Bab 32 *Pelukan untuk Sang ketua*

561 80 8
                                    

Dinda seperti biasa menjalani sekolahnya dengan baik. Setelah mereka berdua pindah ke sekolah yang baru, ia merasa hidup jauh lebih "normal" dari pada kehidupan SMA nya yang dulu. Tak ada geng motor tak ada musuh, yang ada hanya teman - teman yang menyenangkan disini.

Saat masuk sekolah ini Dinda baru tau kalau dia satu sekolah dengan Kokonoi. Sepupu yang kalau Dinda mintain tolong pasti minta imbalan duit, dasar mata duitan.

*DRRRTT DRRRRT* suara Handphone bergetar.

"Hallo?" Kata Dinda mengangkat telponnya.

"Din, ini nomernya masih nomer Dinda kan?" Kata Draken berbisik kecil sekali.

"Hah? Apa? Jangan bisik - bisik gak denger" kata Dinda.

"Jauh - jauh dari Mikey. Aku mau ngomong sesuatu" kata Draken.

"Aku lagi eskul tenis nih, sepenting apa sih?" Kata Dinda.

"Penting banget banget banget" kata Draken.

"Sebentar - sebentar jangan tutup telponnya" kata Dinda.

"Sayaka-chan hari ini Tenisku sampai sini dulu ya, aku lagi gak enak badan" kata Dinda bohong.

"Eee?? Ya sudah istirahatlah. Mau ku panggilkan pacarmu Mikey?" Kata Sayaka berbalik badan melihat Mikey di lapangan sepak bola seberang.

Dengan cepat Dinda menghentikan Sayaka agar tak melihat ke arah Mikey. Saat masuk sekolah baru Dinda memutuskan untuk ikut masuk club Tenis, sedangkan Mikey yang tak tau mau apa hanya mengekor dan berakhir ikut club sepak bola.
Bukan karna suka, tapi karna lapangan club bola bersebelahan dengan club tenis. Jadi, Mikey bisa sekalian mengawasi Dinda.

"Engga, engga gak usah. Aku gak mau dia khawatir" kata Dinda.

"Aku cuma butuh duduk dan istirahat sebentar kok" lanjutnya.

"Oh, oke" kata Sayaka.

Dinda langsung melesat mencari tempat sepi untuk kembali telpon.

"Gimana? Gimana?" Kata Dinda melanjutkan telponnya.

"Aku dan petinggi Touman mau berikan kejutan ulang tahun Mikey" kata Draken.

"Loh, kalian belum ngucapin?" Kata Dinda heran.

"Mikey..." kata Draken dengan nada sedih.

"Dia kenapa? Hubungan kalian masih baikkan?" Kata Dinda.

"Emm... ya! Kami masih baik - baik saja" kata Draken.

"Sudahlah lupakan yang tadi, jadi bisakah kami bertemu dengannya?" Kata Draken.

"Bisa kok, tapi dimana ya?" Kata Dinda berpikir.

"Di rumah Mikey?" Kata Dinda memberi saran.

"Jangan, kami terakhir ke rumah nya saat kau meminjam buku bahasa jepang. Ingat? Dari situ Mikey melarang yang lain untuk pergi ke rumahnya lagi. Nadanya serius, entah apa yang dia sembunyikan di kamarnya" kata Draken.

"Yang di sembunyikan itu aku" batin Dinda.

"Kuil Musashi?" Kata Dinda.

"Jangan dia pasti sadar bakal ketemu kami" kata Draken.

"Kan matanya ditutup?" Kata Dinda.

"Dia bakal tau dari banyaknya tangga Din. Kami basecamp disana sejak pertama kali berdiri, sudah hampir 4 tahun dia lewat tangga itu. Dia pasti bisa menebak kalau mau dapat kejutan dari Touman" kata Draken.

Sano ManjirouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang