Dinda baru saja terbangun dari tidurnya, dia yang masih menggunakan piyama membuka tirai besar di ruang keluarga. Ada Kokonoi yang tidur di sofa, dengan TV yang masih menyala."Koko, disuruh tidur di kamar tamu malah tidur disini" kata Dinda membereskan bungkus - bungkus makanan yang ada di meja.
Dia mengambil selimut dan menyelimuti sepupunya yang tidur meringkuk di atas sofa. Tadinya Dinda mau mematikan TV itu, tapi entah kenapa tak jadi dia lakukan. Dinda memilih duduk dan melihat TV didepannya.
"Pagi semua berita hari ini dibuka dengan kabat Hot News yang baru saja reporter kami terima. Polisi berhasil melakukan penangkapan terhadap SM (17 tahun) dan anak buahnya SH (17tahun) yang diduga menipu banyak warga melalui bisnis perjudian" kata Presenter.
"Bisa ceritakan soal penipuan yang bapak terima?" Kata reporter pada seorang om - om yang disensor wajahnya.
"Aku memasang judi disini dan tak pernah menang. Sebanyak apapun aku berjudi, ku pikir aku yang tak beruntung tapi setelah para pelanggan saling cerita ternyata rumah judi ini memang tak pernah memenangkan seorang pun. Mereka sengaja membuat kami kalah dan memeras uang kami" kata narasumber.
"Polisi mengatakan jika salah satu dari remaja laki - laki itu terbukti mengkonsumsi dan membawa narkotika berjenis sabu - sabu" kata si presenter.
Di Tv tampak dua orang lelaki berusia remaja diborgol dan berjalan masuk ke dalam mobil polisi.
"Jaket itu persis seperti milik Mikey, sepatunya juga. Sepatu merah itu.... itu adalah sepatu yang kami beli saat Honeymoon dulu" kata Dinda tak bisa lagi bernafas.
"Penipuan perjudian? Mikey kan punya bisnis perjudian!" Teriak Dinda.
"KOKO! KOKO BANGUN!! MIKEY! MIKEY..." kata Dinda terbata - bata lidahnya kelu tak bisa berkata apapun.
"Hm?" Kata Koko bangun dari tidurnya.
"MIKEY!!" Kata Dinda menunjuk ke arah TV.
"Maksudnya apa sih Din? Kamu ngigo ya?" Kata Koko berusaha mencerna situasi aneh ini.
Dinda tak tau mau menjelaskan dari mana, dia hanya bisa membesarkan volume TV nya sekencang mungkin agar Koko menyadari berita yang sedang tersiar.
"Polisi berhasil menemukan keduanya setelah 2 hari buron. SM dan SH mencoba kabur dan bersembunyi di desa kecil di kota Kyoto" kata si presenter.
"Kami menemukan benda ini disaku celana salah satunya, setelah melakukan tes urine terbukti positif narkoba" kata kepala polisi berdiri di depan Mikey dan Sanzu yang di borgol. Polisi itu memperlihatkan beberapa kapsul obat didalam plastik ziplock.
Meskipun wajah keduanya di sensor dan Koko baru bangun tidur tapi dia langsung sadar bahwa yang ditangkap adalah sang ketua. Koko melotot kaget mendengar berita itu di TV.
"Koko... Mikey.." kata Dinda menangis melihat segalanya.
Koko langsung mengambil Hp nya dan mencoba menelpon Mikey, tapi hal itu tak berhasil. Telponnya tak tersambung. Koko panik, sedikit banyak dia juga terlibat dalam bisnis judi itu. Bahkan ide penipuan itu berasal darinya, dengan tak memenangkan siapapun membuat semua uang yang masuk menjadi milik Mikey. Dengan cara itu lah Mikey menjadi kaya raya.
Koko berjalan kesana kemari dengan cemasnya. Dia berusaha menenangkan diri dengan mencuci wajahnya di wastafel.
*Hah hah hah* suara nafas Kokonoi yang terburu - buru.
"Aku harus tenang, ya tenang. Kasian Dinda kalau aku panik, dia pasti lebih panik dariku" kata Koko.
Koko menghampiri Dinda yang menangis di sofa, memeluknya lembut dan mengusap kepalanya.
"Tenang Din. Tenang" kata Koko.
"Aku gak bisa tenang diwaktu kayak gini" kata Dinda dengan air mata yang mengalir.
"Sabar, kita pasti bisa nemuin jalan keluarnya" kata Koko memeluk Dinda erat.
Koko mencoba menelpon Papa Dinda, mereka juga baru saja mendengar kabar beritanya. Papa Dinda mengunjungi rumah kediaman keluarga Sano. Tak ada siapapun disana, tetangga sebelah rumahnya memberitahu kalau ayah Mikey dan kakeknya pergi bersama mobil polisi untuk dimintai keterangan.
"Koko, paman di kantor polisi sama Orang tua Mikey. Tante kamu lagi naik taksi kesana, kamu coba tenangin sepupu mu ya. Papa lagi coba cari info selengkap - lengkapnya disini" kata Papa Dinda menelpon.
"Oke Paman, aku berusaha sebisaku disini" kata Koko yang merasakan tubuh Dinda yang gemetaran dipelukkannya.
"Bibi Julia ambilkan segelas air minum" teriak Kokonoi.
Bibi Julia langsung berlari memberikan gelas airnya.
"Minum dulu Din. Biar lebih tenang" kata Koko.
"Ma... ka.. Hiks Hiks.... Sih" kata Dinda menerima gelas airnya masih menangis.
Mama datang ke apartemen, memeluk Dinda yang sedih. Keduanya malah ikut menangis tersedu - sedu. Dinda yang merasa sedih dengan penangkapan Mikey, dan Mamanya yang sedih mengapa nasib putrinya begitu malang dan bagaimana nasib menantunya yang dipenjara.
Dinda tertidur setelah lelah menangis, dia tertidur dipelukan Mamanya. Mama menyuruh Koko untuk menggendong Dinda dan membaringkannya di kamar.
Di apartemen itu sudah berkumpul banyak orang. Mama Dinda, ibunya Mikey, Draken, Takemichi, Mitsuya, Chifuyu, dan petinggi Touman lainnya. Hina membantu Bibi Julia membuatkan teh untuk mereka semua. Si Nyoya rumah masih tertidur diranjangnya.
Dinda membuka matanya, semua seperti tak nyata. Kenapa selalu berakhir menyedihkan?
"Mikey aku tak paham. Mikey kenapa semuanya jadi begini?" Kata Dinda menatap foto pernikahannya yang dipajang di atas lemari kecil disamping tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sano Manjirou
RomanceApa yang terjadi jika seorang Sano Manjirou A.K.A Mikey yang tak tertandingi dijodohkan di usia muda? dia akan menolaknya? membenci jodohnya? atau justru cinta tulus dan polos dari jodohnya mampu meluluhkan Mikey? . . . SELESAI ✅ (AKAN DI REVISI TP...