Matahari sudah berada dititik terpanas nya, hiruk pikuk dunia semakin sesak. Aktivitas manusia sudah berlangsung sejak pagi kini tiba saatnya untuk menambah asupan energi agar kuat melanjutkan aktivitas tadi.Lain halnya dengan Sakura, di saat karyawan yang lainnya menghabiskan waktu istirahat di kantin kantor, dia malah pergi kerumah sakit yang jaraknya cukup dekat dengan kantornya hanya untuk makan siang bersama sahabatnya.
-Ceklek- Suara bunyi pintu dibuka, dan Sakura segera masuk kedalam ruangan yang sudah sangat ia hapal.
"Sasu... ke.." Suara Sakura perlahan melemah, bukannya melanjutkan langkahnya dia justru berhenti ditempat.
Matanya memicing melihat ternyata sahabatnya itu tidak sendiri di ruangannya.
"Mmm, Sasu.. sepertinya itu aja yang mau aku omongin ke kamu, aku permisi mau cek pasien dulu." Ucap Ino, Sasuke mengangguk.
Ino segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu, dia melewati Sakura begitu saja tanpa menyapa atau sekedar memberi senyum.
Sakura yang menyadari itu pun acuh, dia membuang pandang kearah lain saat langkah Ino berada pas di sampingnya.
"Kenapa kau diam saja, sini." Tanya Sasuke saat Ino sudah hilang dibalik pintu.
"Gak mau." Sakura melenggang pergi begitu saja.
Sasuke menghembuskan nafasnya berat, ia sadar jika sahabatnya itu pasti kesal padanya.
***
"Saki, ada Sasuke tuh dibawah." teriak Mama Sakura -Mebuki, dari luar kamar, Sakura diam tidak menyahut. Moodnya kembali buruk karena teringat kejadian seminggu yang lalu. Ya, sudah seminggu lamanya sejak pertemuan mereka di ruangan Sasuke saat itu Sakura mendiami sahabatnya itu.
Ahhh.. Dasar pria itu sangat bodoh tapi kenapa bisa menjadi seorang dokter.
Mendengar pintu kamar yang seperti ingin terbuka Sakura segera menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, dan pura-pura tidur. Dia hanya sedang malas melihat wajah Sasuke.
Sasuke duduk bibir ranjang Sakura, ia tersenyum geli melihat tingkah sahabatnya itu yang pura-pura tidur. Ia yakin sekali jika Sakura belum tidur.
Kelewat gemas Sasuke menggelitiki perut Sakura, salah satu kelemahan gadis itu.
"Yak Sasu!" Teriak Sakura yang sudah keluar dari persembunyiannya.
Sasuke terbahak melihat wajah Sakura yang memerah, bibirnya mengerucut dengan tatapan murka. Sungguh lucu.
"Ngapain sih kau kesini?!" Emosi Sakura.
"Aku mau minta maaf, kau jangan mendiamkan aku begitu, sudah seminggu kita marahan." Ucap Sasuke dengan nada penyesalan.
Melihat Sakura yang tetap diam, Sasuke pun segera mendekapnya dalam pelukan hangat.
Sasuke menyadarkan dagunya pada pundak Sakura menarik sahabatnya itu lebih dekat lagi dan menghirup dalam wangi rambut Sakura sambil mengusap punggungnya perlahan.
"Aku rindu." Bisik nya tepat ditelinga Sakura.
Sakura tidak berontak tapi juga tidak membalas. Setelah dirasa cukup puas, Sasuke melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak Sakura.
"Kau masih marah?" Tanya Sasuke lembut.
Sakura mendongak menatap bola mata milik Sasuke, lalu menghela napasnya berat. "Tidak, hanya saja aku kesal." Ucapnya acuh.
"Aku tak suka jika kau dekat lagi dengan cabe-cabean itu, bukannya apa tapi kau masih ingat kan bagaimana dia dulu menyelingkuhi mu hingga membuat kau terpuruk." Lanjutnya lagi.
"Hn. Aku ingat."
"Ingat, tapi selalu saja nempel kaya dikasih lem. Sasu, aku tidak ingin kejadian itu terulang kembali, aku tidak ingin kau uring-uringan dan menyiksa dirimu sendiri hanya karena cabe-cabean sepertinya. Kau mengerti kan maksudku?!"
Sasuke mengangguk dan memeluk Sakura lagi, kali ini Sakura membalasnya.
Sasuke dan Ino sudah menjalani hubungan selama tiga tahun. Mereka bertemu pertama kali saat diterima menjadi dokter dirumah sakit yang sampai sekarang tempat mereka bekerja.
Pertemuan mereka juga cukup sederhana, hanya karena mereka sama-sama suka makan nasi goreng jadi mereka sering bertemu di warung makan sederhana didepan rumah sakit.
Dari yang awalnya hanya sapa menyapa, kemudian makan satu meja dan akhirnya saling tunggu menunggu untuk pergi bersama ke warung makan tersebut.
Kesederhanaan Ino lah yang membuat Sasuke jatuh cinta untuk pertama kalinya. Ino adalah cinta dan kekasih pertama Sasuke, itulah mengapa saat ia mendapati Ino berselingkuh ia sedikit terguncang.
Sakura mengendurkan pelukan mereka dan menatap Sasuke penuh introgasi "Oiya, kenapa Ino menemui mu lagi?"
"Hanya meminta tolong, Mamanya belum tahu jika hubungan kami sudah berakhir dan seminggu yang lalu saat Mamanya baru pulang dari rumah sakit, dia ingin bertemu denganku."
"Yak!" Sakura memukul keras kepala Sasuke, membuat pria itu meringis.
"Kenapa kau melakukan itu, bodoh! Harusnya kau memberitahu orangtuanya jika hubungan kalian sudah berakhir!"
"Kasihan Mamanya baru sembuh, aku hanya khawatir jika dia mendengar berita yang tidak baik bisa-bisa jantungnya kembali kambuh." Cicit Sasuke.
"Ya tapi kau harus tegas dong jangan mau didekte sama perempuan! Kalau begini namanya kau memberikan harapan kosong pada mamanya. Kalau Mamanya Ino ingin kalian melanjutkan kejenjang yang lebih serius bagaimana?! Kau mau?!" Nafas Sakura memburu sangking emosinya.
Mata Sakura menyipit penuh curiga "Atau jangan-jangan kau masih suka dengannya?"
Pletakk!
"Aww!" Ringis Sakura mengelus kepalanya yang dijitak Sasuke.
"Kebiasaan kalau bicara tanpa berpikir."
"Ya santai dong." Kesalnya lalu pergi meninggalkan Sasuke keluar kamar.
Sasuke hanya menggeleng melihat tubuh mungil Sakura yang perlahan menghilang.
Saat Sakura benar-benar tak terlihat lagi, Sasuke membaringkan tubuhnya diranjang besar gadis itu, mungkin ia sudah boleh menginap lagi disini seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone (SasuSaku Version) *END*
FanfictionCinta pertama atau persahabatan yang telah lama?