Love is like war: easy to begin but very hard to stop.
Berulang-ulang kali Ino menghembuskan napas gusar. Dia menatap nanar pintu kayu jati yang berdiri kokoh didepannya. Sejak sepuluh menit lalu dia datang, nyalinya belum juga terkumpul untuk memberanikan diri mengetuk pintu tersebut. Hingga deru suara mobil membuatnya tersadar.
Sasuke turun dari mobil dan di ikuti oleh Sakura. Matanya menatap malas gadis didepan pintu rumah Sakura tersebut, namun tetap Sakura menyapanya meski dengan senyuman canggung.
Sasuke berdiri menyender pada mobilnya tak berniat untuk mendekati Ino. Karena untuk menganggapnya sebagai tamu pun Sasuke tak sudi lagi, mengingat apa yang telah diperbuat nyonya Yamanka pada Sakura.
Disaat orangtua Sakura maupun Sasuke sendiri berusaha sebisa mungkin untuk tidak pernah bermain tangan pada Sakura, tetapi nyonya Yamanka yang notabennya orang asing bagi Sakura justru dengan gampang melukai fisik gadis yang selama ini Sasuke jaga.
Ketiganya saling diam tanpa ada yang ingin memulai pembicaraan untuk memecahkan suasana suram yang tercipta. Hingga pada akhirnya Ino menyerah dan buka suara.
"Sasuke, aku hanya ingin memastikan keadaan Sakura." Cicit Ino.
Sasuke menatap Ino penuh amarah sementara Sakura menundukkan kepalanya dan menatap kerikil-kerikil yang ada dibawah kakinya. Keduanya masih enggan membuka suara.
"Tidak kusangka akan terjadi hal seperti itu___
"Pergi." Potong Sasuke.
Ino menggeleng "Aku tau aku salah karena belum juga memberitahu Mamaku, tapi___
"Jangan dekati aku atau Sakura lagi. Paham?" Suara Sasuke datar, namun kata-katanya mampu menghunus kerelung hati.
Ino membuang pandang kearah lain untuk mencegah air matanya turun.
"Karena kau, ah.. ralat, karena aku cukup bodoh memberikanmu kesempatan dengan kesepakatan bodoh itu, dan malah Sakura yang justru kena imbasnya. Jadi tolong, tolong pergi dari hadapanku."
Ino menahan napas sesak. Mulutnya gatal ingin mengucapkan sesuatu namun nyalinya kembali hilang begitu melihat mata Sasuke yang masih diliputi amarah.
"Pergi." Ucap Sasuke sekali lagi membuatnya air mata Ino lolos.
"CEPAT PERGI!" Teriak Sasuke membuat Ino maupun Sakura terkejut. Dengan langkah gemetar Ino pergi dari hadapan keduanya membawa hati yang sudah hancur tak berbentuk.
"Ayo pak berangkat." Perintah Ino pada sopir taksi yang sudah menunggunya dari tadi.
"Apa ada tempat yang ingin anda kunjungi lagi, nona?"
Ino tampak berfikir sebentar, "Tidak ada pak, kita langsung ke bandara saja." Sopir itu mengangguk paham dan langsung melajukan mobilnya.
Sepanjang perjalanan, Ino menatap kosong keluar jendela dengan air mata yang terus mengalir.
"Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal Sasuke." Batin Ino menangis.
Sementara disisi lain Sakura menatap kepergian Ino dengan rasa bersalah. Hatinya sangat sakit saat melihat senyum tulus yang Ino berikan kepadanya lewat balik jendela taksi sebelum membawanya pergi. Tadinya Sakura ingin mencegah Ino, namum lidahnya kelu dan dia juga bingung harus berbasa-basi apa pada gadis blonde itu.
"Cepat masuk Saki. Aku mau langsung pulang karena ada janji dengan Meokmul." Ucap Sasuke setelah taksi yang membawa Ino sudah berlalu pergi dari pekarangan rumah Sakura.
"Sasu.." Lirihnya.
"Hn?"
"Kalau kau marah pada Ino karena merasa bersalah atas kejadian di mall waktu itu, kau tidak perlu sampai seperti ini pada Ino. Dia tidak bersalah disini."
Sasuke mengernyitkan kening menatap Sakura bingung.
Sakura menghela napas panjang untuk melanjutkan ucapnya. "Dengarkan kata hatimu, Sasu. Mungkin bagiku dia adalah wanita ular, tapi tidak bagimu." Sakura menatap Sasuke penuh arti dan tersenyum tulus. "Aku yakin kau masih ada rasa padanya."
"Tidak." Jawab Sasuke cepat. "Setelah semua yang kami lalui, aku selalu memikirkan perasaan cintaku dan apa perasaanku untuknya itu adalah cinta. Aku sadar kalau ternyata aku tak sungguh mencintainya."
Sakura membulatkan matanya, menatap Sasuke tak percaya namun sedetik kemudian dia mencoba menguasai dirinya. "Sasu, entah mengapa aku merasa seperti orang jahat sekarang. Ak-aku seakan adalah orang yang membuat hubungan kalian putus. Aku merasa bersalah pada Ino."
Sasuke memutar bola matanya malas "Saki, kandasnya hubunganku dengan Ino tidak ada hubungannya denganmu jadi jauhkan pikiran bodoh mu itu. Aku dan Ino putus, ya karena kami bukan jodoh. Kupikir hubungan kami terlalu terburu-buru dan juga sepertinya hubungan kami tidak sehat."
Sakura tersenyum sumbang "Yak! Kau itu jomblo akut yang kesepian sebelum bertemu dengannya, tapi bicara tentang cinta seolah sudah pakarnya." Cibir Sakura.
Sasuke tersenyum kecil mendengar cibiran itu. "Meskipun begitu tapi aku tahu rasanya jatuh cinta. Yah, meskipun cintaku bertepuk sebelah tangan. Itu mengapa aku bisa melupakannya dengan cepat. Sudah puas dengan jawabannya? Kalau begitu cepat masuk sana." Perintah Sasuke, namun Sakura masih enggan beranjak dari tempatnya berdiri. Dia menatap Sasuke dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Apakah ini berarti kita bisa seperti dulu? Saat-saat hanya ada kita berdua?"
"Memang ada yang berubah dengan kita yang sekarang?"
Sakura mendengus kesal. Melihat bibir Sakura yang cemberut membuat senyuman terbit dibibir Sasuke "Ya. Terserah kau, lakukanlah sesukamu." Ucap Sasuke, kemudian membuka pintu mobilnya dan bersiap hendak masuk.
"Kalau begitu jangan pergi." Cicit Sakura yang berhasil menghentikan pergerakan Sasuke.
"Jangan tinggalkan aku." Sasuke menutup kembali pintu mobilnya.
"Aku__ Sakura menunduk tidak sanggup menatap mata kelam Sasuke yang menatapnya sangat dalam. Sakura meremas unjung dress nya sangking gugupnya hingga lupa apa tadi yang ingin dia katakan.
__aku takut." Cicitnya.
Bolehkah Sakura egois sekarang. Bolehkah dia senang jika Sasuke dan Ino putus. Tapi kenapa dia seperti jadi pemeran yang jahat disini.
Cup
Mata Sakura membulat seketika dengan apa yang dilakukan Sasuke padanya. Sebuah daging basah menyentuh bibirnya sangat lembut tanpa menuntut. Sasuke menciumnya.
Ini yang pertama untuk Sakura jadi dia bingung harus bagaimana. Ingin rasanya dia membalas ciuman itu, tapi dia tidak tahu caranya. Alhasil dia hanya diam menikmati saja.
#FLASHBACK OFF.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone (SasuSaku Version) *END*
FanficCinta pertama atau persahabatan yang telah lama?