Dengan semangat Sakura melajukan mobilnya, dia seperti mendapat pencerahan setelah mendengar kata-kata Gaara semalam.
Hari ini dia memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Sasuke, tak peduli jika nanti sahabatnya itu menolak atau tidak yang penting dia sudah mengungkapkannya.
Mobil Sakura terparkir sempurna dihalaman rumah Sasuke. Dia segera keluar mobil dan masuk kedalam rumah itu.
Sakura mengakat sebelah alisnya melihat rumah yang tampak sepi, Berulang-ulang dia memanggil Sasuke tapi yang datang justru asisten rumah tangganya.
"Bi, pada kemana ya kok sepi?" Tanya Sakura pada asisten rumah tangga Uchiha.
"Oh, mereka semua makan malam diluar nona Saki."
Sakura mengangguk paham. Dia segera kembali menuju mobilnya dan memutar arah menuju tempat yang sangat diyakininya mereka ada disana.
Jika keluarga Uchiha sedang makan diluar maka salah satu restoran masakan Indonesia menjadi tujuan mereka yang sudah dia hapal lokasinya. Mereka sekeluarga memang sangat menyukai makanan khas negara itu. Dia juga sering ikut bersama mereka.
Tak butuh waktu lama bagi Sakura untuk ke restoran ini. Selain karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, semangatnya untuk bertemu Sasuke juga sangat menggebu.
"Nona Sakura." Sapa pemilik restoran tersebut yang tidak asing lagi dengan Sakura.
"Apakah keluarga Uchiha ada disini?"
"Ya, mereka ada di tempat biasa."
Sakura mengangguk dan pergi ke tempat yang dimaksud. Saking seringnya mereka kesini sampai-sampai pihak restoran membuat tempat khusus untuk keluarga Uchiha.
Saat Sakura datang, semua mata tertuju kearahnya. Mereka semua terkejut, begitu juga Sakura. Dia terkejut karena bukan hanya keluarga Uchiha yang ada disana.
Sakura menggaruk tengkuknya dan tersenyum kikuk.
"Saki kamu disini?" Sapa Mikoto.
"Hm.. iya Mi, tadi mau makan disini, Mama lagi tidak masak soalnya. Hehehe.." Sakura tertawa garing.
"Yasudah gabung dengan kita saja sini." Ajak Mikoto memberikan satu kursi kosong disampingnya. Dengan canggung Sakura pun duduk.
"Dia Sakura, temennya Sasuke dari kecil." Ucap Mikoto pada nyonya Yamanka yang menatapnya seolah meminta penjelasan.
Nyonya Yamanka mengangguk lega setelah mendengar penjelasan Mikoto.
Kemudian semua orang hanyut pada obrolan kecil sambil menikmati makanan yang terhidang diatas meja.
"Sasuu.." Panggil Sakura pelan seperti bisikan.
Sasuke mengernyitkan dahinya seolah berkata, apa?
"Nanti pulang dari sini aku mau ngomong sesuatu."
Sasuke mengangguk kecil, melihat itu Sakura tersenyum dan kembali melanjutkan makannya dengan semangat.
"Ehem!" Intrupsi Fugaku setelah mereka semua selesai makan. Sontak semua mata menuju kearahnya.
"Jadi begini, kami memang mempunyai tujuan dalam mengundang keluarga Yamanka makan malam bersama keluarga kami malam ini. Dan hal ini juga sudah saya bicarakan dengan tuan Yamanka sendiri sebelumnya. Yang mana putraku Uchiha Sasuke ingin melamar putri kalian Yamanka Ino."
Semua orang tersenyum bahagia mendengar ini, hanya Ino dan Sakura yang terkejut karena memang hanya mereka berdua yang tidak tahu dengan rencana ini.
Namun bedanya, jika Ino terkejut bahagia, Sakura terkejut kecewa.
"Masa mau melamar anak gadis orang malah nyuruh Papinya sih?" Goda nyonya Yamanka.
Sasuke tersenyum malu.
"Jangankan untuk melamar, ketemu Ino aja gemetaran keringat dingin." Kompor Mikoto.
Ino ikut tersipu malu.
"Jadi bagaimana? Apakah kalian menerima lamaran pria cupu ini" Tanya Fugaku memastikan, keluarga Yamanka tertawa mendengarnya.
Ino menatap kedua orang tuanya meminta saran, tapi keduanya mengangguk seolah menyerahkan pilihan sepenuhnya ketangannya.
"Tapi kita baru saja saling mengenal, apa ini tidak terlalu cepat?"
"Cinta bisa datang karena terbiasa Sayang, lagian kalau kamu belum mau menikah, kalian bisa tunangan dulu. Sasuke hanya ingin menandai bahwa kamu itu sudah menjadi miliknya, Sasuke takut kamu direbut orang nanti." Canda Mikoto membuat semua orang tertawa tak terkecuali Sakura, dia tertawa getir.
"Baiklah." Ucap Ino.
"Baiklah apa?!" Jawab Sasuke cepat.
"Eh, Sasu jangan ngegas gitu dong." Tegur Mikoto membuat keduanya tersipu.
Setelah Ino menerima lamaran Sasuke, ia segera menyematkan cicin dijari lentik Ino yang sudah ia persiapkan sebelumnya dan mengakhirinya dengan mengecup singkat bibir Ino.
Semua orang bertepuk tangan serta besorak bahagia.
"Ciee...e" Suara perlahan semakin pelan saat tak sengaja melihat Sakura menghapus airmatanya.
***
Saat acara selesai mereka semua keluar restoran dan masuk ke mobil masing-masing.
"Saki, ayo pulang bareng kita."
"Enggak Pi, Saki bawa mobil sendiri."
"Yasudah Sasuke pulang denganmu saja, ini udah malam tidak baik anak gadis nyetir sendirian."
Sakura tersenyum tipis dan segera masuk kedalam mobilnya diikuti oleh Sasuke.
Selama dalam perjalanan, mereka berdua diselimuti oleh kabut keheningan.
Sasuke sibuk menyetir dan fokus pada jalanan didepannya sementara Sakura sedari tadi menatap nanar keluar jendela.
"Ehem.." Sasuke mencoba memecah keheningan namun Sakura tak merespon sama sekali.
"Saki!"
"Hem.. Apa?" Ucapnya kaget.
"Tadi kau bilang mau ngomong sesuatu?"
Sakura mencerna pertanyaan Sasuke. Dan selanjutnya senyuman getir terbit dibibirnya.
"Enggak jadi.." Ucapnya lirih dan kembali menatap jendela yang terkena percikan air karena diluar turun hujan.
Sasuke menghela napasnya berat, "Bilang aja sih."
Sakura meneguk liurnya kasar dan berbalik menatap wajah Sasuke lembut sambil berusaha tersenyum.
"Selamat ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone (SasuSaku Version) *END*
FanficCinta pertama atau persahabatan yang telah lama?