Almost, almost is never enough
We were so close to being in love
If I would have known that you wanted me, the way I wanted you, babe
Then maybe we wouldn't two worlds apart
But right here in each others arms
And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough.'Jrengg~ Sakura mengakhiri lagunya. Tak lama dari itu terdengar suara tepuk tangan. Sasuke tersenyum mengapresiasi melodi yang Sakura ciptakan.
Jantung Sakura lagi-lagi dibuat berpacu oleh senyuman Sasuke.
"Sasu.. Jangan diliatin gitu, aku malu" Rengeknya menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
Sasuke terkekeh geli, dengan cepat ia menarik lengan Sakura yang duduk didepannya dan mendekapnya.
"Aku kemana aja ya sampe gak tau kalo suaramu ternyata bagus."
"Kau nya aja yang emang gak pernah tau dan gak mau tau tentang aku." Batinnya.
-Ceklekk- Ino terkejut luar biasa dengan pemandangan yang tersuguh dihadapannya saat ini. Jangan tanya bagaimana perasaannya? Mungkin sudah hancur tak berbentuk lagi.
"Sas, kamu bilang kamu sakit sampai gak bisa kerja. Aku jauh-jauh datang kesini, aku panik,aku khawatir, tapi ternyata apa? kamu malah asik mesra-mesraan! Aku nyesel tau gak sih dateng kesini!" Ucap Ino penuh kekecewaan. Dia menatap sendu pada Sasuke lalu perlahan melangkah mundur.
Buru-buru Sasuke melepaskan dekapannya pada Sakura dan berjalan mendekati Ino.
"Mesra apaan sih? Kamu salah paham. Jangan mikir yang aneh-aneh deh. Kamu tau kan aku sama Sakura itu gimana? Lagian aku emang lagi gak enak badan."
Ino menghempaskan tangan Sasuke yang mencekal lengannya.
"Sas please deh, kalian itu udah dewasa. Kelakuan kalian itu udah gak senonoh!"
"Astaga, kamu mikir apaan sih?"
"Kamu yang apaan! Sas, coba kamu bayangin gimana rasanya liat aku pelukan sama cowok lain, aku jalan berdua sama cowok lain, bahkan aku telepon didepan muka kamu sendiri dengan cowok lain, gimana perasaan kamu?!"
Sasuke menghela nafasnya dalam "Ok, kalau itu yang jadi sumber masalahnya aku minta maaf, kita bisa bicarakan ini dengan kepala dingin, jangan pake emosi. Lagian aku sama Sakura cuma temenan."
"Cuma teman?" Ino mendecih "Emang ada teman yang tidur seranjang berdua?!"
"Ya karena itu udah kebiasaan dari kecil. Lagian cuma tidur gak lebih, ada bantal pembatasannya juga kok."
"Terus ini semua apa!? aku tunangan kamu Sas, bukan cuma pacar. Tapi satu pun gak ada foto aku yang terpajang, semuanya foto Sakura. Aku bisa ngerti kalo ini foto udah ada sebelum kita kenal, tapi sekarang udah ada aku Sas, seharusnya kamu hargai aku."
"Sayang___
"Aku gak suka Sasuke!" Sentak Ino.
"Kamu kenapa sih?" Emosi Sasuke mulai tersulut. Ini bukan Ino yang ia kenal.
"Aku kenapa? Seharusnya kamu yang kenapa?"
"Ino tolong ya, aku gak suka masalah kecil dibesar-besarkan. Ini bisa kita bahas baik-baik."
"Aku kurang baik apanya coba. Selama ini aku selalu diam tapi apa, kamu yang gak pernah peka!"
"Sakura cuma teman aku, gak lebih!" Bentak Sasuke yang tak tertahankan lagi.
Cuma teman, gak lebih!
Sakura tidak tau harus bagaimana lagi mengekspresikan perasaannya saat ini. Suara itu terus berdengung ditelinga namun sulit diterima oleh otak dan tidak bisa dicerna oleh hatinya.
Ok, pertahanannya lagi-lagi kalah. Kembali Sakura menangis dalam diam.
"Harusnya aku tau diri, gak seharusnya aku berharap lebih."
"Dua puluh lima tahun dan gak lebih dari teman? Hahaha.. Bahkan sebagai sahabat pun aku tidak masuk nominasi." Batin Sakura tertawa miris.
"Ino, aku udah jelasin beberapa kali ke kamu. Aku gak pernah punya pacar sebelumnya. Satu-satunya wanita yang Deket sama aku selalu Mami cuma Sakura. Jadi kumohon, meskipun aku udah punya kamu aku ga bisa lupain Sakura gitu aja. Aku udah bilang, aku bukan laki-laki yang bisa ngerti isi hati orang, jadi kalau kamu ngerasa ada yang kurang pas tinggal kasih tau aku biar aku bisa belajar memperbaiki. Tapi dengan cara yang baik-baik bukan pake emosi kaya gini."
"Maaf." Lirih Ino.
Sasuke menghela napasnya berat. Ia menarik dagu Ino agar menatapnya. "Kita bukan anak ABG yang kalo punya masalah harus marah-marah. Kamu tunangan ku, dan perlu kamu ingat kamu itu wanita yang statusnya paling tinggi kedua setelah bunda. Aku gak mau cuma karena hal sepele nanti membuat kita menyesal."
Sasuke menarik Ino dalam pelukan hangatnya. "Maaf.." Lirih Ino sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone (SasuSaku Version) *END*
FanficCinta pertama atau persahabatan yang telah lama?