Tujuh belas

868 86 1
                                    

Suara bel terdengar nyaring ke penjuru ruangan seolah ada tamu yang tak sabaran hendak masuk kerumah.

"Sasuke." Mebuki mengatur napasnya karena lelah berlari dari dapur menuju pintu utama untuk membukakan pintu.

Sasuke tersenyum kecil. Belakangan ini setiap pulang dari rumah sakit, ia pulang kerumah Sakura terlebih dahulu sebelum kerumahnya  sendiri.

"Ma, Saki udah pulang?" Tanyanya selagi berjalan menuju ruang keluarga.

Mebuki tersenyum hangat menatap Sasuke "Untung hari ini kamu datangnya agak cepat, Saki masih ada dikamar nya tuh."

Senyuman tercetak lebar dibibir Sasuke "Serius mah?"

Mebuki mengangguk semangat. Dia tahu jika kedua sejoli itu sedang dalam masalah, pasalnya putrinya juga selalu uring-uringan tak jelas.

"Ma, Saki berangkat sekarang." Sebuah suara terdengar dari arah tangga atas membuat Mebuki dan Sasuke menoleh.

Sakura terus berjalan menuruni tangga tapi fokusnya pada ransel yang sedang dia bawa untuk memeriksa isinya, apakah sudah lengkap atau belum.

Dia masih tidak menyadari keberadaan Sasuke dan terus berjalan    hendak mencari Mebuki  hingga akhirnya langkahnya terhenti bersamaan dengan pandangannya beradu dengan Sasuke.

"Hmm." Sakura memutus pandangan mereka.

"Ma, aku berangkat."

"Kamu nginap tempat Temari lagi?"

Sakura mengangguk, "Temari udah dijalan, bentar lagi paling nyampe."

"Tapi Sasuke mau ngomong bentar sama kamu sayang. Kasihan tau, Sasuke setiap hari datang tapi kamu gak pernah ada dirumah."

Sakura melihat Sasuke sekilas "Aku berangkat." Pamit Sakura mencium pipi Mebuki lalu pergi melewati Sasuke begitu saja.

"Mmm.. Sasu itu Saki, maaf ya.." Ucap Mebuki tak enak.

Sasuke tersenyum getir "Gak papa Ma." Matanya terus memandang nanar punggung Sakura yang makin menjauh.

"Ma.. Sasuke keterlaluan banget ya sampai bisa buat Sakura nangis?"

Mebuki yang melihat mata Sasuke mulai berkaca-kaca segera membawanya kedalam pelukan hangatnya.

"Memang sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Mebuki lembut.

"Sasuke keterlaluan Ma, Sasu udah bikin Saki malu ditempat umum."

Ya, perdebatan mereka beberapa waktu lalu membuat mereka jadi pusat perhatian pengunjung yang datang ke kafe saat itu. Dan semua perkataan Ino maupun Sasuke tentang Sakura didengar semua orang yang membuat mereka berbisik-bisik menatap aneh pada Sakura.

Sakura merasa sakit tatkala melihat tatapan semua orang seolah mengejek dan berbisik hal negatif tentang dirinya.

***

Tiga hari sejak pertemuan Sakura dan  Sasuke dirumah hari itu membuat Sakura tak lagi pulang kerumahnya takut-takut bertemu Sasuke lagi.

"Sakura kau tak pulang?" Tanya Temari yang baru keluar dari kamar mandi.

Sakura menggeleng tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya. Hari ini hari minggu, jadi dia hanya malas-malasan sambil nonton drakor.

"Bukankah hari ini Mongsuk ulang tahun? Kau tidak merayakannya?"

Sakura diam seketika sambil mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba mengingat sesuatu dan sedetik kemudian dia berteriak heboh.

"Astaga! Bagaimana bisa aku lupa?!" Sakura segera mematikan laptopnya dan meraih handuk lalu lari ke kamar mandi.

Lima menit kemudian dia keluar dengan hanya menggunakan handuk berlari menuju ranselnya untuk mengambil sepasang pakaian dan kembali masuk ke kamar mandi.

"Yak kau mandi atau hanya cuci muka?!" Teriak Temari namun tidak digubrisnya.

Setelah berpakaian lengkap Sakura berlari menuju meja rias dan berdandan ala kadarnya. Sakura mengerutkan keningnya merasakan ada sesuatu yang kurang.

"Astaga kue ulang tahunnya belum ada?!"

"Yasudah ayo kita beli dulu ke toko kue."

Sakura menggeleng cepat."Mongsuk tidak suka kue manapun kalau bukan Sasuke yang membuatnya. Aku akan meneleponnya untuk menyuruhnya membuatkan Mongsuk kue."

Tapi saat Sakura hendak menekan tombol panggil, jari-jarinya beku seketika. Dia teringat dengan kejadian di kafe saat itu dan juga dengan perkataan Ini yang mengatakan dirinya selalu bergantung pada Sasuke.

Sakura menatap kontak Sasuke yang tertera dilayar handphonenya dengan perasaan sesak.

Sakura tak munafik, dia sangat merindukan Sasuke. Rindu mendengar suaranya, rindu melihat senyumnya, rindu saat-saat bersama dengannya.

Sakura menghela napasnya berat dan menekan tombol kembali dari aplikasi. Namun sialnya jarinya malah terpeleset tak sengaja malah menekan tombol panggil.

Sadar akan apa yang dilakukan, Sakura segera memutuskan panggilannya saat panggilan tersebut tersambung.

"Astaga gimana ini?" Panik Sakura saat nomor yang tadi dia panggil malah menelepon balik.Namun akhirnya Sakura memilih mengangkat panggilan itu.

"Halo?" Panggil Sasuke.

"Halo?" Ulangnya lagi karena Sakura tak kunjung menjawab.

"Saki?"

Sakura hanya diam mendengarkan orang diseberang sana yang terus memanggilnya. Ada getaran hebat yang aneh dalam dadanya, mungkin jika hatinya sejenis bom waktu pasti saat ini sudah meledak.

Mulutnya ingin teriak tapi ditahannya. Airmata nya tak mampu lagi Sakura bendung sangking bahagianya dapat mendengar kembali suara yang selama ini dia rindukan.

"Halo, Saki?" Sasuke kembali memanggil namanya dengan lembut.

"Halo." Jawabnya dengan suara tercekat.

"Ada apa, Saki?"

"Mmm.. Gak ada kok Sas.. Tadi gak sengaja kepencet. Sorry.."

"Ok, tak masalah."

Sakura segera memutuskan panggilan mereka dan memeluk handphonenya berusaha menetralkan kembali detak jantungnya.

Sejujurnya dia masih ingin lebih lama lagi mengobrol dengan Sasuke untuk mengobati rasa rindunya, tapi bodohnya dia malah menekan tombol berwarna merah. Rasanya Sakura ingin menangis, tapi alasannya apa dia tak tau.

FriendZone (SasuSaku Version) *END*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang