Sepuluh

824 64 1
                                    

Mulai hari itu hubungan Sasuke dan Ino semakin dekat. Keduanya bahkan tidak canggung lagi menampakkan ketertarikan satu sama lain.

Sasuke nyaman dengan Ino, sebuah hal yang sangat mengejutkan karena Sasuke bukan tipikal orang yang mudah bergaul. Bahkan Sasuke menyadari kedekatan mereka.

Sementara Ino tak percaya kalau dia bisa sedekat ini dengan Sasuke. Karena dulu saat dia baru masuk dirumah sakit ini, setiap dia bertanya pada suster atau dokter yang sudah lama disini tentang bagaimana seorang Uchiha Sasuke, mereka semua bilang jika Sasuke itu sangat susah didekati dan dingin.

Sedangkan disisi lain, Sakura semakin merasa tersisih dengan kehadiran Ino ditengah-tengah mereka.

Sasuke menjadi lebih sibuk, jarang datang lagi ke rumahnya, pesan dan teleponnya sering diabaikan, dan selalu menolak jika Sakura ajak jalan.

***

"Sakura!" Teriak Temari, sepupu Sakura.

"Berisik!" Kesal Sakura.

"Kau kenapa sih kusut terus itu muka, lagi PMS?"

"Kepo." Kesalnya lalu pergi keluar kamar. Dia melangkahkan kakinya menuju kamar tamu dilantai bawah.

"Kau jadi pulang besok?" Tanya Sakura melihat Gaara yang sedang mengemasi bajunya.

Gaara adalah adik tiri Temari. Ayah Temari dan ibu Gaara menikah sekitar enam bulan lalu, namun saat pernikahan itu Gaara tidak datang karena pekerjaannya di New York tidak bisa ditinggalkan.

Gaara melirik Sakura sebentar yang berdiri dibelakangnya lalu mengangguk.

"Hmm.. Rumah sepi lagi dong." Sakura menghempaskan tubuhnya keatas ranjang.

Gaara yang melihat muka Sakura tertekuk kusut, tersenyum menghampirinya. Dia ikut berbaring disamping Sakura yang menatap lurus langit-langit kamar.

"Kan ada Sasuke."

Sakura tersenyum miring mendengar saran yang seperti sindiran tersebut.

"Tapi sayangnya Sasuke lagi asik sama teman barunya."

Gaara menatapnya bingung. Dari nada suara Sakura terdengar sangat menggambarkan kesedihan. Diaa menyadari bahwa sepupunya ini sedang patah hati.

"Kau cemburu?"

"Hah? Apaan sih! Ya enggak lah, aku hanya kesal saja sama Sasuke. Punya kawan baru, kawan lama dilupakan. Huh! Kawan macam apa itu, tidak ingat apa dulu susahnya sama siapa." Elak Sakura.

Gaara terkekeh mendengar gerutuan Sakura yang tanpa sadar mengeluarkan semua unek-unek nya.

"Kau suka tidak sama Sasuke?" Tanyanya spontan.

Sakura tertegun dengan pertanyaan itu, dia menatap Gaara ingin protes namun dia urungkan niatnya saat melihat mata Gaara yang menatapnya lembut penuh keteduhan.

Sakura kembali menatap lurus ke atas, senyuman getir terbit di bibirnya.

"Bodoh jika ada wanita yang bisa menolak pesona Sasuke." Rintih Sakura.

"Sakura." Panggilnya lembut. Sakura menoleh menatapnya.

"Ada satu cara untuk mengubah teman menjadi kekasih. Salah satu dari mereka harus berani maju satu langkah. Dan satu langkah itu akan mengubah segalanya."

Sakura terus menatap mata Gaara tanpa berkedip sedikitpun seolah terhipnotis dengan kata-kata pria itu.

"Kau bilang kemarin Sasuke marah padamu karena mengira aku adalah kekasihmu, itu artinya dia cemburu. Dan kau marah saat Sasuke dekat dengan wanita lain berarti kau juga cemburu. Kalian sama-sama suka tapi juga sama-sama saling menunggu." Jelas Gaara.

Sakura menghela napasnya berat. Dia bangkit dan duduk dibibir ranjang.

"Lebih baik kau jujur sebelum semuanya terlambat, sebelum Sasuke kepincut sama yang lain."

Sakura tersenyum simpul mendengar saran Gaara, kemudian dia berlalu pergi kembalikekamarnya.

FriendZone (SasuSaku Version) *END*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang