkan bola matanya. Kakek menepuk pundak cucunya pertanda agar Mikey menghentikan sikap tidak sopannya.

"Manjiro-kun boleh ibu bicara padamu sebentar?" Kata ibu mengajak Mikey keluar bangsal.

"Ada apa?" Kata Mikey tanpa basa basi.

"Duduklah dulu" kata ibu menunjuk pada kursi tunggu didepan kamar.

"Apa kabarmu? Kau sehatkan? Bagaimana sekolahmu menyenangkan?" Kata ibu.

"Ya begitulah" jawab Mikey dingin.

"Manjiro-kun aku tak pernah mengerti kenapa kau selalu membenciku?" Kata ibu menatap wajah Mikey dengan serius.

Mikey hanya terdiam tak mau menjawab.

"Gak mau jawab?" Kata ibu membelai kepala Mikey dengan penuh kasih sayang.

"Aku tak mengerti tentang semuanya. Ayah dan ibu yang berpisah. Ibu pergi dan meninggalkanku. Sampai hari ini aku masih tak tau apa itu pernikahan" kata Mikey.

"Maaf sudah mengecewakanmu" kata ibu.

"Aku lebih kecewa pada diriku sendiri. Aku belum bisa menjadi lelaki yang bertanggung jawab untuk Dinda. Belum..." kata Mikey dengan tatapan kosong.

"Kenapa berpikir begitu?" Kata ibu.

"Papa memutuskan memindahkan sekolah Dinda. Dia takut Dinda akan disakiti orang itu lagi"kata Mikey.

Sano ManjirouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang