"Mami, tolong ambilin baju Saki dong." Teriaknya dari kamar mandi.
"Iya bentar."
"Ino tolong kamu ya yang ambilkan baju Sakura."
"Dimana Tante?"
"Kamarnya Sasuke."
Sebelah alis Ino terangkat sebelah tanda bingung, namun dia tak mau protes dan lebih baik menurut.
-Tok-tok- Ino mengetuk pintu kamar Sasuke, namun tak kunjung dibukakan. Akhirnya Ino membukanya sendiri dan memeriksa, ternyata kamar itu kosong. Terdengar suara gemercik air dari balik pintu yang diyakini Ino adalah kamar mandi, berarti Sasuke belum selesai mandi.
Ino pun masuk dan melihat suasana kamar tunangannya itu. Tiba-tiba saya rasa sesak menyerang hatinya. Begitu banyak foto yang terpajang dikamar ini namun tidak ada satu fotopun dirinya atau pun pemilik kamar ini. Yang ada hanya foto transformasi seorang gadis, dari gadis itu kecil hingga gadis itu dewasa.
"Sayang kamu ngapain?" Tanya Sasuke yang baru keluar dari kamar mandi.
Ino memutar badannya melihat Sasuke yang sudah berdiri dibelakangnya hanya dengan menggunakan handuk putih selutut yang terlilit dipinggangnya. Segera Ino membuang pandang kearah lain untuk menutupi kegugupannya.
"Tante Miko menyuruhku menagmbil baju Sakura."
"Oh, itu bajunya Saki ada dilemari yang ujung." Tunjuk Sasuke.
Ino segera menghampiri lemari itu dan membukanya. Lagi-lagi hatinya terasa teriris, bagaimana tidak, isi dari lemari ini adalah pakaian wanita semua dan diyakininya pasti semua ini adalah milik Sakura.
"Mm.. Yang disini baju Sakura semua ya?" Tanya Ino pelan.
"Iya, itu lemari khusus untuk baju-bajunya." Jawab Sasuke jujur tanpa melihat Ino karena ia tengah sibuk mencari baju dilemarinya sendiri.
"Banyak sekali, memang Sakura sering menginap disini."
"Tidak juga sih, soalnya kadang aku yang menginap dirumahnya. Ya gantian gitu."
"Tidur dikamar ini juga?" Suara Ino sedikit bergetar.
Sasuke mengangguk. Ino menghela napasnya berat.
"Saki itu penakut sama hal-hal mistis jadi dia paling gak bisa tidur sendiri. Pernah waktu itu dia nginap disini tapi aku lembur jadi dia tidur sendirian. Tiba-tiba mati lampu dia teriak-teriak dan minta tidur sama Papi dan Mami, dan jadinlah mereka tidur bertiga. Itu anak memang tidak malu sama sekali dengan umurnya." Ino ikut tertawa hambar melihat kekehan Sasuke.
Selalu begitu setiap harinya, setiap kali mereka berdua bercerita tentang diri masing-masing agar mengenal lebih jauh, Sasuke selalu menceritakan sahabatnya itu. Dari kejadian yang terjadi saat Sakura masih anak-anak sampai dengan Sakura yang sudah tumbuh dewasa, satu kejadian pun tak pernah hilang diingatan Sasuke.
Meskipun yang Sasuke ceritakan adalah kebodohan, kekonyolan, kegilaan, dan hal lainnya tentang kekurangan sahabatnya itu tetap saja Ino tak suka. Sasuke sangat tau banyak tentang Sakura dan itu yang membuat Ino sakit hati.
Ino tersenyum miris, "Aku kira ini emang kamar Sakura, soalnya semuanya foto-foto dia."
Sasuke tertawa "Iya juga sih ya, semua ini foto dia. Aku tidak sadar lho."
"Iya satupun foto kamu gak ada."
"Apa lagi foto aku." Lanjutnya dalam hati.
"Soalnya kalau kami jalan-jalan aku yang selalu jadi tukang foto Sakura, jadi tidak pernah ingat untuk memmotret diri sendiri."
Ino mengangguk kecil "Iya kamu selalu lupa sama diri sendiri dan sekelilingmu kalau udah bersangkutan soal Sakura." Gumamnya dalam hati.
Ino mengambil sepasang baju kaos dan jeans lalu menutup pelan lemari itu.
Tanpa berkata, Ino melangkah melewati Sasuke dan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone (SasuSaku Version) *END*
FanfictionCinta pertama atau persahabatan yang telah lama?